Alunan musik dari disc jockey itu membuat suasana X2 club makin meriah, banyak yang berjoget di dance floor atau sekedar minum racikan bartender itu.
Seperti halnya Galaksi, ia masih betah duduk di ruangan gelap nan pengap itu. Di shot glass nya terdapat red wine yang tinggal setengah. Ia menelungkupkan kepala, cukup pusing dengan sebotol red wine yang tadi dia minum.
Terlahir dari keluarga berada tak membuat Galaksi merasa bahagia. Baginya percuma, tak ada yang peduli dengannya. Papanya yang sibuk dengan wanita ular itu tak mempedulikan mamanya yang sakit-sakitan.
Matanya terpejam, sudah 5 bulan mamanya koma karena penyakit jantung yang menyerangnya, sejak mengetahui suaminya selingkuh, penyakit jantung Mamanya langsung kambuh.
Galaksi meraup wajahnya kasar, diusia 17 tahun ia harus merasakan kepahitan ini.
"Butuh teman Al?" tanya seorang cewek dengan mini dress membuat dadanya menyembul keluar.
Dengan lancang, ia duduk dipangkuan Galaksi. Tangannya meraba dada Galaksi yang terbungkus t-shirt berwarna hitam. Bukannya terangsang, Galaksi justru risih, ia mendorong perempuan tadi kasar, menatap tanpa minat perempuan itu.
"Nggak doyan gue sama bekasan, sekolah yang bener! Banggain orang tua lu, bukan malah jual diri buat hura-hura!"
Ucapan sadis Galaksi, membuatnya menunduk malu, matanya memerah menahan tangis, dengan cepat ia pergi meninggalkan Galaksi yang menatap penuh iba.
Lucu kan? Banyak yang mati-matian mencari uang hanya untuk kesenangan dan melupakan hal sederhana yang bisa membuat mereka bahagia. Life is not about money, bahkan jika bisa, Galaksi ingin menukar uang yang ia punya dengan kasih sayang orang tuanya.
Galaksi melihat rolex nya yang menunjukkan pukul 23:30 WIB. Biasanya ia tengah asyik di club itu, entah mengapa mood nya hancur karena kedatangan perempuan tadi.
Galaksi menyipitkan matanya ketika ia melihat sosok yang ia kenal, Galaksi mengingatnya, Cherry si bibir menggoda yang sialnya cerewat seperti toa. Ia tersenyum simpul, melihat gadis itu mengenakan ripped jeans dipadukan hoodie berwarna pink. Sangat tidak pantas untuk digunakan clubbing.
Tangannya mengepal melihat gadis itu digoda pengunjung lain, bahkan, ada yang dengan lancang mengelus pipinya berniat mencium. Galaksi langsung berlari melihat wajah ketakutan Cherry.
***
Cherry mendengus kesal, setengah jam lebih ia menunggu, namun sosok itu tak kunjung datang.
Meski bukan pertama kali Cherry kesini, ia risih akan tatapan pengunjung seperti melihat dirinya telanjang.
Cherry mencoba menghubungi lagi nomor itu, namun tidak aktif. Ia hendak bangkit, sebelum tarikan seseorang membuatnya terduduk.
"Mau kemana sweety? Mending lu happy-happy bareng kita-kita," ucap lelaki itu yang Cherry perkirakan 3 tahun diatasnya.
Dengan kasar Cherry menghempaskan tangannya, ia memundurkan duduk ketika dengan lancang orang itu mengelus pipinya, Cherry hanya bisa menutup mata takut, air matanya telah menetes.
"Jangan takut, kita akan main lembut honey," bisik lelaki itu sensual.
Cherry bisa merasakan napas lelaki itu semakin dekat, ia meremas ripped jeansnya takut.
Bugh!
Suara pukulan membuat Cherry membuka matanya. Ia melotot kaget melihat itu, hanya bisa menatap perkelahian didepannya. Tiga lawan satu. Hanya bisa berdoa, semoga lelaki berjaket Mocca itu tidak terluka parah.
Jantungnya berdebar, ketika melihat siapa orang yang menolongnya.
"Pergi lu sana! Jangan ganguin cewek gue!"
Tiga orang tadi berlari, Cherry mendekat kearah Galaksi, ia menghembuskan nafas lega, setengah mati ia ketakutan tadi.
"Lu nggak papa Al?" tanya Cherry melihat muka Galaksi yang terluka.
"Menurut lu?" jawabnya datar, membuat Cherry ingin menjedotkan kepalanya kalau tidak ingat Galaksi yang menolongnya.
"Lagian lu ngapain malam-malam disini? Mau jual perawan?" entah itu pertanyaan apa pernyataan yang jelas Cherry sangat dongkol dengan sosok didepannya ini. Baru semenit ia terpesona akan Galaksi, namun sifat aslinya telah balik.
Cherry hendak mengomel namun tertahan melihat sudut bibit Galaksi yang robek, reflek ia menyentuhnya.Arghh ringis Galaksi karena Cherry terlalu kencang memegangnya.
"Sakit banget ya, Al?" tanya Cherry dengan ekspresi ngerinya. Tak sadar tangannya mengelus lembut luka itu.
Galaksi menatap Cherry, membuat Cherry mendongak. Cukup lama mereka bertatapan.
Galaksi menatap bibir Cherry yang menggoda itu, wajahnya mendekat berniat menciumnya.
Seakan terbuai Cherry menutup matanya, bahkan ia mengigit bibir bawahnya.
Ketika bibir mereka hampir bersentuhan, rasa pusing akan alkohol tadi menyerang Galaksi kembali.
Huekk
Cherry hanya bisa melotot dengan ekspresi jijik, menatap muntahan Galaksi di hoodie nya.
"GALAKSIIII"
***
Balik lagi yuhuuuu...
Makin baper apa malah bosen?Friday, December 20 2019
KAMU SEDANG MEMBACA
Cherry
Teen Fiction"eh, sorry nggak sengaja," ucapnya setelah menabarak lelaki bertubuh tegap itu. "Mata buat dipake ! Wajah doang cantik mata buat pajangan," jawab cowok itu dengan suara dinginnya. Cherry melotot kesal "Gw udah minta maaf. Wajah doang ganteng kelak...