Hang out

497 63 11
                                    

"Bersamamu, hal kecil pun terasa mendebarkan."





Hari ini. Sabtu pukul 5 sore, Dirga menepati janjinya untuk mengajak Binar hang out.

Dirga sudah memarkirkan motornya di depan rumah Binar. Dia berencana untuk bertemu sebentar dengan Bundanya Binar.

"Dirga?"

Suara wanita menginterupsi Dirga yang baru saja ingin mengetuk pintu.

"Eh, Bunda!" Dirga menyalami tangan Yara.

"Yuk masuk dulu! Ngobrol di dalam." Bunda membukakan pintu dan masuk bersama Dirga.

Dirga sudah duduk di sofa. Di susul dengan Bunda yang duduk di sofa hadapannya.

"Udah lama kamu gak main ke sini. Bunda sempet ngira kamu lagi marahan loh sama Binar."

Dirga terkekeh, "Enggak lah, Bun. Emang lagi sibuk-sibuknya aja sekarang. Bunda dari mana tadi?"

"Oh, itu. Biasa, ngumpul di rumah temen Bunda."

Dirga hanya menganggukkan kepalanya.

"Mau keluar sama Binar?" Tanya Bunda.

"Iya, Bun. Bolehkan?" Sebenarnya Dirga tidak perlu bertanya. Sudah pasti Yara mengizinkan.

"Boleh lah, Dirga. Tuh Binar udah siap." Bunda menunjuk ke arah tangga.

"Langsung pergi aja, ntar kemaleman."

"Ih, Bunda ngusir?" Binar memasang wajah nyolotnya.

Dirga menyentil dahi Binar, "Bener kata Bunda."

Binar menggaruk tengkuknya, "Maap maap, bercanda saya."

"Yaudah. Kita pergi dulu ya, Bun!" Binar mencium punggung tangan Bunda dan mencium pipi kanannya.

Binar dan Dirga berjalan ke arah motor Dirga. Bukan motor sport. Melainkan Vespa kuning kesayangan Dirga.

"Mau kemana?" Tanya Binar.

Dirga terlihat berpikir sambil memakaikan helm ke kepala Binar.

"Ke pasar malam?"

"Tapi ini masih sore, Ga. Pasar sore dong? Pasar malemnya tuh gak jauh dari sini."

Dirga memukul pelan helm yang digunakan Binar, "Ya kita makan dulu dong."

"Hmm, oke."

Mereka segera menuju ke salah satu kedai makan langganan mereka. Warung Nasi Ayam Pak Radi.

Setelah makan mereka tidak langsung menuju pasar malam, melainkan Dirga mengajak Binar untuk berkeliling sebentar.

Pukul delapan kurang sepuluh menit mereka baru tiba di pasar malam.

"Ga, jajan dulu yuk!" Binar melihat ada banyak jajanan favoritnya.

"Barusan makan tadi."

"Dirga, please. Itu tuh sore tadi."

"Iya deh iya."

Binar langsung pergi tanpa menunggu Dirga.

Dirga selalu berjalan di belakang Binar. Karena kalau tidak, bisa-bisa semua jajanan di sini diborong oleh Binar. Dan tentu saja Dirga tidak mengizinkan Binar mengeluarkan uangnya sepeserpun.

Dirga melihat Binar sudah membawa batagor dan jus alpukat, "Udah itu aja, gak usah banyak-banyak."

Binar hanya mengangguk, dan segera berjalan ke bangku yang tersedia di sana.

Dirga duduk di sebelah Binar. Mereka hanya diam dengan sesekali Binar menyuapi Dirga.

"Binar, liat sini deh."

Binar menghadap ke arah Dirga dengan mulutnya yang masih penuh.

Dirga menyelipkan rambut Binar ke belakang telinganya. Kemudian menangkup wajah Binar dan mendekat ke wajahnya. Sangat dekat.

"Lo tuh kalo lagi makan gemesin tau. Jadi laper guenya. Pengen makan lo." Dirga menggunakan jempolnya untuk mengusap tepi bibir Binar yang terdapat noda.

Jangan ditanya keadaan Binar sekarang.




TBC..










w o r r i e d • JaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang