Chapter 7

152 12 3
                                    

****

Kini aku sudah berada di dalam club. Aku sudah mengamati seluruh penjuru ruangan untuk mencari keberadaan dua gadis itu. Dan dari kejauhan tepatnya diatas panggung club ini, Sandra dan Fifian melambaikan tangannya padaku. Mengisyaratkan untukku segera mendatangi mereka. Lalu ku ikuti petunjuk untuk menuju panggung

Cuman butuh 1 menit untuk sampai ke Panggung itu, padahal ada begitu banyak manusia disana yang menghalangi namun entah kekuatan apa yang ku miliki malam ini hingga membuat semua menyingkir begitu saja saat melihatku berjalan. Tapi aku tidak perduli yang terpenting Aku sudah berada di depan panggung sekarang, lalu ku lihat Fifian yang sepertinya sudah mabuk, sedang Sandra masih normal. Dengan alat musik biola yang ia mainkan.

Aku melangkah lebih dekat ke fifian, lalu aku dengan sigap memegangi tangan Fifian untuk menyeimbangkan tubuhnya yang sudah hampir ambruk.

"Sand. Sandra. Come here." Aku terus memberi kode pada sandra untuk membantuku. Namun ia masih asyik dengan permainannya diatas panggung. Sehingga hanya menyuruhku untuk menunggu.

"Kenapa juga gadis ini mabuk di jam segini, masih tempo dan apa aku harus menjaganya sepanjang waktu---ahhh menyebalkan." Ujarku dalam hati. Dan Selang beberapa menit saat aku masih asyik mengomel. Seseorang menyapaku dari belakang.

"Heiii Canva.."

"Ehh Hi. Lu disini juga Re. Untung lu disini." Melihat Reina aku Secepat kilat memberikan tubuh Fifian padanya.

"Hahaha." Reina tertawa puas. "Kenapa Lu Va ?" Reina melihatku sambil terus nyengir memperlihatkan gigi putihnya itu.

"Gue gak biasa layanin orang mabuk Ree...." keluhku pada Reina

"Yaudah lu ke lantai Dansa aja. Having fun gihhh."

"Gak ahh. Bentar aja. Masih panas." Akhirnya aku bisa merebahkan tubuhku ke salah satu sofa yang daritadi menggodaku untuk ku beristirahat.

"Ohyaudah. tunggu yah." Ujar Reina sembari meneriaki sebuah nama. Setelah menunggu beberapa menit. Muncul sosok pria yang sudah sejak lama aku ingin tau apa aku pernah bertemu dengan dia sebelumnya. Pria itu kekasih Reina.

Aku hanya bisa menatap pria itu diam diam. Sedang pria tersebut sepertinya sadar akan aku yang memperhatikannya sehingga ia balas menatapku. Dan sesekali melempar senyum untukku. Aku tentu tersipu malu. Ada yang aneh denganku sejak awal.

Ada apa dengan pria itu. Siapa dia sebenarnya.

"Vaaa...." panggil Reina yang melihatku bengong

"Iya Ree. " jawabku kaget " ada apa?"

"Gue tinggal yah. Mau anterin Fifian balik. Nanti lu bisa balik sama Sandra kan?!" Ujar Reina sambil membopong Fifian yang semakin tak sadarkan diri. Lihat saja bahkan untuk berdiri ia sudah tidak mampu.

"Emmm.. tapi Ree. Lu lihat sendiri Sandra lagi asyik banget. Gak mungkin dia ngeh sama keberadaan gue disini.!"

"Iya jugasih. Gimana yah.. ohh Regar. Lu telpon Regar aja minta jemput dia aja Va."

"Emmmm." Sejenak aku berpikir lalu terpaksa mengiyakan saja usul Reina barusan "Iya, baiklah Re...."

"Yaudah yah. Gue cabut Va. Bay."

Reina melenggang pergi bersama Fifian dan disusul Kekasihnya. Namun sebelum pergi kekasih Reina berpamitan padaku. Dan ia sempat berbisik . "Tunggu gue aja."

Aku tidak mengerti dengan maksud kalimat itu. Aku mengabaikannya. Dan kembali fokus pada Sandra yang asyik bermain biola diatas panggung. Sedang ditempat lain. Dilantai dansa. Begitu banyak pasangan yang sedang asyik dengan dunia mereka malam ini. Aku ingin segera pulang. Ini memuakkan. Ajakan Fifian dan Sandra malam ini sungguh tidak masuk akal bagiku. Aku sedikit kesal dibuat mereka.

Love Take Away (On Going)Where stories live. Discover now