"Akhir-akhir ini, selalu ada percakapan tengah malam."
Binar, Deva, dan Dirga sedang berkumpul di rumah Binar. Tidak ada acara spesial. Tiga remaja itu hanya bingung untuk menghabiskan sore di hari Kamis ini. Jadilah Deva memutuskan untuk main ke rumah Binar.
Di saat itu juga Dirga datang dengan membawa sebungkus seblak.
Sebungkus seblak untuk bersama. Sungguh indah.
Sekarang yang mereka lakukan hanya berdiam di karpet lembut milik Binar.
"Hahh! Masih laper gue sumpah." Deva sedang berbaring menatap langit-langit kamar Binar sambil mengusap perutnya.
Binar jadi gemas sendiri melihat perut Deva yang sedikit membuncit itu.
"Awww! Sakit Bi, jangan dicubit."
Binar terkekeh setelah berhasil mencubit perut Deva.
"Di dapur ada ciki-ciki tuh. Ambil aja."
Mendengar ucapan Binar, Deva langsung bangkit untuk menuju dapur.
"Bawa ke sini. Awas aja lo makan sendirian di dapur!" Peringatan Dirga yang harus disampaikan. Kalau tidak, Deva akan memakan cemilan itu seorang diri.
Untung saja Deva masih mengingat teman-temannya. Ia membawa 3 bungkus ciki-ciki ke kamar Binar. Tidak lupa dengan 3 kotak susu strawberry.
"Nih!" Deva duduk di samping Binar. Posisi mereka sekarang duduk melingkar dengan cemilan dan susu di tengahnya.
"Eh mau nanya dong gue!" Seru Deva sambil membuka bungkus cikinya.
"Kapan kalian official sih? Nunggu nih gue." Sambungnya.
Dirga sedikit tersentak mendengar ucapan Deva, "Dev, jangan terlalu frontal banget bisa gak?"
Sedangkan Binar hanya diam saja, karena memang dia tidak tahu mau menjawab apa.
Deva asu. Batin Binar.
Setelah berhasil Dirga mengganti topik mereka hanya bertukar cerita hingga hampir pukul 6.
"Udah mau jam 6 aja, gue pulang dulu yak?" Deva sudah bersiap berdiri.
"Gue pamit juga ya, Bin?"
"Oke, oke. Hati-hati kalian. Gue gak nganter ke depan ya? Mager."
Binar membereskan semua sampah yang ada di kamarnya sebelum memutuskan untuk mandi sore.
Untung saja besok hari Jum'at. Tidak ada banyak beban. Sesudah makan Binar bisa beristirahat tanpa memikirkan PR.
Jam sudah menunjukkan pukul 11 lewat 50 menit. Mata Binar masih belum terpejam. Ia hanya berbaring telentang sambil melamun.
Hingga satu notifikasi dari handphonenya masuk.
Dirga
|Bin?Ya?
Tidak ada balasan lagi dari Dirga. Namun tidak berselang lama. Panggilan video masuk. Oknum Dirga Jaemin Batara pelakunya.
"Hai, kok belum tidur?"
"Hehe, belum ngantuk."
"Akhir-akhir ini lo tidur malem banget tau gak."
"Tapi kan ada lo yang sering nelpon gue."
Dirga tersenyum mendengarnya.
"Gue nyanyiin ya?"
Dirga terlihat memangku gitarnya, dan bersiap memainkan sebuah lagu.
"We were young, we were proud, we were promising
We were caught in the heat of it, ooh
We had time, we had love, we had everything
We had everything, ooh"
Binar mengakhiri malamnya dengan teriring suara indah Dirga.
TBC..
Vomment boleh??😊

KAMU SEDANG MEMBACA
w o r r i e d • Jaemin
Fiksi Penggemar"Jangan khawatir. Sampai kapan pun, aku tetap milik kamu." [Jaemin × Nakyung]