••••••" Are you okay , dude? " Dirga menatap jengah teman nya ini, pasalnya sudah sedari tadi pemuda Ganendra itu terdiam sambil menatap jam pasir rumah pojon milik mereka.
Setelah Adi lari dari rumah beberapa jam yang lalu, ia langsung menuju rumah pohon itu. Dan menghubungi sahabat nya yang sedang bersantai bermain game.
" Keliatan nya? "
" Yeah, seperti mayat hidup. Kantong mata dimana - mana, perfect sekali. " Pemuda bersurai abu - abu itu memutar mata nya jengah, lihatlah sahabat nya itu kini. Memainkan sempoa yang sudah lama itu dengan asal.
" Capek gue Dir, masalah Ara masih ada. Sekarang mama balik gitu aja. "
" Oh? Mama lo udah sadar? " Adi hanya mengangkat bahunya pelan, ia bahkan tak tau apa maksud dan tujuan ibu nya itu yang tiba - tiba peduli lagi dengan mereka.
" Ya bagus dong, mama lo udah sadar. Semua orang itu pasti pernah mempunyai kesalaham Di, karena pada dasarnya mereka itu cuma manusia biasa. Kalau yang gak pernah bikin salah mah tuhan kali Di- " Dirga melirik teman nya yang masih tak bergeming, tapi ia tau. Walau begitu pemuda Ganendra itu pasti mendengarnya.
" Contoh nya lo sama Ara, i never expected kalian berbuat begitu. Dan terus gimana? Tiba - tiba gue langsung dengar kalian dikeluarin dari sekolah gitu aja. Lo kecewa sih boleh Di. Tapi ya gak sampe gak mau maafin orang. Tuhan aja pemaaf, lah lo? Hebat banget dong daripada tuhan? "
Deep sekali ucapan Dirga ini, jika sudah seperti ini. Bagaimana cara nya pemuda bersurai biru itu membantah? Semua yang Dirga katakan itu benar adanya.
Jadi dia harus apa? Pulang? Memaafkan ibu nya begitu saja?
" Inget, Ara lo tinggalin dirumah. Biasanya orang hamil gaboleh di tinggal atau dibuat stres. Lo mau anak lo keluar gak tepat waktu? "
Dengan cepat Adi melemparkan beberapa bantal ke arah sahabat nya itu, wah sialan sekali ucapan Dirga. Mendoakan yang tidak - tidak, begitu?
" Setan! Urusan gini aja lo bisa, pas urusan buat peka sama Mizu lama bener kek siput. "
" Apaan dih? Orang cuma adek kakak doang, gak lebih. "
" Yakin lo? Mizu punya pacar baru, gue orang pertama yang mampusin lo. "
" Anjing, udah pergi sono lo pulang! " Dirga mendorong Adi untuk segera turun dari rumah pohon mereka, dan menyuruh nya untuk kembali ke rumah dengan cepat.
Sesampai nya di rumah, ia membuka pintu. Tampak Ares yang terkejut pulang nya adik kecil- nya itu.
" Udah pulang Di? Ara dari tadi nunggu, gabisa tidur dia katanya sebelum lo pulang. Samperin gih. "
Adi bergegas menuju kamar mereka, melihat kekasihnya yang sedang bergelung ria dengan selimut hangat bermotif starwars kesukaan nya.
Dengan perlahan pemuda bersurai biru itu mendekat, dan menciup dahi pemuda manis itu.
" U-umn,,,? Adi udah pulang? "
" Adi disini sweet heart, kenapa bangun? Aku ganggu tidurmu ya? Maaf dong? " Ara menggeleng sambil mengucek matanya lelah, ia sangat mengantuk. Tapi setelah tau kekasih nya itu sudah pulang, ia langsung memeluk nya dengan erat. Kini Ara sudah tau apa yang terjadi di masa lalu kepada galaksi-nya.
Ia juga tidak akan bertanya perihal, mengapa Adi tak mau membicarakan hal itu.
" Ga bisa tidur,,, nanti Adi pergi? Ara sama dedek bayi gak mau di tinggal papa~ " Ara memajukan bibirnya sembati mengucek mata nya yang sudah jelas sekali mengantuk nya.
" Papa gak bakal pergi kok, adek bayi sama mama gak usah khawatir, ya? Sekarang tidur yuk? Sini, Adi usap - usap sama nyanyiin? "
" Papa juga p-pasti lelah! Ara mau nya papa tidur juga, sama dedek juga,,, "
" Iya sayang, iya. Sekarang mama sama dedek harus tidur ya? "
Ara mengangguk senang, ia memeluk sembari menenggelamkan wajahnya ke dada bidang kekasihnya itu. Tak lupa ia memberikan kecupan selamat malam kepada Adi.
[] Salam manis dari Calon Papa dan Mama muda-!🦊🐰✨💞
______________________
12 Desember 2019.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝑰𝑵𝑨𝑫𝑽𝑬𝑹𝑻𝑬𝑵𝑪𝑬 •
FanfictionSemua manusia pasti memiliki masalah, dan selalu dimaafkan. Namun, jika kita sudah membuat masalah besar. Masih inginkah mereka memaafkan kita? [ Cerita ini terinspirasi dari film Dua Garis Biru. ] YeonBin,