Pagi yang cerah untuk jiwa yang linglung. Mungkin itulah yang tengah Mino alami, Mino yang biasanya akan bangun dan langsung mandi kini hanya dapat duduk diam menunggu seseorang yang kini tengah menggunakan kamar miliknya
"Maaf membuatmu menunggu" sesal Irene saat mengetahui jika Mino menunggunya
"Ehm tak apa,oh ya aku sudah membuat sarapan. Makanlah karena habis ini aku harus berangkat bekerja" ucap sebelum Mino masuk kedalam kamar mandi
Mino telah menyelesaikan kegiatan mandi dan sekarang Mino tengah bersiap didepan lemari bajunya
"Arkkhh" teriak Irene saat masuk kedalam kamar milik Mino
"Astaga" ucap Mino yang terkejut saat melihat Irene masuk kedalam kamarnya
Mino merutuki kebodohannya karena lupa jika dirumahnya kini tak hanya ada dirinya sendiri, dengan cepat Mino berlari menuju kamar mandi untuk mengenakan baju dan juga celana yang akan digunakannya
Ceklek
Terdengar suara pintu kamar mandi yang terbuka dan tentu saja itu adalah Mino
"Maaf, aku lupa jika ada kamu dirumah ku sekarang" sesal Mino mengingat kecerobohannya
"Tak apa aku yang salah, seharusnya aku tak sembarangan masuk. Bagaimanapun ini tetep kamar dan rumahmu tak seharusnya aku masuk sesuka hati" jawab Irene yang tak kalah menyesal
"Aniya..."
"Aish...baiklah kita berdua yang salah. Aku salah karena lupa ada kamu dan kamu salah karena tak mengetuk pintu sebelum masuk" jawab Mino mutlak saat ia merasa Irene menunjukkan rasa sesalnya
"Baiklah aku harus pergi bekerja" pamit Mino sambil melangkahkan kakinya menuju tas punggung yang ia letakkan diatas kursi
"Mino-ssi" panggil Irene pelan takut jika Mino akan marah atau tak suka
Merasa dipanggil Mino dengan segera menolehkan kepalanya dan menunjukan ekspresi seolah bertanya
"Bisakah aku meminta tolong? Sepertinya aku akan segera mengalami siklus bulanan" terang Irene yang bingung bagaimana harus menyampaikannya pada Mino
"Lalu?" jawab Mino masih tak paham dengan maksud Irene
"Bisakah aku menitipkan pembalut wanita padamu?" tanya Irene dengan suara pelan saat menyebutkan kata pembalut
Mino yang mendengarnya cukup terkejut bagaimana tidak, selama ia hidup 26 tahun ia tak pernah sekalipun membeli benda khusus wanita tersebut bagaimana bisa sekarang ia diminta tolong oleh seorang wanita yang tak lain adalah kekasih dari sahabatnya
"Kau tak bisa ya?" tanya Irene yang menduga ketidak mauan Mino membelikan itu untuknya
"Eh..." Mino yang sadar dari lamunannya hanya mengangguki permintaan dan kemudian bergegas pergi
❄❄❄
Mino seperti biasa bekerja di kedai bubur yang lumayan jauh dari rumahnya butuh waktu hampir 45 menit menggunakan bis umum. Sepanjang jalan Mino hanya dapat melamun memikirkan apa yang sedang terjadi pada dirinya saat ini
"Hahhhh"
Merasa cukup lelah dengan pikirannya, akhirnya Mino hanya mampu menghela napas panjang. Mino tak habis pikir kenapa kiyong hyung menitipkan kekasihnya pada dirinya. Dan mengapa pula Mino harus terlibat lagi, sebenarnya apa yang sedang kiyong hyung lakukan
Lama berdiam dalam lamunan akhirnya Mino sampai juga dikedai bubur tempatnya bekerja. Kedai buka sekitar pukul 09.00 pagi dan sekarang masih jam 08.45 Mino masih memiliki sisa waktu 15 menit untuk menyiapkan bahan-bahan dan membereskan kedai sebelum dibuka

KAMU SEDANG MEMBACA
trois coeurs (END)
FanficPerjalanan dalam menemukan cinta sejati memang tak semudah membalik telapak tangan. Banyak rintangan yang harus dilewati, sampai pengorbanan harus dilakukan untuk menemukan arti dari cinta yang sesungguhnya 🙏🌷