Binar dan Deva

771 71 17
                                    

"Aku beruntung memiliki teman sepertimu."






Lelaki Deva itu sudah menunggu di depan rumah Binar. Seperti biasa, mereka pulang pergi sekolah bersama. Tidak salah jika banyak yang mengira di antara mereka terpaut hubungan.

"Binar! Cepetan ngapa!" Deva memang selalu begitu.

Gadis berambut sebahu itu keluar dari pagar rumahnya, dan kemudian menutupnya.

"Sabar dong manusia."

Mari sedikit saya ceritakan. Cerita tentang persahabatan dua anak adam itu.

Mereka dulu bertemu tepat di gerbang taman kanak-kanak. Deva kecil sangat tidak ingin menginjakkan kakinya di tempat itu. Ia terus merengek pada ibunya.

Berbeda dengan Binar. Gadis kecil berkuncir dua itu hanya memerhatikan anak lelaki itu dari ayunan.

Entah inisiatif dari mana ia menghampiri Deva dan ibunya.

"Masuk yuk!" Tangan kecil Binar menarik lengan Deva.

"Enggak mau!"

"Ayo dong! Banyak mainan tuh di dalem!"
Binar masih setia memegang lengan Deva.

"Ih aku enggak mau!"

Tangan kecil Binar yang berada di lengan anak laki-laki itu berpindah ke kepala dan menarik rambutnya.

"Ayo!!"

"Huaaa!! Mama sakit!!"

Ibu Deva hanya tersenyum kecil melihat interaksi dua anak kecil itu.

Binar masih setia memujuk Deva untuk masuk ke dalam, sebelum akhirnya datang seorang guru untuk memujuk Deva.

Dengan berbagai macam pujukan akhirnya Deva mau masuk ke dalam. Tidak lupa tangannya digenggam oleh Binar.

"Gak apa kok. Semua orang di sini baik-baik." Setidaknya kata yang dilontarkan Binar menenangkan hati Deva kecil itu.

Begitu sekiranya awal mula pertemanan mereka.

Kembali pada Binar dan Deva yang sudah sampai di sekolahnya.

Mereka turun dari motor Deva dan kemudian berjalan beriringan menuju kelas. Kebetulan sekali mereka ini satu kelas. XI IPA 3.

Sepanjang perjalanan menuju kelas, mulut mereka tidak berhenti mengeluarkan kata. Sesekali tertawa sebab gurauan Deva.

"Oh iya, gimana lo sama Dirga?" Tanya Deva.

"Apa nya yang gimana?" Sebenarnya Binar mengerti arah pembicaraan Deva.

"Lo sama Dirga itu udah deket dari kelas 10, masih gitu-gitu aja. Gak ada kemajuan."

"Sok tau kamu panci."

"Jadi udah ada kemajuan nih?" Tanya Deva semangat.

Binar tersenyum manis, "Hehe, enggak."

Setelah itu, jitakan dari Deva menutup pembicaraan mereka karena kelas yang sudah di depan mata.




TBC..



w o r r i e d • JaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang