09. The First (fake)Date

2.1K 336 76
                                    

And then suddenly,
you meet that one person that
makes you forget about yesterday,
and dream about tomorrow.

- Unknown

***

Ten melirik Youngho heran saat mobil yang mereka kendarai berhenti di dekat bangunan yang sangat familiar baginya.

"Jangan bilang kau ingin mengajakku minum di siang hari," cemooh Ten membayangkan ia harus menghabiskan kencan pertamanya di bar.

"Hm?" Youngho terhenyak sejenak sebelum kemudian tertawa setelah paham maksud ucapan Ten,"Siapa bilang aku akan mengajakmu ke LeBlanc? Kita akan makan siang di L'Arpège."

"Eh?! Bukankah itu makan siang yang cukup mahal untuk kencan palsu? And remember that you are the one who is paying."

Youngho yang tengah melepas sabuk pengamannya seketika kembali terkekeh mendengar ucapan gusar Ten. Ia memiringkan tubuhnya menghadap Ten dan meraih sebelah tangannya.

"So, boyfriend, what should I do then? You want us to go grab some fast food for our first date? Or just go to tteokboki stall? I don't mind, you choose."

Mendengar pilihan yang diajukan Youngho membuat Ten kehilangan minatnya. Sebenarnya ia juga ingin pergi berkencan di restoran mewah seperti L'Arpège tapi ini hanya kencan palsu rasanya sedikit sayang. But he ain't the one paying so maybe that's fine. Meh, whatever.

"Ayo kita turun," lirih Ten yang akhirnya memutuskan untuk menyetujui kemauan Youngho.

"Tunggu sebentar," Youngho bergegas keluar terlebih dulu. Ia memutari mobilnya lalu berhenti tepat di samping pintu Ten. Setelah merapikan jaketnya, Youngho membuka pintu mobilnya untuk Ten dan mempersilahkan laki-laki itu keluar sambil mengulurkan sebelah tangannya.

"Y-yaa, kau seharusnya tidak perlu melakukan ini, hyung!" desis Ten melihat sikap Youngho menarik banyak sekali perhatian orang yang berlalu-lalang di sekitar mereka.

"Setidaknya terima dulu uluran tanganku, Ten, this is awkward," Youngho balik berbisik karena dengan penonton yang cukup banyak ia akan merasa malu jika Ten tidak menerima uluran tangannya.

Ten tidak punya pilihan lain selain mengikuti skenario Youngho. Lagi pula ia tidak tahan berlama-lama di sini dan ingin segera masuk. Setelah meraih tangan besar Youngho, laki-laki jangkung itu menjalin jemari mereka sembari menggiringnya menuju pintu masuk restoran. Dari kejauhan Ten bisa mendengar beberapa gadis memekik dan melompat-lompat kecil kegirangan sambil menunjuk ke arah mereka. Dang girls sure are weird, good thing they're not his sexual preference.

Memasuki jam makan siang semua restoran pasti ramai pengunjung, tidak terkecuali L'Arpège. Namun tentu saja tidak seramai restoran pada umumnya sehingga Ten dan Youngho masih bisa mendapatkan tempat duduk walaupun tanpa reservasi.

"So what do you want?" tanya Youngho menatap Ten yang terlihat terlalu fokus mengamati buku menu.

"Hmm, I'm not sure. Kau saja yang memilih hyung, aku bisa makan apapun selain buah," ucap Ten sembari menyodorkan buku menu kepada Youngho. Sebenarnya ia tidak tahu harus memilih apa. Ia jarang sekali makan masakan Perancis dan ia juga tidak tahu nama menu yang pernah ia makan di sini karena yang memesan adalah ibunya dan Soonkyu.

Tanpa membuka buku menu, Youngho kembali memanggil pelayan yang mengantar mereka tadi dan menyebutkan beberapa menu yang ia inginkan. Youngho terlihat sangat natural seolah ia terbiasa datang kemari setiap jam makan siang.

Play Pretend || JohnTen Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang