Part 6

974 54 0
                                    

Orang ngasih duit satu juta, akan selalu diingat sepanjang masa.
Allah sudah kasih segalanya, tapi sholat masih ntar aja.
Astaghfirullah.
.
.

_____
Benar benar menyakitkan buat Zaara saat tau dia ditugaskan untuk jaga pondok saat perpulangan, walaupun hanya sehari namun sangatlah berat. Tapi untung saja ada Laila.

"Lel ngapain yaa kita disini. Bosen banget baru jam 9 mulu daritadi. Padahal nyuci udah, jemur juga udah, makan males, kita ngapain gitu yuk." Protes Zaara.

"Nanti jam 10 an yaa ana ajak ke dapur, lumayan kan bantuin ummi di dapur masak" ajak Lela.

"Nanti bangunin aja yaa ana mau tidur dulu," ucap Zaara sebelum akhirnya mengambil Al Qur'an, muroja'ah sebentar lalu terlelap.

Laila yang sedari tadi baca novel islami milik perpus beranjak memindahkan Al Qur'an warna pink punya Zaara ke atas lemari. Lalu melanjutkan membaca novel.

Zaara, walaupun kepala bagian keamanan, dia tak luput dari rasa malas yang sangatlah sulit menghadapinya. Setiap kali dia membaringkan tubuh ke kasurnya maupun kasur milik temannya dia pasti langsung tertidur, benar benar mudah sekali membuat dia diam.

Sehabis nangis ketiduran bahkan di atas sajadah pun yang notabene nya tipis dia mudah sekali tertidur.

Tapi walaupun dia seperti itu, dia jarang sekali merebahkan tubuhnya, karena apa? Ya karena dia benar benar sibuk kelas 11 ini.

Pondok pesantren yang bernuansa biru putih mendadak sepi malam tadi. Hanya tinggal 10 anak. 4 anak SMP dan 6 anak SMA termasuk Laila dan Zaara. Mereka pun mungkin sama seperti Laila dan Zaara. Hanya tiduran dikamar dan sesekali muroja'ah atau meminta ustadzah untuk menghubungkan pada orang tua via telepon.

______

"Zaara bangun, ayo kita masak masak." Ucap Laila menggoyang goyangkan tubuh yang lebih kecil darinya.

Laila sengaja membangunkan nya setelah setengah jam Zaara tertidur, artinya saat ini sudah jam setengah 10 agar tidak terlambat membantu bu dapur memasak makan siang.

"Sekarang lel? 5 menit lagi yaa"

"Iya sekarang lah masa bulan depan pas lebaran kucing."

"Iya iya anti dandan dulu dah sana pilih baju bagus dulu"

"Ih ngapain juga milih baju bagus orang mau masak. Buru ih Zaar nanti telat gabisa bantu bantu bu dapur."

"Ayo ayo" ucap Zaara dengan mata masih terpejam.

"Cuci muka dulu sana dah, sikat gigi. Udah mandi tapi kaya belom mandi, wleek" Laila sambil menjulurkan lidahnya.

Laila memang sudah siap, cuma tinggal memakai cadar saja.

"Ayo Lel udah siap nih" ucap Zaara setelah kurang lebih 5 menit untuk berpakaian.

"Tuh kaan ana lebih dulu siap daripada anti" ucap Zaara sambil menunjuk wajah Laila karena belum memakai cadar nya.

"Ana turun awwalan lah yaa"

Zaara lari keluar kamar dan menuruni anak tangga dengan gesit, dibelakangnya ada Laila yang berusaha memakai cadar bandana nya sambil berusaha mengejar Zaara.

"Eh Lel itu kamera siapa yang dipegang sama mereka. PD amat yaa foto foto ngga ngajak kita" ucap Zaara yang tiba tiba berhenti.

"Astaghfirullah Zaara, liat liat atuh kalo berenti." Ucap Laila yang menepuk pundak Zaara sambil menjadikannya tumpuan kalau sewaktu waktu dia terjatuh. Hihi.

"Ih iya iya afwan. Hehehe"

"Itu teh kamera siapa"

"Astaghfirullah Lel, barusan ana tanya." Kata Zaara seraya mendekati adek adek kelasnya yang lagi berfoto.

"Ukhty.. maadza ta'maliin?? Lii man hadza?" Tanya Zaara pada wanita yang memegang kamera sambil menunjuk kamera yang dibawanyaa. (Ukhty apa yang kamu lakukan? Ini punya siapa?)

"Lii ustadzah ukhty," jawabnya singkat padat jelas. Iya jelas, jelas tidak sukanya pada Zaara.

"Dih," ucap Laila.
"Hayya Zaar" lanjut Laila sambil membawa Zaara pergi sebelum Zaara tersulut api.

"Lel, orang ngasih uang 1 juta pasti akan diingat sepanjang masa ya. Coba Allah, udah ngasih segalanya sama kita tapi sholat masih ntaran aja."

"Tiba tiba banget sih Zaar kau bilang gini."

"Gaapa Lel cuma kepikiran aja"
______

"Ummiii.... Zaara dateng." Ucap Zaara sambil memeluk dari belakang seorang wanita paruh baya yang sedang menyiapkan makanan diatas meja.

"Zaara, masuk masuk.. Laila jadi kesini nak?"

"Astaghfirullah Zaara, salam dulu terus salim kek. Eh ummi assalammu'alaikum" ucap Laila dari belakang Zaara yang kemudian mencium tangan ummi.

"Nah ini Lela mi" kata Zaara sambil melepas pelukannya.

"Ummi ayo kita masak masak." Ajak Laila.

"Sebentar yaa umii mau anter nasi ini dulu ke kamarnya...." ucap ummi sambil menunjuk entah kemana Zaara nggak tau

"Lahh ummi kenapa repot repot sih kan ada Zaara." Ucap Laila.

"Zaara kan nggak bisa masak mi jadi dia suruh anterin nasi ini aja ke kamar mana itu mii" sambung Laila berbisik di telinga ummi namun masih terdengar oleh Zaara.

"Kenapa Zaara Zaara??"

"Anti nggak kasian sama ummi? Masa iya ummi nganter makanan sebanyak ini jauh banget" ucap Laila. Zaara terlihat iba.

"Yaudah sini ummi Zaara bantu. Ini mau dianter kemana ummi?"

Dan spontan Ummi dan Laila pun saling berpandangan anehnya mereka pun tersenyum.

"Anter ini nak ke kamar sebelah sana tuh." Ucap ummi sambil menunjuk kearah pintu yang paling ujung.

"Nah, nggak jauh kan Zaar. Sana buruan. Kata ummi harusnya daritadi loh."

"Oh oke oke" Zaara mengambil nampan yang berisi nasi dan lauk pauk nya diatas meja.

"Yok Lel."

"Anti sendiri sana Zaar, ana mau bantuin ummi masak aja. Hehehehehe."

Zaara mengerucutkan bibirnya dibalik cadar, dasar kelakuan Laila selalu membuatnya marah, jengkel.

Zaara masih berjalan hati hati, takut sayur yang di nampan jatuh berantakan. Belum lagi kalau ada santri putra yang sepertinya perpulangannya masih minggu depan. Untung saja jalanan sepi dan pas sekali istirahat usai. Sesampainya di depan pintu, dia meletakkan nampan di meja kecil di depan kamar lalu mengetuk pintu.

Sembari menunggu Zaara tak sengaja melihat ke atas pintu yang tertera disana kamar ustadz.

Astaghfirullah langsung pergi aja deh.
Ucap Zaara dalam hati yang diikuti dengan ancang ancang lari.

Ceklek

"Syukron mi." Ucap suara berat tapi halus dibelakang Zaara.

Bingung dengan apa yang harus dilakukannya saat ini akhirnya dia menoleh ke belakang. Mungkin sekarang ustadz yang dihadapan Zaara sangat terkejut.
Yap, ummi tidak memakai cadar sedangkan ini ada sosok ninja yang tiba tiba mengantarkan makanan. Whaat?!!

"Eh anti, disuruh ummi yaa nganter makanan ini kan. Sekalian bantuin ana yaa."
______

Alhamdulillah 915 kata akhirnya selesai😄😄

Eh eh eh ustadz siapa tuh 😂😂
Hayoo loh Zaara mau disuruh bantuin apa lagi..😂😂 kasian kau Zaara

Syukron udah mampir
Afwan jugaa terlalu lama update nya hehe.

Terus menurut kalian cerita ini bosenin tak? Kalau iya komen aja ngga apa insyaallah bisa diperbaiki lagi.

Jangan lupa vote yaa😄😄

Syukron jazakumullah khayron

I Love You Mr. UstadzTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang