Binar masih terbaring lemah di atas tempat tidurnya. Demamnya sudah menurun. Hanya kepalanya saja yang masih terasa pusing.
Binar bukan tipe orang yang sakit harus ke rumah sakit. Cukup dengan obat warung saja sudah langsung membaik.
Seperti kemarin malam. Bunda sudah memberi obat ketika tau tubuh anaknya itu terasa panas. Dan pagi ini keadaannya sudah membaik.
Sampai saat ini juga Binar belum ada mengabari dua makhluk kesayangannya itu. Lagi malas menyentuh hp katanya.
"Binar, bunda masuk ya?" Terdengar suara bunda dari luar kamar Binar.
"Iya, bun."
Bunda masuk ke kamar Binar dan duduk di tepi ranjangnya.
"Udah mendingan, sayang?" Bunda meletakan tangannya ke dahi Binar.
Binar hanya mengangguk.
"Ohiya, kamu gak ada buka hp ya? Tadi Dirga telpon katanya dia sama Deva mau jengukin kamu pulang sekolah nanti." Bunda masih mengelus rambut Binar.
"Ih, bun. Binar Malu kalo ada Dirga."
"Gakapa kali. Pacarnya mau jengukin juga."
Binar cemberut, "Bukan pacar, bunda!"
"Iya iya. Calon pacar. Udah ah, Dirga juga gak masalah ini." Bunda terkekeh dan beranjak meninggalkan Binar.
Binar bangun dan berniat untuk mandi. Ketika mendengar nama Dirga tadi, rasanya pusingnya langsung hilang.
Sekarang Binar tengah menunggu Deva dan Dirga di kamarnya.
"Mikum." Binar sudah sangat mengenal suara ini. Deva terlihat memunculkan kepalanya sedikit dari balik pintu.
"Masuk aja, Ga." Binar mempersilahkan Dirga masuk. Dirga berjalan melewati Deva.
"Oh gitu? Dirga aja nih?" Deva masuk tanpa menunggu izin dari Binar dan langsung baring di tempat tidur Binar. Sedangkan Dirga mengambil tempat di hadapan Binar yang duduk karpet depan ranjangnya. Jangan lupakan Dirga dan Deva masih mengenakan seragam sekolah.
"Udah baikan?" Dirga menyentuh dahi Binar, ah bukan menyentuh, mengelus.
"Emang siapa yang marahan?" Deva bertanya.
"Goblok lu." Dirga menjawab.
"Udah kok." Kali ini Binar yang menjawab.
"Lanjut, Ga." Deva segera meninggalkan kamar Binar. Dan Binar sendiri tidak paham dengan ucapan Deva.
"Binar." Dirga sedikit maju agar lebih dekat dengan Binar. Tidak lupa kedua tangan mereka saling bertautan.
Binar hanya berdehem.
"Gue sayang sama lo." Dirga mengelus tangan Binar.
Binar tidak sanggup mengeluarkan sepatah katapun.
"Gue cuma mau lo, Bin. Binar yang selalu nemenin Dirga. Binar yang selalu buat Dirga ketawa. Binar yang selalu ngelus rambut Dirga." Dirga tersenyum.
"Kalo ditanya sesayang apa gue sama lo. Gue sayang banget sama lo, Bin. Banget banget banget pokoknya. Sumpah ya, kok lo bisa sih bikin gue segila ini?" Dirga terkekeh.
"Binar. Jadi pacar Dirga, ya?"
Binar tidak bisa menahan air matanya, "Dirga, gue juga sayang sama lo! Binar mau kok jadi pacar Dirga."
Binar masih menangis. Dirga yang mendengar jawaban itu langsung menarik Binar ke pelukannya.
Demi apapun. Dirga sangat senang.
Begitu juga dengan Deva dan Bunda yang sedang mengintip di balik pintu yang tidak tertutup rapat itu.
"Yaampun. Anak Bunda udah gede ya, Dev." Bunda terharu melihat kedua anak muda itu dan mengusap air matanya yang keluar sedikit.
"Yaampun. Pengen gitu juga." Deva mengikuti gestur Bunda.
TBC...
Akhirnya pacaran juga😌
Deva sini, sama aku aja yuk!

KAMU SEDANG MEMBACA
w o r r i e d • Jaemin
Fanfic"Jangan khawatir. Sampai kapan pun, aku tetap milik kamu." [Jaemin × Nakyung]