Chapter 3

158 15 1
                                    


Aku sudah berada dikampus tepat pukul 08.00 sesuai intruksi ibu dosen cantik kemarin. Lalu aku menuju kelas yang memang diperuntukan untuk segala macam test. Termasuk testku hari ini untuk memperoleh beasiswa. Sebenarnya keinginanku mendapat beasiswa bukan karena orangtuaku tidak mampu membiayaiku. Mereka sangat mampu bahkan aku terbilang cukup tajir dikalangan Teman SMA ku. Namun aku ingin beasiswa semata mata untuk memperjelas kehebatanku dalam masalah akademik. Tentu itu sangat membantu apalagi aku ingin melanjutkan studytour sampe luar negri. Jelas aku butuh predikat hebat itu.

****

"Hey cantik, kamu sudah disinih?" suara dosen cantik itu terdengar menyapaku. Aku membalas sapaannya dengan memberikan sedikit senyum. "Iya bu, Aku baru saja tiba"

"Silahkan masuk, dan posisikan dirimu senyaman mungkin. Pilih saja bebas dimana kamu ingin duduk. Karna katanya tempat duduk cukup berperan penting untuk kesuksesan seseorang." Dosen itu mempersilahkan aku

"Terimakasih bu." Aku berjalan menuju bangku paling depan tentunya, Karna aku memang selalu duduk dibangku paling depan. Nah tentu saja sekarangpun sama. Dan setelah 5 menit kompetisi memperebutkan kursi beasiswa dimulai. Aku hanya butuh 20 menit untuk menyelesaikan semua soal untuk pagi ini. Aku menyerahkan kertas jawabanku pada pengawas. Lalu aku bergegas keluar dari ruangan. Hari ini aku harusnya berpakaian normal. Namun gagal karna aku harus mengikuti test maka pakaiannya harus rapi dan anggun.

****

Sekarang aku berada di ruang Aula atau lebih tepatnya ruang serbaguna kampus. Aku ingin mengecheck proses ospek hari ini. Namun aula kosong. Lalu aku keluar dan mencari cari keberadaan mereka. Ternyata semua anak dikumpulkan dilapangan.
Aku melangkahkan kaki menuju lapangan. Aku yakin tidak satupun anak mengenaliku. Aku pasti akan aman.

"Hey. Senior."

Baru saja aku melangkahkan kakiku sudah terdengar 1 teriakan untukku. Spontan saja aku membalikkan badan.

"Senior cantik bolehkah aku diospek olehmu." Teriak satu anak dari salah satu barisan fakultas teknik

"Dasar anak nakal." Tiba tiba satu senior menjewer kuping anak yang meneriakiku barusan.

Aku memperhatikan Pria itu--sepertinya tidak asing bagiku. "Pernah melihatnya dimana yahh?" Pikirku sejenak "Waah ternyata dia pria di rooftop kemarin. Aduh gawat bagaimana kalau dia mengenaliku. Bahaya ini. Aku harus minggat secepatnya." Batinku

"Hey tunggu." Belum sempat aku bergegas pria rooftop itu sudah menahanku---dia sekarang berada dihadapanku

Aduhh kenapa juga dia memberhentikanku

"Bukannya lu cewek kemarin yang di rooftop,?" Tanyanya lagi dengan posisi semakin dekat denganku

"Ohh bukan, gue rasa lu sudah salah mengenali orang" Aku buru-buru mengalihkan wajahku kearah lain "maaf, gue permisi" aku mempercepat langkahku agar tidak ketahuan oleh pria rooftop itu.

"Eh eh tunggu." Pria rooftop itu malah mengejarku. "Lu sama kok. Gue ingat jelas. Muka lu dandanan lu---dan dan ini sepatu lu persis." Pria itu sekarang malah mengoceh tentang sepatu membuatku bingung.

"Eh* "

"Iya sorry gue emang suka sepatu lu makanya gue ingat jelas." Ujarnya dengan senyum malu-malu

"Huh???" Aku semakin bingung melihat tingkah sok manisnya

"Iya sepatu lu Orikan dan sangat cocok buat lu"

"Apaansih. Malah Ngaur." Aku malas meperdulikan pria itu. Aku malah memutuskan untuk pergi.

****

"Sebenarnya siapa gadis itu---Sepertinya ada yang aneh dengannya. Apa dia seorang spyer??" Aku yakin itu yang ada di isi kepala pria tadi. Sebentar lagi pasti dia akan menyelidiki siapa aku

Berselang 5 menit seperti dugaanku pria itu sudah berada dihadapanku . "Astaga. Lo ngagetin gue aja, ihk nyebelin." Aku menyeringai kaget dan menutup mataku spontan karena melihatnya yang muncul tiba-tiba dihadapanku seperti hantu

"Sorry. Gue ngejar lu tadi"

"Ehh ini sih bukan ngejar namanya tapi duluanin gue. Ada-ada aja deh, mau lo apaansih. Gue gak kenal yah sama Lo--- Cepetan ngomong atau minggir sono gue mau lewat!" Ujarku ketus---Aku melipat kedua tanganku---menatap lekat kedua mata pria dihadapanku saat ini, bodoamat jika dia merasa gerogi. Bisikku dalam hati.

"Emm. Gue cuman penasaran Lu siapa??" Jawabnya sembari menggaruk-garuk kepalanya yang aku yakin tidak sedang gatal

"Gue udah bilang gue mahasiswi sini fakultas ekonomi ,ok enough ???"

"Tapi.."

"Udahlah. Gue cabut. Lu ganggu gue aja." Aku melenggang pergi meninggalkannya begitu saja---terus mempercepat langkahku biar dia tidak mengejarku lagi dan untungnya setelah menoleh kebelakang ternyata pria itu benaran hilang.

Alhamdulillah. Akhirnya pria itu nyerah juga. Gila lagi dia siapa coba

****

To be continued

Love Take Away (On Going)Where stories live. Discover now