Mendengar suara Dome dan si pria membuat Ben, Earth dan Pavel mengikuti si ibu hamil ke depan pintu.
"Siapa Dome?" Tanya Earth.
Namun..
Brakkk !!!!!
Dome seketika menutup pintu kasar sambil mengatur nafasnya yang memburu menahan marah.
Dokk dokk dokk
"Dome, buka pintunya kumohon !! Kita perlu bicara !!" Teriak si pria dari luar rumah.
Earth mengernyit. Merasa familiar dengan suara teriakan dari luar. "Dome, itu..."
Dome mengangguk.
"Bukakan saja, Dome. Selesaikan urusan kalian biar dia pergi setelahnya." Usul Earth.
"Tapi aku.."
"Masih mencintainya?" Potong Earth.
"Cinta your ass !!" Mulut Dome memang terlanjur rusak sepertinya.
Pavel dan Ben hanya diam dan saling pandang mendengar obrolan Dome dan Earth. Merasa bukan urusan mereka.
Dokk dokk dokk
"Dome, please.. buka pintunya. Kita..."
Cklekk
Dome mendengus kesal sambil membuka pintu. Menatap nyalang sosok tinggi di hadapannya yang tersenyum lebar permintaannya terpenuhi.
"Masuk. Kita bicara di dalam." Ajak Dome dingin.
Pavel dan Ben menatap selidik pada sosok yang mengikuti Dome masuk ke ruang tamu. Wajah dengan rahang tegas dan hidung mancung itu pernah mereka lihat wara-wiri di televisi.
"Dome, dia.." si pria menatap Pavel. "Jadi berita itu benar?"
"Hm. Dia Pavel, suamiku." Jelas Dome pada si pria.
"Dan Pav, mungkin kau sudah kenal dia. Dia Joss. Rekan kerjaku."
Ada delikan tak suka dari netra Joss ketika Dome menyebutnya sebagai rekan kerja.
"Tapi Dome, dia hanya bocah ingusan. Tak pantas menjadi suamimu." Sanggah Joss dengan posisi masih berdiri.
Dome tersenyum mengejek. Mendekat pada Pavel dan menyender manja pada dada suaminya. Membuat Pavel kaget. "Masa bodoh. Yang penting suamiku bukan tukang selingkuh yang hobi gonta-ganti pasangan."
"Aku juga bisa setia padamu, Dome. Kau anggap apa kedekatan kita selama ini?" Nada yang digunakan Joss makin mengeras.
"Apa katamu? Setia? Talk to my hand, bastard !!" Dome berbalik menghadap Pavel. Mengalungkan lengannya pada leher sang suami lalu mengecup bibirnya singkat. Pavel? Kaget tapi menikmati. Kapan lagi bisa dicium duluan oleh Dome.
"Aku sudah bahagia dengan suami dan calon anakku. Kau bisa pergi sekarang, Joss. Mau diantar keluar? Atau keluar sendiri? Tahu letak pintu keluarnya kan?" Dome berkata pada Joss.
Joss mengerang kesal. Menatap keempat orang disana dengan tatapan tajam yang menusuk. "Aku pergi. Tapi ingatlah, Dome kau akan berakhir denganku suatu saat nanti."
Dome hanya tersenyum simpul menatap kepergian Joss. "Tetaplah bermimpi, brengsek."
....
"Malam semuanya..." Joong masuk dengan semangat menyusul sang kakak dan sang kakak ipar di ruang makan.
Pavel dan Dome sedang makan malam setelah memesan makanan online keinginan Dome. Si ibu hamil ingin makan kepiting asam manis, katanya.
Kalau Ben dan Earth, sudah pulang tak lama setelah Joss pergi tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
0,01 % (PavelDome)
Fanfiction"Hasilnya positif." "Tapi aku sudah mengetesnya puluhan kali dan hasilnya negatif." "Alat tes semacam itu memang mempunyai tingkat keakuratan sampai 99,9 %, tapi jangan lupa masih ada kemungkinan lain sebesar 0,01 %." "Jadi..."