Part 29

6K 218 10
                                    

Cherry menatap bingung tingkah Nasya. Gadis yang biasanya cerewet itu berubah menjadi pendiam. Terhitung semenjak di mall tadi Nasya menghindarinya. Mengabaikan ucapannya ataupun membuat alasan-alasan yang tak masuk akal ketika ia bertanya maupun meminta pendapat.

Mungkin benar cewek itu tengah sakit. Seperti saat ini, Nasya tengah terlelap. Bahkan suara panggilan telepon tak membuatnya terusik.

Cherry melihat nama yang tertera di layar ponsel Nasya. Laura? Siapa itu? Ia tak mau melanggar privasi orang. Namun, sebuah pesan masuk dari nomor yang sama membuat rasa penasarannya memuncak.

Cherry melotot kaget melihat isi pesan itu. Disana terdapat foto Galaksi yang tengah memeluknya dari belakang. Persis seperti kejadian di mall tadi. Bukan foto itu yang bikin Cherry kaget. Tapi untuk apa orang itu mencuri foto dirinya?

Ketika ia ingin men-scroll pesannya Nasya bergerak membuat Cherry reflek meletakkan ponsel itu kembali. Ditengah rasa penasarannya Cherry ikut berbaring disamping Nasya. Akan ia tanyakan nanti jika Nasya telah terbangun.

***

Istirahat kali ini Cherry tidak pergi ke kantin. Ia sengaja pergi ke taman belakang. Cherry duduk di kursi taman. Tersenyum melihat berbagai jenis bunga yang menyegarkan mata dan juga pikirannya.

Ia mendengarkan lagu dari element-penjaga hati. Sesekali ikut bersenandung kecil.

Bila aku harus mencintai
Dan berbagi hati itu hanya denganmu
Namun bila ku harus tanpamu
Akan tetap ku lalui
Hidup tanpa mencintaa

  Cherry asyik menyanyikan bagian itu. Sebelum lengan seseorang memeluknya dari belakang. "Gue kangen bangsat!" ucapnya semakin mengeratkan pelukannya.

"Gue juga," jawab Cherry mengelus lemgannya pelan. Cowok itu duduk disamping Cherry. Membiarkan Cherry bersandar di pundaknya.

"Maafin gue karena jarang luangin waktu buat lu."

Galaksi tidak menjawab. Ia mengecup kepala Cherry. "Gue paham. Asal jangan terus-terusan aja. Berasa jomblo gue."

Cherry terkekeh geli. "Bolos yuk," ajaknya membuat Galaksi menatap kaget.

"Ngga panas," ucap Galaksi setelah menempelkan tangannya di dahi Cherry.

"Tumbenan lu gini? Belum rukyah, ya?" Cherry berdecak.

"Mau nggak? Kalo iya gue WA Nasya suruh izinin."

Galaksi langsung merebut ponselnya. "Nggak usah hubungin Nasya. Ntar gue suruh orang bilang lu sakit. Cewek tu mulutnya lemes, mau lu ketahuan?"

Cherry menggeleng. Ia tersenyum mengikuti langkah Galaksi.

"Terus kita mau kemana?"

"Gampang itumah. Gue tau pintu rahasia."

***

  Disinilah mereka sekarang. Di danau yang lumayan jauh dari sekolah. Cherry telah mengganti baju seragamnya dengan hoodie Galaksi yang kebesaran. Cowok itu juga telah menanggalkan baju seragamnya. Menyisakan kaus hitam polos yang membuat terlihat semakin tampan.

Galaksi tengah tiduran berbantal paha Cherry. Matanya terpejam.

"Lu kurang tidur, ya?" tanyanya menyadari kantung mata Galaksi yang menghitam.

Cowok itu hanya berdehem sebagai jawaban. "Gue mau tanya, Al. Lu kenal Laura?"

Kalimat yang membuat Galaksi langsung membuka mata. Menatap Cherry begitu intens.

"Kenapa nanya gitu?"

Cherry menghela nafas panjang. Kembali mengelus surai lembut Galaksi. "Gue kemarin buka chat Nasya dari Laura. Tau apa isinya? Foto lu lagi meluk gue. Udah gitu si Laura terus-terusan telvon Nasya. Kaya ada something yang penting gitu."

Galaksi bernafas lega. Jantungnya hampir copot mendengar nama itu dari Cherry. Ia menggenggam tangan Cherry yang mengelusnya.

"Gue bakal cerita semua ke elu. Tapi.... cium lama?" genit Galaksi membuat Cherry memukul kepalanya kesal.

Setan dasar

***

Double up? Special 10k readers 😍😘

Rabu, 8 April 2020

CherryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang