Part 3

1.1K 55 6
                                    

Sabar Gaiis.
Tugasmu sekarang belajar diam, agar hatimu tenang, dan berlatih sabar agar tindakanmu lebih benar.

______

Laila mendatangiku setelah belajar malam tadi. Wajahnya sangat lelah tapi juga seperti mengejek. Kenapa dia?

"Zaara, ana tau kok pas anti ana tinggal itu ngapain aja" ucap Laila dengan tatapan tidak enak.

"Loh emang ana ngapain lel? Jangan su'udzon dulu loh" jawabku masih tenang.

"Ustadz itu kan suaminya ustadzah Fatimah. Anti jangan ngerusak hubungan orang deh Zaar."

"Loh ustadz siapa Lel? Ana nggak paham maksud anti. Terus siapa juga yang mau ngerusak hubungan orang" jawabku ngotot karena tidak suka dibilang 'ngerusak hubungan orang' apalagi hubungan keluarganya ustadzah Fatimah.

"Anti pasti udah tau kaan ustadz Azzam yang tadi anti bicara sama beliau pas ana beli es teh"

Oh, bener kan itu ustadz. Lah apa hubungannya coba sama ngerusak hubungan. Padahal tadi aku kena marah sama beliau.

"Astaghfirullah, istighfar Lel anti udah nuduh ana loh yang enggak enggak. Tadi itu ana kena marah sama ustadz Azzam malahan, karna ustadzah Ziyaa belum konfirmasi ke putra."

Laila terdiam lumayan lama.

"Beneran Zaar? Ya Allah afwan yaa Zaar" ucap Laila tanpa malu sedikit pun memelukku. Aku membalas pelukannya. "Iya gapapa Lel, lain kali tabayyun dulu yaah". Laila hanya mengangguk.

Aku melepas pelukannya, udara semakin malam semakin dingin, aku memutuskan untuk mengajak Laila ke pondok.

"Eh iya anti tau darimana kalo ustadz Azmi suaminya  ustadzah Fatimah?" Ucapku, membuka pembicaraan daripada saling diam.

"Ustadz Azzam, Zaar. Dari kata kata temen hehe"
"Belum pasti kan Lel"
"Iya"
"Nah besok lagi dicari tau lagi kepastiannya ya, biar nggak saling salah paham gini" ucapku tenang.

"Hehe iya Zaar. Tapi emang kayanya mirip tau Zaar ustadzah Fatimah sama ustadz Azzam. Kan katanya jodoh itu cerminan diri"

"Hehe ana udah lupa Lel muka nya ustadz siapa tadi Azmi?"

"Azzam, Zaar"

"Eh iya." Ucapku sambil tertawa.

"Tapi ustadz Azzam ganteng tau Zaar, dan kayanya sholeh terus katanya juga udah hafidz"

"Sstt maasyaallah dulu Lel sama istighfar jangan lupa, dia kan katanya suaminya ustadzah Fatimah."

"Tu kan jangan percaya sama katanya dulu Zaar." Aku hanya tertawa singkat.
_______

"Zaara, minta tolong yaa temenin ana ke pondok putra." Ucap Kayla sang ketua bagian ibadah, tapi aku biasa memanggilnya Kella.

"Ih kesana? Ngapain? Sama yang lain aja lah Kel."

"Tapi ustadzah Fatimah bilangnya anti suruh nganterin ana Kel."

"Bisa bisanya ana yang disuruh ya." Ucapku kesal sambil berkacak pinggang.

"I don't know Zaar." Jawabnya mengedikkan bahu.

"Sama yang lain aja yaa Kel, kan ustadzah Fatimah ngga tau anti pergi sama siapa."

"Masalahnya Zaar, kenapa ustadzah Fatimah nyuruh anti nemenin ana itu karna anti yang tau tempat kantor pusat putra, kan anti sering kesana minta tanda tangan buat SK anak anak yang bermasalah" jawab Kella akhirnya memberi tahu alasan ustadzah Fatimah.

I Love You Mr. UstadzTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang