Waktu itu saya tidak pernah menyangka kalau itu adalah kamu.
"Binar cinta!!!!!"
Seorang pria berkulit sedikit gelap itu menghampiri teman wanitanya yang sedang menempelkan plester pada lututnya.
"Yaampun, Bi! Lo kenapa ini?!"
Binar, gadis itu sedang duduk di bangku yang tersedia di pos satpam. Saat berjalan menuju keluar pagar sekolah tadi, dirinya tidak sengaja diserempet oleh salah satu siswa.
"Gue keserempet motor, Dev. Untung tadi ada yang mau nolongin gue. Sayangnya gue gak kenal siapa yang bawa motor. Kalo gue kenal gue gorok lehernya!"
Binar terlihat sangat kesal. Pria Adeva Haechan Sadajiwa itu tidak kalah sama kesalnya dengan Binar.
"Tenang, Bi. Deva bakalan cari siapapun yang ngelukain kesayangan Deva!"
Seorang pria datang menghampiri mereka berdua. Deva yang menyadari kehadiran pria itu langsung menyapanya.
"Woy! Dari mana lo?"
Binar mengangkat kepalanya untuk melihat interaksi dua manusia itu. Seketika pupil matanya melebar.
"Nah nah! Ini Dev! Dia yang nyerempet gue tadi!"
Deva sedikit terkejut mendengar penuturan gadis Binar.
"Bener, Ga?" Deva mencari kepastian pada pria di hadapannya.
"Iya, bener. Sorry gue buru-buru tadi, jadi gak sempet tolongin." Jelas pria itu.
Binar yang baru saja membuka mulut sudah terpotong oleh Deva.
"Ngapa lo buru-buru amat?"
Pria itu menjelaskan alasannya terburu-buru itu karena salah satu teman mereka kecelakaan. Untung saja tidak terlalu parah.
"Dimana aja yang luka?" Pria itu berlutut sejajar dengan Binar.
"ASTAGHFIRULLAH! LUPA HAMBA!" Percayalah, teriakan Deva sangat mengejutkan.
"Gue ada janji mau ketemu Pak Sehun! Gue pergi dulu, bye!" Deva langsung berlari ke dalam sekolah.
Pria itu kembali mengalihkan atensinya ke arah Binar, "Sorry ya? Gue bener buru-buru banget."
Binar hanya mengangguk sambil masih menekuk wajahnya.
"Lo pulang sama siapa?"
"Asalnya gue mau pulang jalan aja. Tapi lutut gue ngilu gini, kayaknya mau pesen ojol." Binar mengeluarkan handphone dari tasnya.
"Gak usah. Sama gue aja. Ohiya minum dulu nih airnya." Binar menyambut sebotol air mineral.
Jangan lupakan posisi mereka yang masih berhadap-hadapan.
"Gue Dirga. Dirga Jaemin Batara." Ucap pria itu tiba-tiba.
"Gue Binar Nakyung Adiratna. Panggil aja Binar."
Dirga berdiri dari posisinya tadi, "Lo tunggu di sini. Gue ambil motor di warung depan situ dulu."
Lagi-lagi Binar hanya mengangguk.
Tidak mengerti, kenapa dirinya mau menerima ajakan Dirga.
Itu sekutip cerita singkat awal pertemuan Binar dan Dirga.
TBC..
Note!
Hayy, aku balik lagi dengan cerita kedua. Gak tau pengen aja nulis ff jaemin (padahal ff jeno belum siap😌).
Buat yang ff jeno itu, bukannya gak mau dilanjutin. Cuma ya gitu, belum dapet ide buat lanjutinnya:")
KAMU SEDANG MEMBACA
w o r r i e d • Jaemin
Fanfic"Jangan khawatir. Sampai kapan pun, aku tetap milik kamu." [Jaemin × Nakyung]