Part 8

997 52 3
                                    

Jika Allah menjadi pusat prioritas hidupmu, maka Allah akan memberikan sebaik baiknya pertolongan.
.
.

_____

Zaara's POV

Langit sudah berwarna orange, menandakan malam akan datang.
Aku dan lela yang dari siang tadi membantu ummi masak di dapur -eh maksudnya lela saja yang membantu ummi dan aku selebihnya hanya diam saja- pun pulang ke pondok putri membawa bingkisan plastik besar yang isinya nasi dan lauk untuk santriwati yang tidak pulang.

"Ayo ukh Zaar ukh Lel makan" ucap salah satu adek tingkat kepada kami berdua.

Terlihat dia sangat lahap memakan masakan ummi dengan teman temannya. Eits jangan lupakan budaya anak pondok 1 tempat makan buat makan sekian orang.

"Makan aja dek kakak udah kenyang tadi makan disana." Jawab lela, aku meng-iya-kan perkataan lela.

"Ukh Zaar, nanti ana mau setoran ke antum ya latihan gitu buat besok tasmi' ke ustadzah Rizka." Adek yang duduk sebelah kanan Lela memintaku untuk menyimak hafalannya.

"Insyaallah ya ukh, kalo misal ana gabisa bisa digantiin sama ukh Laila." Jawabku sambil memaksa tersenyum dan menyenggol siku Lela, dia hanya senyum meng iya kan.

"Yaudah kita sholat Maghrib dulu ya" ucapku sambil berpamitan dengan adek adek yang lagi makan.

"Oiya astaghfirullah kita belum sholat ya Zaar." Ucap Lela yang sedari tadi melihat begitu enaknya adek tingkat makan.

"Tu kan." Aku menyentil pipinya. Sambil membawa cadar yang sedari tadi dipangkuanku aku ke tempat wudhu disusul Laila.
________
Author POV

Seselesai nya Zaara menyimak hafalan adek kelas yang bernama Kirana yang biasa dipanggil Rana, dia memutuskan menghampiri Laila untuk menceritakan sedikit kejadian tadi.

Rasanya Zaara duduk menyimak tadi sudah 2 jam an sampai sampai jalan saja sudah tidak kuat. (Author lebay, maafkan)

"Syukron ukh dah disimakin sama dibenerin yang tadi" ucap Rana. Zaara hanya tersenyum dan mengangguk. Itu terakhir pertemuannya dengan Rana malam itu.

Sesampainya di kamar Zaara langsung duduk dikasur Laila dan berhasil membuat Laila kaget bercampur takut.

"Astaghfirullah Zaara salam dulu yaa, kaget ini loh" ucap Laila sesudah melempar buku yang ia baca ke muka Zaara.

"Hahahahaha... Astaghfirullah anti lucu banget tadi"

"Kenape Zaar? Seneng ya habis nyimakin Rana?"

"Enggak Lel, ana pengen pulang malahan"

"Aduh Zaara sholihah pengen pulang.. ututututu" goda Laila.

"Padahal kemaren itu sebelum perpul ana kan tasmi' rencananya mau buat hadiah ke ummi abi"

"Yaudah Zaar sabar aja, bukannya kita besok udah boleh pulang ya Zaar?" Ucap Laila setelah ingat sesuatu.

"Astaghfirullah iya ya Lel ana lupa malahan, yaudah ana beres beres dulu, anti udah beres beres?" Ucap Zaara sambil mengambil tas nya dan mengeluarkan buku buku yang ada didalamnya.

"Ana mah gampang Zaar, kayanya ana dijemput sore sama abi."

"Loh sayang banget Lel padahal kan kita lusa udah harus balik. Anti cuma numpang tidur doang dong di rumah" ucap Zaara berdiri melihat isi lemari bajunya, bingung bawa baju yang mana.

"Iya ya Zaar, tapi gapapa deh ana mah ga memaksakan abi, abi punya waktu jam segitu yaudah ana terima aja."

"...." Zaara masih bingung di depan lemarinya yang terbuka.

I Love You Mr. UstadzTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang