Jam kosong di mata pelajaran terakhir. Surga duniawi.
Bingung jam kosong mau dibuat apa, gue pun memilih bermain Ludo dengan seorang teman yang duduk di depan bangku gue. Arga.
"Gue udah pasti kalah njir, ulang dari awal aja lah." Gerutu dia emosi sendiri memandang dadunya yang terus menunjukkan titik satu.
"Ngga mau! udah pasti gue menang. Inget perjanjiannya, lo harus beliin milkshake kalo gue menang ya." Sahut gue ngga mau menuruti keinginanya, gue lanjut menekan dadu karena sekarang giliran gue.
Arga jadi menghela nafas panjang tapi tetap bermain.
"Ga, lo maho ya?"
Arga mendongak dengan mata membulat sempurna ditambah mulut yang ternganga, "Goblok lu ya!" umpatnya langsung ngegas
Gue meringis melihat responnya yang diluar dugaan, "lah terus kenapa lo ngga nyari cewek kaya dulu lagi?"
Gue mencoba semakin mancing dia buat jelasin hal itu. Dari dulu gue penasaran, gatel mau tanya itu tapi ngga sempet-sempet.
Dia kembali menunduk menjalankan pionnya, "Cewek gue ngga ada yang ilang, buat apa dicari?" sahutnya lirih.
Ditanya apa, jawabnya apa.
Gue kembali bermain tanpa bertanya lebih lanjut. Arga kalo udah sibuk main game jawabnya suka asal, benci gue.
"Aish, punya gue yang satu belom keluar." gumamnya fokus memandang layar ponsel gue yang tergeletak di meja.
Melihat itu gue refleks tersenyum. Sial.
Ternyata gue masih menyimpan perasaan buat dia, buktinya dengan melihatnya menggerutu aja buat gue bahagia.
Gue pernah bilang kalo gue trauma untuk jatuh cinta. Tapi siapa menduga, masalah hati itu sulit dikendalikan.
Cinta masa kecil gue timbul lagi seiring luka lama yang udah sembuh. Iya luka yang dibuat Dino.
"Sekarang giliran lo." katanya membuyarkan lamunan gue
"Eh? Iya."
Gue menekan dadu asal, lalu memperhatikan pergerakan pion gue yang berjalan dengan sendirinya.
"Lo laper?"
"Hm?" gue mendongak.
"Ngelamun mulu dari tadi. Gue kira lo laper." jelasnya singkat lalu kembali menunduk untuk menekan dadu.
"Sotak banget! Gue lagi mikir strategi buat ngalahin lo. Bukan ngelamun." bantah gue berdusta.
"Ya jangan ngegas anjir!" balasnya tanpa mendongak.
"Jangan bacot ngegas didepan hape gue woy, jigong lu muncrat tuh!"
Mulailah adu bacot kita berdua.
Arga jadi mendongak ingin membalas lagi tapi kedatangan Yoan membuatnya mengatupkan bibir.
"Nih, tadi di kantin Miko nyariin lo. Karena lo ngga di sana dia nitip ini buat lo." kata cewek cantik itu yang menjabat sebagai sekretaris kelas, ia menyerahkan segelas milkshake coklat kesukaan gue.
Gue sempat heran sesaat, tapi jadi senang dan langsung menerimanya. Tak lupa gue mengucapkan terima kasih untuk gadis yang juga menjabat sebagai waketos itu.
"Tuh tiang bendera emang ngga pelajaran? Bisanya wisata kuliner mulu ke kantin."
Lo dendam apa sih ke Miko? Sekaliii aja nyebut namanya yang bener. Kalo masih marah soal jabatan, pliss jangan ngehujat.
KAMU SEDANG MEMBACA
That's YOU
FanfictionBaca aja dulu, suatu saat kamu akan suka💜 "Kisahku yang akhirnya berujung denganmu." Start == 27/12/2019 End == ... JANGAN LUPA VOTE AND COMMENT KALO MAU TAU LANJUTANNYA💜