at Adit's family
"Mom, Jian bakalan tinggal disini?" Tanya Faro pada Rahma yang sedang bersiap untuk pergi ke stadion bulu tangkis.
"Iya. Dia mau pindah sekolah disini," Jawab Rahma.
"Jian? Anaknya Tante Nisa?" Tanya Baim yang baru ikut bergabung.
"Emangnya siapa lagi sepupu kita kalau bukan dari Tante Nisa? Daddy mu kan anak tunggal," Ujar Rahma.
"Asik! Bisa gue ajarin buat deketin cewek nih!" Girang Baim.
"Ya ampun, Bang! Jian masih bocah!" Protes Faro.
"Biarin aja. Lagipula emang ada yang mau sama muka bayi kayak dia?" Ucap Baim acuh.
"Heh! Lebih banyak yang mau sama Jian daripada sama lo!" Balas Faro.
"Ini kenapa ribut-ribut sih?" Tanya Zara yang sedang menuruni tangga dengan muka bantalnya.
"Jian bakalan tinggal disini," Jawab Rahma.
"Si baby face itu?" Ucap Zara tak percaya.
Mereka bertiga—kecuali Zara, mengangguk. Zara yang baru mengumpulkan nyawanya karena bangun tidur itu langsung segar seketika. Beberapa detik kemudian ia kembali berlari menuju kamarnya.
"Mampus! SELAMATKAN ACTION FIGURE ANNA KU!!"
——————————
at Bayu's family
"Selamat pagi, Bunaa!"
"Gue gak disapa masa," Protes Kesha.
"Selamat pagi juga, Kak Kesha!"
"Tumben udah bangun. Biasanya aja jam segini masih molor," Ledek Rasya yang baru datang ke dapur.
"Kan Vara sekarang udah besar. Masa masih molor jam segini," Gerutu Vara.
Varadilla Hermawan, anak dari kakak Bayu yang tinggal dikomplek yang sama namun beda blok. Kalau Vara ini tinggalnya di Blok F. Lumayan jauh dari rumah Bayu.
"Devan kalau disekolah nakal nggak?" Tanya Nifa pada Vara.
"Nggak nakal sih, Bun. Tapi anaknya cuek gitu. Gak peduli sekitar," Jawab Vara jujur.
"Tapi kalau ada si Reva, pasti jiwa cerewetnya keluar." Lanjut Vara.
Nifa, Rasya, dan Kesha pun tergelak. Terbongkar sudah kedok Devan ketika berada disekolah.
"Mereka pacaran udah berapa lama?" Tanya Nifa penasaran.
"Lumayan lama sih. Sekitar enam bulanan," Jawab Vara.
KAMU SEDANG MEMBACA
SARANGHAE
Humor"Kalo misalnya dia dateng lagi, gue yang bakal ngelindungin elo, Sha. Percaya sama gue," Ujar Faro. "Daripada elo, digantungin mulu tanpa ada kejelasan yang pasti." Balas Al dan membuat Alin kalah telak. "Mati satu tumbuh seribu! Dia kagak mau, ca...