Chapter 10

107 12 4
                                    

------

Libur tiba, aku mendapat ijin dari Ayah dan bunda untuk ikut liburan bersama Reina dan yang lainnya. Tentu itu ada syaratnya---Aku harus berkunjung ke rumah Regar terlebih dahulu, untuk meminta ijin---akupun menyetuji syarat tersebut.

Aku berkunjung kerumah Regar, dan disana hanya ada ibunda Regar, tante jennie. Yang lain sedang diluar kota. Setelah berbincang dengan tante jennie dan mendapat ijin untuk liburan.

Aku menanyakan keberadaan Regar dan ternyata Regar sedang berada di Prancis. Dan aku sama sekali tidak mengetahui hal itu!

Alasan tante Jennie tidak memberitahukan kabar itu karena mereka berpikir kalo Regar sudah menyampaikan hal itu padaku. Namun sepertinya hal itu tidak dilakukan Regar karena dia masih merasa kesal oleh ulahku di club itu.

Regar memang masih merupakan mahasiswa di salah satu univ di Prancis, dia ke kampusku cuman sebagai peserta pertukaran mahasiswa. Dan soal perjodohan kami masih dilanjutkan. Hanya perlu menunggu Regar selesai dengan Studinya , sedang aku, mereka tidak mengharuskan aku selesai atau belum. Mereka hanya ingin aku dan Regar segera menikah. Karena buat mereka pernikahan Kami akan membuat tali perteman mereka semakin Erat.

Mereka ingin Regar terus berkarya dan dihidupnya ada pendamping Yang Pantas.

*****

Minggu pagi. Aku dijemput oleh Reina dan kekasihnya. Aku mengikuti perjalan bersama mereka berdua. Sedang Sandra dan Fifian mereka dimobil lain dengan pasangannya pula.

Setelah setengah perjalanan, dan sebelum sampai puncak kami mampir di sebuah SPBU, untuk numpang toilet dan membeli beberapa cemilan.

Aku yang ikut turun dan langsung menuju minimarket, mempersiapkan seluruh amunisi selama di Vila.

Aku mengantongi banyak sekali cemilan dan kawan kawannya. Aku juga tidak lupa membeli Freshcare sebab aku paling doyan Mabuk kalo perjalanan Jauh, bahkan aku pernah muntah saat perjalanan terakhir bersama keluarga waktu pulang kampung, itu alasan kenapa sekarang aku tidak cuma membeli satu tapi tiga sekaligus. Sebagai stok kalo lupa atau kemungkinan terburuk hilang---tau sendiri aku pelupa akut.

Setelah kupastikan semua sudah aku masukkan ke troly dan Reina juga udah manggil manggil daritadi, saatnya menuju kasir---saat berada di antrian aku tidak sengaja bertemu lagi dengan pria di rooftop itu---Pria Rooftop itu berdiri disebelah Meja Kasir. Dia tidak sedang belanja melainkan menunggui temannya yang sedang ikut mengantri.

Pria itu sama sepertiku dia terkejut dan spontan melempar senyum ketika mata kami bertemu---adu pandang. Memang ini suatu kebetulan yang terlalu sering. Pikirku.

"Hei. Lu disinih juga??" Tanyanya dan memposisikan dirinya lebih dekat denganku.

"Iya. Lu juga" acapku sembari meremas kuat pegangan Troly---aku sedikit canggung dengan tatapannya.

Seperti paham akan situasi aku---dia mencoba mengatur jarak dan membuang arah pandangnya ke tempat lain "Gue mau ke Puncak" ucapnya lengkap dengan senyuman dibibirnya.

"Oh sama. Kita juga mau ke Puncak." Jawabku memberi respon dan mencari-cari keberadaan Reina ingin ku kenalkan padanya.

"Ohyah.?" Tanyanya

"Iyah." Jawabku lagi dengan malu-malu.

"Misi mba, udah boleh dihitung belanjaannya" tiba-tiba seorang pelayan menghampiriku--mungkin karena melihatku sedang asyik mengobrol sampai lupa giliran. "Oh iya sorry keasyikan ngobrol" jawabku.

Aku buru-buru menuju meja Kasir mengikut dibelakang pelayan yang sudah membawa lebih dulu troly belanjaanku.

Semua belanjaan sudah selesai ku bayar dan ditanganku sudah ada sekantung Snack dan temannya.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Sep 09, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Love Take Away (On Going)Where stories live. Discover now