Ajakan

56 7 1
                                    

Seturunnya dari bus, Nayoung menarik nafasnya lega. Pertama kali naik bus ternyata tidak semenakutkan yang ia kira sebelumnya. Sepertinya dia harus membiasakan diri dengan bus mulai sekarang. Dia juga tidak bisa terus sering pulang bareng dengan Mina atau nebeng dengan Satya karena jam kerja mereka akhir-akhir ini lumayan beda.

Ini semua karena Mark. Dia orang yang selalu menerapkan pikiran pikiran aneh tentang kendaraan umum di malam hari. Nayoung tahu Mark tak bermaksud menakut nakuti, ia hanya bermaksud supaya Nayoung berjaga jaga. Namun seorang Nayoung tetaplah seorang penakut.

Nayoung pun berdecak kesal akan hal itu. Hal hal seperti ini bisa membuatnya gila hanya dalam sesaat rasanya.

"Na?"

"Nayoung?" panggil Jimin untuk kedua kalinya seraya menyetarakan langkah kakinya dengan cewek disampingnya

"Eh? Iya?" sahut Nayoung baru menyadari

"Jalan juga pake perasaan kali. Jangan sambil mikir gitu," kata Jimin dibumbuhi tawa khasnya

"Mikir? Ahaha, nggak juga," sanggah Nayoung

Jimin hanya berdehem sarkas saja menanggapinya

"Eh, Na?" Jimin mencoba membuka topik lagi

"Hm?" tanya Nayoung

Nayoung menekan tombol lift dan menunggu pintu terbuka. Jimin yang akan bicara pun memutuskan untuk menunggu sampai mereka memasuki lift saja.

Tak perlu waktu lama, pintu lift pun terbuka. Nayoung dan Jimin berbarengan memasuki lift tersebut.

"Gue boleh nanya sesuatu?" tanya Jimin setelah menekan nomor lantai mereka

"Apa?" sahut Nayoung enteng

"Sabtu malem ini lo sibuk gak?"

"Hm? Kenapa gitu?"

Jimin tersenyum sambil melirik Nayoung sesaat, "gue mau lo nemenin gue ke acara launching Jeka," terangnya tak ragu

Nayoung agak tersentak, "gue?"

Cowok itu menangguk

"Bentar bentar. Jeka?" desis Nayoung mengingat ngingat

"Lupa?"

"Ah iya gue inget. Cowok muka sombong itu ya," lirih Nayoung pada dirinya sendiri

"Hm?"

"Hah? Nggak, maksudnya temen lo yang waktu itu ke kafenya Kak Chan ya?" sanggah cewek itu cepat

Jimin terkekeh mendengarnya

"Iya. Kalo gitu fiks ya lo ikut sama gue?" tanyanya

"Eh? Wait, kenapa ngedadak gini? Terus kenapa ngajak gue? Temen lo, maksudnya itu kan acara temen lo, kenapa gue ikutan?" tanya Nayoung bingung

Pintu lift dibuka.

Mereka keluar dari lift dan berjalan ke arah apartemen mereka dengan langkah kaki yang santai.

"Ngedadak ya? Hm iya si, Jeka juga udah bilang dari seminggu yang lalu tapi gue baru ngajak lo. Terus apa tadi tuh? Oh, kenapa gue ngajak lo? Itu juga gue gak tau si, gaada alasan khusus, haha," jawab cowok itu seraya tertawa kecil membuat kedua matanya menipis

"Jadi lo random aja gitu ngajak gue?" tanya Nayoung yang diangguki Jimin

"Tapi lo tenang aja. Jeka emang mukanya songong sih, cuma dia baik kok aslinya. Dia juga yang bilang ke gue buat ajak siapa kek ke acaranya, meminimalisir terjadinya ke-boring-an katanya. Ada ada aja emang," jelas Jimin

"Lo yakin ngajak gue? Random aja gitu gak kepikiran siapa siapa?" tanya Nayoung lagi terdengar agak ragu

Mereka memberhentikan langkah mereka karena sudah berada di depan apartement. Jimin yang dengan sengaja tak langsung menjawab pertanyaan Nayoung tadi pun malah lagi lagi tersenyum padanya

"Kalo lo gak bisa it's okay, Na," ucapnya masih dengan senyuman di wajahnya

Nayoung menggeleng spontan, "bu- bukan gitu. Ya, gue, gue cuma bingung aja"

Senyum diwajah Jimin perlahan mulai pupus. Dia pun menarik nafas dalam namun tak kentara, "well, dengan kerandoman gue ngajak lo juga gue berharap kita makin deket aja. Gue mau hubungan gue sama lo, lebih dari ini. Maksud gue minimal kayak gue sama Jeka, maybe. Yahhh, sebenernya gue nyaman deket sama lo"

Deg.

Lidah Nayoung pun mendadak menjadi kaku seakan tak bisa merespon. Cewek itu agak tersentak mendengar pernyataan Jimin barusan.

"Lo- lo, mau kita jadi- temen deket?" tanya Nayoung pada akhirnya

Jimin mengangguk

"Okay. So, ajakan lo yang tadi, boleh gue tawar?" tanya Nayoung lagi membuat kening Jimin berkerut

"Tawar?"

Nayoung mengangguk, "gue mau nemenin lo ke acara temen lo, tapi boleh gue ajak Mark?"

-To Be Continued-

𝐋𝐨𝐯𝐞 𝐋𝐨𝐨𝐩 || 𝐌𝐚𝐫𝐤 𝐓𝐮𝐚𝐧Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang