deuxième

561 48 12
                                        

Hari-hari yang dijalani Irene berlangsung seperti biasa, hanya saja pagi ini ia terbangun seorang diri. Hal ini dikarenakan Kiyong tak pulang kerumah, semalam ia memberitahu Irene bahwa ia ada pekerjaan yang mengharuskannya berada diluar rumah. Irene telah terbiasa dengan cara kerja Kiyong, bekerja sebagai seorang "penjahat" mungkin itulah kata yang tepat menggambarkan pekerjaan Kiyong. Hidup keduanya memang berkecupan dengan harta tapi tidak dengan keamanan dan keselamatan keduanya, terutama Irene. Menjadi kekasih dari seorang pembunuh berdarah dingin dan seorang pengedar obat-obatan terlarang membuat setiap napas yang Irene hembuskan terasa berat dan siap menghentikan hidupnya

Irene hidup selayaknya manusia-manusia pada umumnya, ia bekerja dan melakukan semuanya secara normal hanya saja tingkat kewaspadaan Irene cukup tinggi. Irene sendiri bekerja disalah satu butik yang terletak di distrik gangnam, butik megah yang merepresentasikan kemewahan dan keanggunan dari setiap kain- kain yang digunakan

☀☀☀

Pagi ini Irene berangkat ke tempat kerja seperti biasa, menggunakan angkutan umum tentu saja. Bukan Irene tak mampu membeli mobil atau apalah itu namanya, ia hanya tak ingin dilihat berbeda apalagi ia ingin hidup normal seperti orang-orang tanpa orang lain tau bahwa ia adalah kekasih dari seorang pengedar barang haram

Brukkk....

"Astaga maaf aku tak sengaja" ucap Irene saat sadar ia telah menabrak seseorang

"Iya tak apa...maaf nona jika saya membuat nona terkejut" terdengar suara cukup berat mengetuk gendang telinga Irene

"Ah...tak apa aku yang seharusnya minta maaf pada tuan karena tak memperhatikan jalan...kalau begitu saya minta maaf sekali lagi dan permisi" Irene membungkukkan tubuhnya sebagai ucapan maaf dan pamitan kepada pria yang ada dihadapannya

☀☀☀

"Aku datang" sapa Irene dengan nada riang

"Oh sudah sampai...tumben kamu datang terlambat?" tanya gadis bernama sung kyung

"iya tadi aku tak sengaja menabrak orang jadi mau tak mau aku harus meminta maaf dulu padanya" jelas Irene sambil meletakkan Sling bagnya

"siapa? pria atau wanita?" tanya sungkyung penasaran

"pria...dan aku tak tahu siapa" dengan cuek Irene beranjak dari hadapan sungkyung

"tampan tidak? lebih tampan dari kiyong oppa tidak?ih Irene jawab dong...Rene?!" sungkyung terus mengikuti Irene sambil merengek tentang pria yang Irene tabrak

"Shtttt...bisa diam tidak sih kamu? Berisik tau" Irene memutar mata jengah dengan tingkah sungkyung yang seperti wanita kesepian ini

"Dia tidak tampan, dia sudah tua puas" jawab Irene sekenanya, karena jujur saja Irene tak begitu memperhatikan wajah orang yang ditabraknya

"Ih kamu bohong ya...jangan bilang kamu suka sama pria itu, inget ya kamu udah punya kiyong oppa" tuduh sungkyung dengan wajah penasarannya

"ehmm kalian berdua mau bekerja apa mau mengobrol?" Seru manager yang sontak membuat kedua gadis tersebut berpisah. Irene bersyukur karena ia tak harus menanggapi ocehan sahabatnya itu. Bagi irene sungkyung adalah sahabat yang sudah dianggap seperti saudaranya sendiri. Irene berteman dengan sungkyung sejak 6 tahun yang lalu saat keduanya dipertemukan dalam sebuah insiden memalukan, begitulah pendapat irene

"Rene nanti makan siang dikedai biasa nih?" tanya sungkyung saat keduanya tengah berdiri disalah salah sudut butik

"Emm"

"Irene kenapa sih kamu masih mau bekerja? kan Kiyong oppa bisa ngasih semuanya buat kamu" tanya sungkyung dengan suara pelan agar tak terdengar oleh siapapun. Sungkyung sadar sahabatnya ini tak ingin ada orang lain yang tau mengenai kehidupan pribadinya terutama tentang sang kekasih. Hanya sungkyung dan seulgi sahabat Irene yang tau mengenai kehidupan pribadi Irene

☀☀☀

Siang ini Irene dan sungkyung makan siang disalah satu kedai ramyun tak jauh dari tempat kerja mereka. Kedai ini terletak didalam gang kecil yang membuatnya tak begitu terlihat dari jalanan besar. Kedai ini merupakan langganan kedua gadis cantik ini karena disamping menu yang menggugah selera harga yang ditawarkan pun tak terlalu menguras kantong

"Eh Rene... ngomong-ngomong seulgi gimana ada kabar gak tentang cowok brengsek yang udah mainin seulgi?" suara sungkyung memecah keheningan diantara keduanya

Irene yang dari tadi sibuk memasukkan ramyun kedalam mulutnya berhenti sejenak untuk menanggapi ucapan sungkyung yang jujur saja juga sedang Irene pikirkan

"Belum, seulgi belum memberi kabar lagi mengenai keberadaan jimin" ujar Irene sambil menerawang ucapan seulgi beberapa waktu yang lalu

Keduanya kini telah selesai dengan urusan perut mereka, mereka kenyang dan siap kembali ke butik untuk bekerja

"Maaf..." ucap seseorang yang tak sengaja menabrak bahu Irene

"Iya tak apa"

"Permisi" pamit orang tersebut terburu-buru

"Dia..."gumam Irene pelan atau lebih seperti berbisik

"Kenapa? kamu mengenalnya?" tanya sungkyung sambil mengikuti arah pandang Irene

"Ani..kajja aku tak mau kena omel bos lagi"

"Irene-a pria yang tadi menabrakmu sepertinya tampan, kalau dilihat-lihat dia tinggi kulitnya yang tak terlalu putih membuatnya kian mempesona, biarpun dia mengenakan masker dan topi sih" celoteh sungkyung disepanjang jalan membuat Irene merasa geli sendiri. Tapi yang diucapkan sungkyung mungkin ada benarnya

"Aniya...ani kamu sudah punya kiyong oppa" gumam Irene dengan menepuk pipi dan menggelengkan kepalanya

"Heh kenapa kamu?"

"Ani"

☀☀☀

Pukul 5 sore butik telah tutup dan sekarang Irene tengah membereskan beberapa tempat yang terlihat kotor dan tak beraturan, menata gaun-gaun indah yang terpampang disetiap sudut ruangan. Di butik hanya tersisa beberapa pegawai dan kini irene beserta sungkyung sudah bersiap ingin pulang mengingat perjalanan mereka kerumah cukup memakan waktu terlebih mereka berdua menggunakan transportasi umum.

Sesampainya dirumah Irene tak mendapati siapapun disana, tentu saja karena Kiyong belum pulang dari pekerjaannya, Irene dengan setia menunggu kepulangan sang kekasih. Ia sering mendapati Kiyong pulang dengan keadaan wajah memar bahkan yang paling parah adalah luka tusuk pada tubuh pria tampan tersebut. Pekerjaan Kiyong membuat Irene senantiasa diselimuti rasa khawatir dan takut, ia tak ingin kehilangan pria yang dicintainya. Tapi sekuat apapun ia meminta Kiyong berhenti ia tak akan mau.

Irene menunggu Kiyong hingga pukul 11 malam, merasa tak ada tanda-tanda Kiyong akan pulang akhirnya Irene memutuskan untuk tidur terlebih dahulu mengingat esok hari ia harus bekerja
.
.
.

TBC

Semoga chemisty Kiyong Irene dapet deh
Minrene sabar ya 😂
Oke see you guys jangan lupa tinggalin jejak ya 👋 thx

trois coeurs (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang