Maksud

81 13 0
                                    

"Iya hari ini aku ada janji sama temen. Kenapa gitu mau ketemu? Tumben?" tanya Nayoung dengan telefon yang dia apit diantara telinga dan bahunya. Kedua tangan Nayoung sendiri sibuk memasukan dompet dan tissue ke dalam tasnya

"Heem sampe siangan sih cuma nanti malem aku mau ngerjain tugas ama si Nayeon," jelasnya pada sipenelefon

"Beneran gak apa? Duh kamu mah bikin gak enak. Iya. Okiiy, bye," ucapnya mengakhiri

Nayoung pun segera memasukan smartphone-nya itu ke dalam tas. Hari ini dia berencana memenuhi janjinya pada Jimin untuk menemaninya berkeliling.

Tapi perkataan Mark ditelefon tadi membuatnya agak penasaran. Dia seperti terdengar ingin mengatakan sesuatu namun tertahan ntah kenapa. Nayoung pada awalnya sudah bertanya untuk mengajaknya besok jika Mark benar ingin membahasnya langsung namun cowok itu menolak dan bilang akan menyampaikannya lewat chat saja.

Bel apartemen Nayoung sudah dipencet dua kali. Dia pun bergegas membukanya dan yeah terdapat Jimin yang sedang menunggunya disana.

"Udah siap?" tanyanya

Nayoung mengangguk, "ayo"

Keduanya pun berjalan menuju garasi dan berkendara dengan mobil milik Jimin. Jujur saja mereka bahkan belum tahu kemana tujuan mereka sebenarnya. Tentu Nayoung sudah menanyai Jimin tentang tempat mana yang ingin dia kunjungi namun bukannya menjawab dengan spesifik, Jimin malah menjawabnya seolah memberikan pertanyaan kembali pada Nayoung.

"Lah lo mah gimana. Kalo jawabnya 'yang penting nyaman' mah gue juga bingung. Gue jarang banget sengaja jalan gini buat sekedar makan soalnya," kata Nayoung

"Really? Gue pikir lo tipikal yang sering nongki gara-gara gabut," cowok bermata sipit itu menjawab

"Kalo ada lagi gak ada kerjaan gue tidur, jadi gue jarang gabut," ujar Nayoung

Jimin tersenyum meresponnya, "yeah I didn't expect that but anyway ada sih tempat yang pengen gue liat. Mau kesana aja?"

Dengan persetujuan Nayoung, Jimin melajukan mobilnya ke arah tujuannya dengan kecepatan sedang. Tak perlu waktu lama untuk sampai disana. Cowok itu langsung mematikan mesin mobilnya seketika mereka sampai.

Nayoung melihat kearah jendela seraya tersenyum, "wait seriously? Gue juga gak ekspek lo mau ke sini," ucapnya dengan mata berbinar

"Let's go"

Keduanya turun dari mobil dan menginjakan kaki ditempat yang membuat Nayoung excited.

Taman.

Sudah lumayan lama rasa dia tidak berkunjung ketempat seperti ini. Pikirnya Jimin akan mengajaknya ke resto namun tidak. Yah, setidaknya Nayoung suka berada disini.

"Gini rasanya pertama kali lagi nginjekin kaki di taman ini selama bertahun-tahun," desir Jimin berdiri disamping Nayoung

Nayoung ikut tersenyum melihat wajah Jimin

"Bangku sana kosong, duduk yuk," ajak cowok itu

Bangkunya mereka tempati kebetulan berhadapan dengan kolam air mancur jadi mata mereka dimanjakan dengan melihatnya. Disini juga lumayan banyak orang namun tak terlalu ramai sehingga hawa tamannya lumayan terasa.

Nayoung datang dengan dua ice cream ditangannya. Dia memberikan satu untuk Jimin.

"Thank you," kata Jimin

"Is it fine? I mean ice cream only?" tanya Nayoung agak sungkan

"What do you mean? It's more than fine. I like ice cream tho," jawab Jimin sangat santai

"Lo udah berapa lama kuliah, Na?" tanyanya membuka topik

"Baru semester tiga sih. Lo sendiri? Kuliah kah?" tanya Nayoung balik

Jimin mengangguk, "gue semester tujuh. Cuma gue ngambil cuti"

"Lo keberatan gak sih gue ajak gini? Maksudnya kita belum kenal lama then gue udah so akrab sama lo di awal-awal pertemuan kita," tanyanya

Nayoung menoleh sekejap ke arah Jimin yang sedang fokus memakan ice cream namun masih tetap bisa bertanya itu

"Nggak juga. Well, gue orangnya susah akrab. Kadang gue kaku banget then berhubung lo sifatnya asik ya that's why gue gak keberatan. Nambah temen juga," jawab Nayoung

"Oh ya? Sebenernya lo orang asing pertama yang bikin gue pengen terus ngomong sama lo ketika gue baru pertama kali dateng ke sini lagi. Jujur ya, gue itu juga sering ngerasa awkward tapi kalo gue udah ngerasa klop sama seseorang ntah gimana gue bisa lupain rasa awkward gue gitu aja," kata Jimin mendeskripsikan dirinya

Nayoung tidak tahu apakah benar cowok disampingnya itu sering awkward atau hanya semacam sanggahan supaya terkesan lebih natural.

"Tapi lo punya temen kan disini? I mean after you comeback?" tanya Nayoung penasaran

Jimin mengangguk, "meski temen baik gue hampir semua mencar pas udah lulus tapi ada beberapa dari mereka yang masih stay disini. Kalo cuma kalo sekedar temen mah banyak. Di kampus lo misalnya, anak Got7 pada bareng kan? Geng populer dulu, kayaknya sekarang juga deh pasti lo tau"

"Iya," respon Nayoung seadanya

"Menurut lo mereka gimana?" tanyanya tanpa berniat menjelaskan tentang kedekatannya dengan mereka

Cewek itu sempat menotice ukiran senyum yang tak seberapa itu pada bibir Jimin

"Gimana ya? Hm udah lupa sih gue cuma ya mereka baik kok, keliatannya pada asik, udah itu mereka pada keren, ya gimana sih kalo ada satu geng yang isinya orang-orang ganteng gitu," ujarnya

Nayoung mendengarkan secara seksama sambil memakan ice cream-nya yang tak banyak itu lagi

"Gue gak tau gimana sifat asli mereka tapi gue paling deket sama Jaebum. Jinyoung dewasa, asik juga tapi kalo Jaebum auranya beda. Makanya gue klop sama dia," sambung Jimin

"Jadi lo lebih sering interaksi sama Jaebum dibanding yang lain?" tanya Nayoung

Yang ditanya bergumam sebentar, "umm, sebenernya gue pengen deket sama Mark cuma ya gitu gue gak pernah ada kesempatan"

Nayoung menoleh, "Mark? Kenapa?"

Jimin tertawa, "well gak tau juga cuma auranya beda kayak- gimana ya, dia itu yang paling menarik menurut gue"

Paling menarik? Itu juga yang sebenarnya Nayoung pikirkan tentang Mark ketika pertama kali mengetahui Got7 ini.

"So? Lo gak mau nyeritain hubungan lo sama Mark?" tanya Jimin tiba-tiba

"Eh?" Nayoung tersentak, "kok lo-?"

"Gue juga baru tau dari Jaebum. Kemaren dia sempet ngontek gue," kata Jimin

"Jaebum? Kenapa dia ngasih tau itu ke lo?" tanya Nayoung penasaran

Jimin menaikan bahunya, "ntahlah. Awalnya karena gue pikir mungkin dia tau dulu gue sempet pengen akrab sama Mark or sekedar buat ngasih tau topik random aja, tapi gue gak yakin karena yang dia tanya pertama kali itu tentang gue yang nganterin lo ke kampus waktu itu"

Benar. Nayoung enggan bahkan untuk menatap Jimin sekarang. Jaebum benar-benar tak bisa diandalkan. Untuk apa pula dia melakukan hal itu? Maksudnya Nayoung tidak keberatan kalau hubungannya diketahui oleh Jimin atau siapapun tapi kenapa dia harus membahas Nayoung dan Jimin dihari itu didalam isi percakapannya? Apakah Nayoung yang salah paham disini? Sungguh tak masuk akal

"Serius dia nanyain gitu?" tanya Nayoung tak mau salah paham

Jimin mengangguk, "dia nanya kok bisa lo sama gue bareng gitu ya sebenernya gue juga bingung kenapa tiba-tiba dia nanya hal yang gak gue expect setelah sekian lama jarang kontekan"

Lihat, ini bukan salah paham. Ah, Nayoung jadi merasa malu sekarang. Jaebum ini benar-benar.

"Yah karena itu juga sih gue jadi harus sadar batasan," kata Jimin

"Maksudnya?" tanya Nayoung bingung juga masih tak enak soal Jaebum

Jimin hanya tersenyum sambil menggeleng kecil

"Gue sama lo"

-To Be Continued-

𝐋𝐨𝐯𝐞 𝐋𝐨𝐨𝐩 || 𝐌𝐚𝐫𝐤 𝐓𝐮𝐚𝐧Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang