12. JATUH CINTA

43 6 0
                                    


SPECIAL 1000 WORD'S!

"Abang, ajarin gue!" Ucap Alin sambil membawa buku paket yang lumayan tebal.

Al yang tengah asik bermain game pun hanya melirik sebentar kepada Alin yang berada di meja belajar miliknya.

"Gue pusing tau! Masa Matematika isinya angka semua! Emangnya gue paham cuma ngeliat angka doang?" Gerutu Alin tak henti-henti.

"Suruh siapa dulu masuk MIPA?" Tanya Al.

"Abang juga kan masuk MIPA," Balas Alin.

"Itu karena gue punya keahliannya di MIPA. Lah kalo lo? Ngitung aja gak bisa. Mending lo masuk bahasa aja sana," Ujar Al.

"Mama sama Papa jadi dokter, Kak Rara masuk FK, Abang masuk jurusan IPA, yakali gue sendiri yang masuk bahasa?" Gumam Alin kesal.

Al kembali asik dengan dunianya. Alin mendegus kesal. Ia lantas keluar dari kamar Al dengan muka cemberut.

"Masa cantik-cantik mukanya cemberut gitu," Goda Raffly ketika melihat sang bungsu duduk di sofa ruang tengah.

"Papa gak kerja?" Tanya Alin mengalihkan pembicaraan.

"Hari ini Papa mau Honeymoon sama Mama," Jawab Raffly.

Alin hanya mendelik. "Inget umur, Pa. Udah tua masih sok Honeymoon. Bentar lagi Papa punya mantu trus punya cucu. Gayanya kayak masih pengatin baru aja. Gak nyadar kalau udah beranak tiga," Nasehat Alin.

'Untung anak gue cantik.'

"Kak Rara kemana?" Tanya Alin bingung. Setahunya Rara tidak ada kelas Pagi hari.

"Depan rumah sama Rasya," Jawab Raffly.

Alin dengan segera bangkit dari duduknya dan melangkahkan kakinya ke arah pintu utama. Sesampainya dipintu rumah, Alin menyenderkan tubuhnya dengan kedua tangan yang terlipat di depan dadanya. Bertingkah seolah seorang ibu yang sedang mengawasi anaknya yang sedang bertengkar dengan anak tetangga sebelah.

"Gue cuma jadi asisten dosen doang, Ra. Gue ditugasin buat ngajarin Dania doang," Ucap Rasya.

"Keliatan banget gitu kalau gue peduli sama profesi lo?" Balas Rara cuek.

"Abisnya lo cuekin gue mulu dari kemarin. Gue jadi serba salah kalau kayak gini," Keluh Rasya.

"Gue cuma lagi sibuk aja. Lagipula gue juga gak cuekin elo," Ucap Rara.

"Gak malu apa debat di depan rumah diliatin orang-orang?"

Suara Alin pun memberhentikan perdebatan itu secara paksa. Rara menatap Alin dengan tatapan kesal.

"Pagi, Aska!" Sapa Alin ketika melihat Aska yang baru saja keluar dari pintu rumahnya. Alin tak memperdulikan dua sejoli yang menatapnya penuh amarah karena tanpa dosanya menguping perdebatan mereka.

Aska hanya menanggapinya dengan senyum manisnya.

"Enak ya kalau pagi-pagi ngeliat yang manis-manis!" Ucap Alin sambil memandangi Aska yang akan berangkat kuliah.

"Mukanya mirip banget sama Taeyong NCT!" Puji Alin girang.

Aska mulai memakai helmnya dan menaiki motor sport kepunyaannya. Melihat itu Alin bersorak gembira. Visualnya itu lho yang membuat Alin klepek-klepek.

Pletak!

"ADUH! Sakit tau!" Keluh Alin sambil mengusap-usap keningnya yang sehabis dipukul oleh Rara.

"Makan noh Aska!" Ucap Rara lalu masuk ke dalam rumah.

"Kakak durjana emang!" Maki Alin dengan wajah cemberut.

SARANGHAETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang