10. shit

26.8K 2.6K 214
                                    

Nafas Jaemin terengah-engah,dia berlari melewati gang sempit. Dan bahkan dia tak tahu dimana dia sekarang,dia memeluk kameranya. Apa Jeno masih mengejarnya?

Iya Jaemin berlari karena Jeno menghampirinya,akirnya Jaemin berlari untuk menyelamatkan hasil jepretannya namun sialnya Jeno tak menyerah dan terus mengejarnya.

“sial,apa dia masih mengejarku?” Jaemin menunggu beberapa saat. Sepertinya Jeno sudah tak ada. Jaemin bernafas lega. Dia melepas maskernya. Sangat sesak jika dia memakai masker hitamnya itu.

Dia keluar dari tempat persembunyiannya,menengok kanan kiri sebelum berjalan. Oke tampaknya sudah aman bagi Jaemin. Dia berjalan keluar dari gang itu,namun tiba tiba seseorang menepuk pundaknya dari belakang

“Mencoba bersembunyi dariku,huh?”

Deg.

Jaemin hampir menjatuhkan kameranya karena terkejut. Dengan sigap Jeno membalik tubuh Jaemin dan mengambil kameranya.

“Yak! Kameraku!” Jaemin berjinjit mengambil kameranya yang sialnya diangkat tinggi tinggi oleh Jeno.

“Hust,jangan berisik. Mari kira lihat apa saja yang kau potret dari ku." Kata Jeno

Sial,jika Jeno mengetahuinya maka Jaemin akan gagal malam ini juga,Jeno pastinya akan lebih berhati hati kedepannya.

“huh,memang kau siapa hingga aku memotretmu hah?” Ucap Jaemin kesal.

“Begitukah Jaemin? Tapi kenapa kau lari saat aku mendekat,lalu kenapa kau mengikutiku sejak sebulan lalu?”

Jaemin membulatkan matanya,bagaimana Jeno tau namanya? Bahkan Jaemin tak pernah menunjukkan wajahnya.

“Jangan terkejut Jaemin... Mobilmu terparkir didepan mobilku.”

Sial jaemin memang bodoh. Dia tak bisa berkata apapun sekarang.

“Baiklah,sekarang kita lihat apa yang kau potret..” Jeno mulai mengutak-atik kameranya. Jaemin mengumpati Jeno dalam diam. Dia pasti ketauan malam ini.

“Wah banyak sekali yang sudah kau potret,Jaemin-ssi..” Jeno masih terus memencet tombol tombol pada kamera itu. Dia mengalihkan pandangannya pada Jaemin, “pasti berat membawa kamera ini,tapi jangan khawatir.. mulai sekarang aku yang akan membawanya.” ucap Jeno sambil menunjukkan eye-smile nya.

“Yak,berengsek kembalikan kameraku!” ucap Jaemin.

Dia kembali melompat lompat agresif untuk mengambil kembali kameranya. Namun tidak semudah itu Jeno membiarkan Jaemin mendapatkan kameranya. Dia akan melapor ke polisi karena Jaemin memotretnya tanpa izin. Dan Jaemin juga menguntitnya kan?

“Akan kulaporkan kau ke polisi.” ucap Jeno,

Jaemin membulat,apa? Polisi? Hah,Jaemin sama sekali tidak pernah berurusan dengan polisi selama dia berkerja di bidang ini. Apa apaan Jeno ini,Jaemin semakin membenci Jeno saja rasanya.

Jeno mulai mendial nomer polisi,Jaemin kalut.

“Kalau begitu kau juga akan kulaporkan!” ucap Jaemin dengan nada tinggi

Jeno terkejut dengan apa yang dikatakan Jaemin,lalu dia terkekeh. “Atas dasar apa kau akan melaporkanku?”

“sebulan lalu,Lee Jeno pergi ke Club dan mabuk,lalu dia mencium seorang pria dengan paksa. Dan sialnya pria itu adalah aku!” ucap Jaemin tegas dengan mata tajamnya.

Tiba tiba Jeno merasakan deja vu,itu mata yang sama dengan yang Jeno ingat saat mereka melepaskan ciuman itu. “ j-jadi itu kau, Jaemin-ssi?” Bodohnya Jeno malah bertanya,dia tak jadi menghubungi polisi,dia masih terkejut.

Jaemin meruntuki perbuatan tadi,dia sudah berusaha keras untuk melupakan kejadian itu malah dia yang membongkar rahasianya sendiri. Dasar bodoh.

Saat Jeno masih terkejut,dia dengan cepat mengambil kameranya, Jeno tak menahannya mungkin karena masih syok. Jaemin menatap Jeno dengan tajam.

“Dengar Lee Jeno,aku akan membuntutimu kemana pun kau pergi,dan hubunganmu dengan Huang Renjun,kupastikan publik akan segera mengetahuinya.”

Lalu Jaemin meninggalkan Jeno begitu saja

[🌱]

Mobil Jaemin membelah jalan dengan cepat,selain ini sudah malam dan jalanan sepi namun juga karena Jaemin sedang sangat kesal. Dia ingin buru buru masuk ke flatnya dan tidur melupakan semua kekesalannya hari ini. Hampir saja dia mendapatkan pundi pundi uang,namun tiba tiba Lee Jeno datang dan membakar semua harapan berserta uang uangnya.

“Hah,dasar bajingan!” umpat Jaemin, sebenarnya sepanjang jalan dia terus mengumpat,segala jenis umpatan sudah keluar dari mulutnya. Jaemin hanya wajahnya saja yang manis,tidak dengan sikapnya.

“aku tidak akan menyerah,sampai kapanpun. ”

Mobilnya melesat cepat. Berharap segera sampai di rumahnya,Jaemin memelankan laju mobilnya ketika ponselnya berdering,ada nama Haechan.

“kenapa kau memanggilku? aku sedang di jalan." ucap Jaemin setelah menyalakan loud speaker

“kau dimana? Aku dirumahmu membawakan kue.”

“aku sedang dalam perjalanan,kau masuklah dulu. Sandinya masih sama.” ucap Jaemin

“baiklah,akan kutunggu.”

Jaemin kembali mempercepat laju kendaraannya. Terbayang kue buatan Haechan yang sangat enak menurutnya.

[🌱]

Jeno dalam perjalanan menuju rumah keluarganya sekarang,toh kembali ke dorm tidak ada gunanya dia justru akan merasa kesepian. Hati Jeno sedikit kesal karena Renjun yang pergi begitu saja dan juga karena Jaemin yang ternyata membuntutinya. Jeno ingin datang ke Club dan melepas penat,tapi kejadian dimana dia mencium Jaemin membayanginya sehingga dia mengurungkan niatnya itu. Dia tak mau melakukan kesalahan yang sama dua kali.

Dia bertanya tanya apa Jaemin akan benar benar menguntitnya? Haha kalau begitu lihat saja siapa yang akan menang nantinya,Jeno atau Jaemin .

“Akan kupastikan dia takkan bisa tau.” ucap Jeno,lalu menginjak lebih dalam gas mobilnya. Dia ingin pulang dan istirahat,kejar kejaran dengan Jaemin tadi tampaknya memang menguras tenaganya.

“Renjun,kau tenang saja. Takkan kubiarkan siapapun merusak hubungan kita.” ucap Jeno entah pada siapa.

[🌱]

“apa kau marah?” tanya Xiaojun pada Renjun,Xiaojun tau Renjun pasti kesal padanya. Padahal Renjun baru bertemu dengan Jeno kekasihnya itu.

“Tidak,hanya saja..”

“kenapa,ceritakan padaku.” ucap Xiaojun, dia sudah menganggap Renjun seperti saudara sendiri,terlebih mereka memang seumuran kan.

“Entah lah,Jun.. rasanya perasaanku ke Jeno sudah tak sama lagi. Biasanya aku selalu berdebar saat melihatnya,bahkan saat memikirkannya. Berulang kali aku memikirkan hal ini,awalnya aku pikir aku hanya bosan dan ingin bertemu dengannya. Namun setelahnya,aku justru tak bisa merasakan apa apa.. bagaimana menurutmu?” tanya Renjun

“Mungkin kau lelah Renjun. Hubunganmu dengan Jeno tentu bukan hal yang mudah,kau jarang bertemu dengannya. Jarang juga berkomunikasi.. tentu kau pasti akan merasakan hal ini,semuanya terserah padamu.. apa yang akan kau lakukan selanjutnya.” ucap Xiaojun menanggapi Renjun

Renjun terdiam,apa dia memang lelah pada hubungannya ini? Apakah semuanya harus dia akhiri saja sebelum dia semakin lelah? Renjun bingung sendiri.

[🌱]

Aii,back..
akankah ada yang rindu? maaf kalau sebelum sebelumnya jarang update. mendadak hilang feeling hiks hiks.

Paparazi || Nomin ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang