1. BLOK A

109 9 0
                                    


at Bayu's Family

Pagi hari sekali, Bayu sudah terbangun dari tidurnya. Bahkan lebih awal dari istrinya. Ia beranjak dari tempat tidurnya dan berjalan menuju kamar Rasya yang berada di sebrang kamarnya.

"Sya, bangun dong!" Ucap Bayu membangunkan Rasya.

"Raca masih ngantuk, Yah." Ucap Rasya masih dengan mata tertutupnya dan kembali memeluk guling yang ada disebelahnya.

"Rasya lupa? Ini kan hari Senin. Ayo bangun. Waktunya kita berangkat sekolah!" Tidak habis-habisnya Bayu mengganggu anak semata wayangnya ini.

"Raca libur," Ucap Rasya.

Bayu tersentak, "Rasya mau bolos? Masih kecil udah mau bolos?!"

Rasya membuka matanya dan menatap ayahnya yang menjengkelkan ini.

"Ayah, kan kemarin Sabtu Raca bagi raport. Gimana sih!" Protes Rasya dengan pipi yang digembungkan.

Bayu berpikir sejenak berusaha mengingatnya. Lalu ia menepuk dahi dengan mata terbelalak. "Oh, ya! Ayah lupa. Maaf sayang. Yaudah lanjut bobo."

"Gak mau lah! Raca mau mandi!" Ucap Rasya sambil turun dari ranjangnya dengan wajah memerah.

Gue lagi enak tidur malah diganggu sama babeh. Untung sayang kalo kagak, udah gue tempeleng dari tadi!» Rasya Bayu Pratama.

"Nifa belum bangun. Gimana kalo gue masak? Lumayan. Itung-itung jadi suami yang baik," Gumam Bayu dan langsung pergi menuju dapur. Sedangkan Rasya sedang asik mandi. Dan juga Nifa yang masih tidur dengan air liur yang kemana-mana.

at Adit's Family

"BAIM!! JANGAN LARI-LARI DONG!!" Teriak Adit yang udah ngejer Baim yang belum pake celana.

Sumpah! Mata Adit sipit banget. Si Adit semaleman kagak bisa tidur, lah pagi buta gini anaknya kebelet boker. Mana Rahma masih asik dengan mimpinya.

"KASIHAN SAMA DADDY DONG!!"

"JANGAN LARI-LARI!! NANTI KAMU JATOH!"

"LU ANAKNYA SAPE SIH! BANDEL AMAT!"

"PAKE CELANA DULU!! KASIAN TUH PUNYA KAMU KELIATAN!!"

"BAIM!! JATOH KEK LU!"

"SAMPE LU KAGAK BERENTI, GUA BANTING LU!!"

"BENER-BENER RESE LU!!"

"SERASA NGEJER MALING AE!!"

"WOY!! ANAK GUE!!"

"GILAKKK!!"

Udah berapa kali Adit teriak?

Bruk!

Tau kenapa?

Baim jatuh dari tangga.

WHAT?!

BAIM JATOH DARI TANGGA?

IYA!!

"MATILAH GUE!!"

Adit langsung menggendong Baim dan segera memakaikan celana. Ia mengelus-elus punggung Baim agar tangisannya berhenti. Kalau Rahma tau, bisa-bisa gak dikasih jatah lagi. EITS!! APAAN NEH!!

"KENAPA SIH RIBUT-RIBUT!!"

Suara cempreng nan toa yang dihindari dari Adit akhirnya muncul juga.

"Urusin dulu si Baim. Aku mau masak!" Ketus Rahma melewati kedua insan tersebut.

Nasib si Adit kok gini amat.

at Raffly's Family

"KIPLI!! STETOSKOP PUNYAKU MANA!!" Teriak Rukma sambil mengobrak-abrik tas kerjanya.

"DI LEMARINYA RARA! KEMAREN DIMAININ SAMA RARA!" Balas Raffly yang sedang menyuci pakaian.

Rukma langsung bergegas menuju kamar Rara. Rara udah bangun. Dia lagi mainin stetoskop milik Rukma. Kepala Rukma mendidih rasanya.

"Ra, itu punya mama," Ucap Rukma sambil mengambil stetoskop itu yang sudah dikalungi di lehernya.

"Ma, Rara boleh makan coklat gak?" Tanya Rara.

"Enggak!"

Bukan Rukma yang menjawab melainkan sang Kipli.

"Kenapa? Kan Rara rajin gosok gigi," Ucap Rara melas.

"Kamu udah makan lima batang coklat kemaren. Nanti gigi kamu rusak!" Tekan Raffly.

Kedua mata Rara mulai berair. Bibirnya melengkung kebawah bersiap untuk menangis.

"Cup cup. Nanti kita jalan-jalan mau gak? Nanti mama beliin jajanan deh," Hibur Rukma dan menggendong Rara.

"Mending lo diem!" Ucap Rukma ketika Raffly ingin protes.

Rukma pun pergi ke rumah sakit bersama Rara dan meninggalkan Raffly sendiri dirumah.

"Nasib gue kok gini banget. Mana rumah belum disapu, aelah!" Gerutu Raffly dan langsung menyapu rumah.

End

SARANGHAETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang