2 - TAMAT

2K 153 16
                                    

"Abang."



"Bang Seungwoo."



Seungwoo sedikit terusik. Perlahan matanya terbuka saat merasakan guncangan keras di pahanya. Memutar memori masalalu membuat kepalanya pening. Samar samar dia bisa mendengar panggilan dari Dongpyo. Ternyata Seungwoo tertidur. Dia menyentuh kening Dongpyo. Masih panas namun setidaknya agak berkurang dari sebelumnya.



"Kamu tunggu disini, gue mau buat bubur. Kamu harus makan terus minum obat"



Seungwoo kembali menaruh kompresan ke dahi Dongpyo sebelum kedapur untuk membuat bubur. Dongpyo kembali memejamkan mata, rasanya sangat pusing dan lemas.



Hampir tiga puluh menit Seungwoo belum juga selesai. Dongpyo mulai bosan hanya berbaring sendirian dikamar. Bocah itu melompat dari kasur yang sialnya kaki kanannya langsung ngilu, dia lupa jika kakinya terkilir dan kata kata Abangnya jangan banyak tingkah. Dongpyo merutuki kebodohannya. Dengan sedikit terpincang pincang Dongpyo menuju dapur untuk menemui Seungwoo. Dongpyo tersenyum lebar melihat punggung kakaknya yang sibuk di depan kompor dengan segala macam peralatan dapur sambil sesekali melihat tablet yang menampilkan tutorial memasak bubur.







"Bang Seungwoo!"



Yang dipanggil menoleh dan menatap Dongpyo datar.



"Gue nyuruh tunggu di kamar. Ngapain kesini. Gak denger tadi dokter bilang gak boleh banyak gerak? Pake acara demam segala lagi. Lo udah banyak bikin gue repot hari ini. Kalo lo tambah sakit gue yang tambah susah!"



"Maaf. Habisnya Abang lama sih, Dongpyo jadi bosen kalo sendirian di kamar. Sekalian aja Dongpyo kesini buat temenin Abang." Dongpyo tersenyum sumringah.



Seungwoo menghampirinya. Menggendong Dongpyo dan meletakannya di kursi meja makan.



"Udah, diem di situ!"



Dongpyo duduk anteng, tangannya terlipat di atas meja tersenyum manis melihat setiap gerak Abangnya yang masih sering kebingungan dan bergantung pada tutorial. Saat memasak Abang terlihat sangat keren meski tidak pandai. Dongpyo sangat menyukainya. Setelah beberapa saat masakan Seungwoo telah selesai. Ia menuangkan buburnya ke mangkuk dan disambut tepuk tangan kegirangan oleh Dongpyo.







"Wuah! Hebat! Kelihatannya enak deh. Pyo mau Pyo mau! Pyo mau makan bubur buatan Abang!"



Seungwoo duduk di samping Dongpyo dan menyuapi anak itu.



"Akh panas!"



"Maaf."



Seungwoo sigap memberikan Dongpyo minum. Ia berhenti sejenak sampai dirasa buburnya hangat baru ia kembali menyuapi Dongpyo.



Kesan pertama di lidah Dongpyo bubur buatan Seungwoo sepertinya kebanyakan garam. Rasanya asin tapi masih bisa di makan. Dongpyo tersenyum manis matanya berbinar menatap Seungwoo.



"Buburnya enak. Dongpyo suka banget! Lain kali Abang kurangi aja garamnya"







Seungwoo tak sengaja menatap mata bulat lucu itu wajahnya langsung merasakan sensasi panas dan jantungnya berdebar, Seungwoo menoleh kearah lain. Rasanya ia masih belum bisa bertemu pandang dengan Dongpyo.



"Besok besok masakin buat Pyo lagi ya bang!?"



"Hm."



Setelah selesai makan Seungwoo mengambil obat sirup yang keluarganya sediakan di kotak obat. Seungwoo menuangkan obat ke sendok dan menyodorkan ke Dongpyo.

My Little Brother | SeungpyoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang