08. The Perfect Pair

2.3K 356 38
                                    

"Ambil lagi, Mark, kau harus makan yang banyak," ucap ibu Lee sambil menambahkan beberapa potong ayam pada piring Mark. Hari ini Mark berkunjung ke kediaman keluarga Lee dalam rangka belajar bersama Donghyuk. Berbeda dengan Donghyuk yang biasanya selalu membanggakan Mark di setiap kesempatan, saat mereka bersama seperti ini ia malah cenderung lebih suka menggoda Mark. Mungkin karena bocah itu mudah sekali panik dan reaksinya memang sangat menghibur.

"Kau dengar itu, jangan hanya makan semangka, lihat badanmu sangat kurus tidak berotot, tidak menarik sama sekali," celoteh Donghyuk.

"Eeeeehh? Ini pertama kalinya aku mendengar itu. Kemarin-kemarin aku selalu mendengar 'Mark sangat tampan', 'Mark lupa membawa baju olahraganya hari ini, reaksinya sangat lucu', 'Mar--"

"NUNA!! Kau tau berbohong itu tidak baik," gerutu Donghyuk yang terlihat tengah berusaha menenangkan diri. Ia harus membalik keadaan agar Mark percaya bahwa orang yang berbohong adalah Soonkyu, bukan dirinya.

"Whoopsie! Kau benar, berbohong itu tidak baik, kan?" Soonkyu menyerang balik dengan senyum licik di wajahnya. Donghyuk hanya menelan ludahnya, benar kata Ten, mereka terlalu awal satu abad jika ingin mengalahkan Soonkyu sekarang. Ia melirik Ten untuk meminta bantuan namun saat mata mereka bertemu pandang, Ten segera membuang muka sambil menahan tawa. Donghyuk hanya mendengus kesal sambil menyusun rencana balas dendam dalam hati.

"Uh, ayamnya sangat enak," ucap Mark kikuk. Ia hanya ingin mengalihkan perdebatan antara kakak beradik di sampingnya. Satu hal yang menarik bagi Mark adalah di saat Donghyuk dan Soonkyu berdebat, anggota keluarga yang lain malah terlihat sangat terhibur dan tidak ada yang berniat menghentikan mereka.

"Aku sudah selesai," ucap Ten yang kemudian bangkit dari tempat duduknya sambil membawa piring dan gelas kotornya ke dapur.

"Kau sudah selesai?" tanya sang ibu yang mendapati anaknya makan lebih cepat dari biasanya.

"Ada tugas yang harus segera aku selesaikan."

"Ah baiklah, ibu akan mengantarkan cemilan ke kamarmu nanti."

"As expected our mom is the best!!" balas Ten manja sambil membentuk hati dengan kedua lengannya sebelum kemudian naik ke lantai tiga menuju kamarnya.

Sesampainya di kamar ia segera mengecek ponselnya. Hanya ada pesan masuk dari group chatnya bersama Doyoung dan Kun. Tidak ada pesan masuk dari Jaehyun walaupun ini hari libur. Ia pasti tengah menghabiskan waktu bersama Dongsuk. Aish! That Dongsuk girl. Entah mengapa setiap kali melihat Dongsuk Ten bisa merasakan aura yang membuatnya kesal, sama dengan setiap kali ia menghadapi Donghyuk. Mereka memiliki aura menyebalkan yang sama persis. Ia tidak habis pikir bagaimana bisa Jaehyun tertarik dengan makhluk sepertinya.

"Prince Jaehyun is too precious," Ten hanya bisa menghela nafas sebelum kemudian duduk di samping kaki ranjangnya sambil menarik meja pendek untuk laptopnya. Sambil menunggu laptopnya menyala ia membaca isi percakapan Kun dan Doyoung. Mereka berbicara mengenai liburan musim panas ke Jeju dan Kun tidak bisa ikut serta karena harus pulang ke Cina bersama keluarganya. Setelah membalas percakapan kedua sahabatnya dan mengobrol kesana-kemari, Ten berusaha kembali fokus pada tugasnya. Tugas kali ini terlalu banyak dan cukup memberatkan Ten. Rasanya malas sekali mengerjakan ini semua sendiri, dosennya benar-benar kejam. Setelah memotret setumpuk buku dan laptop di atas meja kecilnya, Ten sedikit mengedit foto tersebut dan mempostingnya di Instagram. Saat ia melirik jam sepertinya ia sudah menghabiskan waktu terlalu lama untuk mengedit fotonya. Sebenarnya itu hanya pengalihan karena ia terlalu malas memulai tugasnya. Sigh. Sebaiknya ia segera mulai menyelesaikan tugasnya.

Setelah beberapa jam berlalu Ten bisa merasakan kepalanya terasa lebih berat, lehernya pegal, dan punggungnya sakit. Dua potong cake yang diantar ibunya juga tidak tersentuh karena ia terlalu berkonsentrasi pada tugasnya. Ia harus berpikir keras menyelesaikan tugas ini dan suara berisik dari kamar Donghyuk yang terletak di sebelah kamarnya semakin memperburuk keadaan. Tinggal sedikit lagi dan tugasnya akan selesai namun rasanya Ten sudah tidak mampu melanjutkan. Otaknya terasa buntu karena lelah berpikir.

Play Pretend || JohnTen Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang