“Na Jaemin, kau pikir kau bisa lari dariku?”
Jaemin menghentikan langkahnya, benar benar tidak bisa bergerak selangkah lagi, itu suara Jeno. Pria itu mengikutinya? Jaemin bingung harus bagaimana.
Keadaan menjadi hening seolah tak ada orang lain, Jaemin sengaja keluar dari gedung itu lebih awal, namun tidak tahu Jeno mengikutinya.
“Aku mengikuti semua katamu, bersepeda saat musim semi, membaca buku saat musim gugur, meminum coklat hangat ketika musim dingin, dan makan semangka ketika musim panas. Tapi untuk berpura pura tidak mengenalmu, maaf saja, aku tidak akan bisa melakukannya.”
Jaemin berusaha untung tidak berbalik menatap wajah orang yang sangat dia rindukan, bahkan Jaemin pergi tanpa memberikan ucapan selamat tinggal selain surat
“Bahkan dalam setiap mimpiku kau datang, seolah memanggilku kemari, untuk menjemputmu. Aku tidak pernah melupakanmu Jaemin, maafkan karena aku tidak tahu apapun saat itu. Maafkan aku karena menjadi Lee Jeno yang bodoh saat itu.”
Jeno meraih tangan Jaemin, seperti ada sengatan listrik diantara keduanya. Jeno membalikkan tubuh Jaemin, melihat bagaimana wajah pemuda yang dia cintai ini semakin manis dengan surai birunya, Jeno tersenyum, Jaemin terpana melihatnya.
Sejujurnya dia ingin memeluk Jeno, tapi itu tidak mungkin, Jaemin tidak pernah cocok dengan Jeno
“Lee Jeno, lepaskan, nanti ada yang melihat.” ucap Jaemin, dia tak ingin Jeno terkena masalah lagi karena dirinya.
“Apa yang kau khawatirkan, tidak ada yang perlu kau khawatirkan lagi, semuanya tidak seperti dua tahun lalu Jaemin-aa.” Jeno malah semakin mengeratkan genggamannya, takut Jaemin akan pergi.
“Aku sudah melupakanmu, aku kesini karena temanku. Lupakan semua yang pernah kita lakukan dulu.” Jeno tidak percaya, bahkan Jaemin mengatakannya dengan bergetar.
Tapi Jeno mengendurkan genggamannya, Jaemin melepasnya, lalu berjalan menjauh, belum sempat mengambil langkah lebih jauh, Jeno menarik kembali Jaemin dan memojokkannya di tembok.
“Jeno!” pekik Jaemin tertahan.
Jeno tersenyum miring, “Benarkah kau melupakanku? Kalau begitu ayo kita buktikan.”
Jeno merapatkan tubuhnya dengan tubuh Jaemin, membuat Jaemin sepenuhnya tidak bisa keluar dari kungkungannya. Jeno menempelkan bibirnya pada bibir Jaemin, Jaemin menjadi lemas seketika, ciuman yang dulu selalu menjadi favoritnya.
Air mata Jaemin turun tanpa bisa dihentikan, Jeno melumat bibir Jaemin dengan lembut, merindukan rasa yang sudah lama dia kecap. Jeno merindukan Jaemin, sangat.
Jaemin tidak bisa menahannya lagi, gejolak dihatinya tidak bisa ditahan, akhirnya dia membalas ciuman Jeno, Jaemin bisa merasakannya, gaya ciuman Jeno berubah, lebih teratur dari sebelumnya, tapi selalu bisa membuat Jaemin terbuai.
Jeno tersenyum ketika senyuman itu usai dan menciptakan benang saliva, wajah sembab Jaemin, bibir dan hidung yang sama sama memerah karena menangis. Jeno segera membawa Jaemin kepelukannya, dan mencium puncak kepala kekasihnya itu.
“Kembalilah padaku Jaemin, jangan pergi lagi, aku mencintaimu, aku merindukanmu, sangat. Aku tidak akan membiarkanmu pergi jauh dariku lagi.”
Jaemin hanya mengangguk, dia tidak sanggup mengatakan apapun, dia hanya bisa menangis. Jaemin terharu, sedih, bahagia, rindu, senang, semuanya jadi satu, Jaemin benar benar tidak bisa berkata kata
[🌱]
“Apa kau hidup dengan baik?” Jeno bertanya pada Jaemin, kekasihnya itu sedang memasak untuknya. Iya, dia memaksa datang ke apartemen Jaemin, dengan alasan supaya Jaemin tidak membalas pesannya, dia bisa mendatanginya langsung.
“Heum, tetanggaku banyak membantuku.”
Jaemin meletakkan masakannya ke meja, sepertinya Jeno memang hobi menumpang makan dan tidur di apartemen Jaemin sejak dulu. Mengandalkan, itu membuat Jaemin seperti pembantu, tapi Jaemin menyukai saat saat dia bersama Jeno.
“Wahh, kau semakin pandai memasak. Baiklah tuan Na Jaemin, bersediakah kau menjadi istriku?” tanya Jeno, sambil mengunyah makanan yang baru saja dia cicipi.
Jaemin berdecih, “Apa kau melamarku? Ck, seorang CEO NN Ent. melamar dengan cara seperti ini?” canda Jaemin, lalu berlagak seolah olah sangat terkejut
Jeno terkekeh, memasukan potongan sosis ke mulutnya, dan berkata, “Lalu lamaran seperti apa yang kau inginkan,hm?”
Jaemin mengetuk ngetuk bibirnya, seolah berfikir, “Yang romantis kalau perlu kita lakukan adegan seperti Jack and Rose diatas kapal.”
“Lalu kapalnya tenggelam?” sela Jeno.
“YAK LEE JENO!”
Jaemin kesal, Jeno berhasil membuat Jaemin kesal dan tertawa, tawa Jeno berhasil membuat tawa pada bibir Jaemin. Mereka tertawa bersama, inikah kebahagian yang akhirnya mereka dapat setelah melalui ujian?
“Tapi Na Jaemin,” Jeno menjeda ucapannya untuk mendapatkan perhatian Jaemin, “Aku serius, mau kah kau menjadi istriku?”
Jeno mengeluarkan sebuah cincin, dan menggenggam tangan Jaemin yang ada di seberangnya. Jaemin benar benar terkejut, bahkan dia hampir menangis lagi. Kenapa Jeno bisa membuatnya seperti ini.
“Apa aku punya pilihan lain selain menerima?”
Jeno tersenyum, memasangkan cincin itu pada jari manis Jaemin, lalu mengecupnya.
“Aku mencintaimu, aku tidak mau kehilanganmu, untuk saat ini, mari kita hidup bahagia berdua, jangan pikirkan yang lainnya. Kita berhak bahagia setelah apa yang kita lalui, Jaemin.”
Jaemin mengangguk, lalu berdiri dan menuju kursi Jeno, lalu memeluknya erat.
“aku mencintaimu”
“aku lebih mencintaimu.”
—end—
paparazi,
14 Maret 2020
-
23 Agustus 2020----
Makasih sebanyak banyaknya buat kalian yang sudah baca, vote, dan komentar. Maaf kalau endingnya gak sesuai yang kalian harapkan. Paparazi selesai mungkin nanti akan ada beberapa tambahan chapter.Sekali lagi terimakasih karena sudah membaca, salam cinta buat seluruh nominist dimanapun kalian berada💚
Baca juga karya karyaku yang lainnya, atau bila berkenan dipersilahkan mengfollow hehe, sekian, terimakasih, dan maaf.
—shua🐇
[ Lee Jeno 💚 Na Jaemin ]
KAMU SEDANG MEMBACA
Paparazi || Nomin ✔️
Hayran Kurgu[REPUBLISH] karena chapternya berantakan gara gara eror. Na Jaemin adalah seorang paparazi,dia selalu bisa menghasilkan gambar gambar yang beberapa hari kemudian menjadi head line berita. Lee Jeno adalah seorang idol, muda, sukses dan fans dimana ma...