14. bed [M]

43.4K 2.9K 224
                                    


Ekhem,iya ini ada ncnya, enjoy!




Katakan Jeno tidak waras,beberapa saat sebelumnya dia dan Jaemin sangatlah tidak akur. Tapi sekarang,dia malah mengajak Jaemin ke hotelnya dengan alasan supaya jika salah satu diantaranya mereka mabuk tak akan menyulitkan yang lainnya. Dan gilanya lagi, Jaemin mengiyakan saja.

Sekarang mereka berdua dengan meminum minuman yang Jaemin bawa dari Club,Jeno pikir tak apa membawa Jaemin ke hotel ini,toh dia sudah tak bersama Renjun jadi apa yang Jaemin inginlah sudah tak ada. Mereka berdua hanyalah lelaki yang sedang ingin melampiaskan kekesalannya dalam diri mereka.

Jaemin tak main main soal alkohol yang dia pesan dengan kadar tinggi,buktinya Jaemin sendiri sudah meracau tak jelas.

“hik.. hik.. Eric.. kenapa kau menciumiku... Hik... Hik...” Jaemin cegukan sambil mengatakan hal hal yang Jeno tidak pahami.

Jeno pun setengah dasar,tapi dia tak meracau seperti Jaemin, dia hanya mendengus dan mendengarkan saja..

“hik.. hik.. kau seperti jeno sialan itu... kau menciumku seperti Jeno..” ucap Jaemin,entah bagaimana bisa tiba tiba justru membahas adegan itu.

Mendengar namanya disebut membuat Jeno memerhatikan Jaemin yang ada di sebelahnya,wajahnya memerah,tangannya masih memegang gelas alkohol, lalu dia meneguk asal dan membuat alkohol itu mengalir ke dagunya lalu menuju ke lehernya..

Entah bagaimana bisa,bagi Jeno itu terlihat erotis, Jeno meneguk ludahnya,akibat alkohol dia mulai memikirkan hal hal yang tidak tidak. Terlebih setelah melihat bibir Jaemin itu

Jaemin mengalihkan pandangannya ke Jeno,dengan mata sayunya dia menyipit lalu menujuk Jeno, “Oh,kau Jeno..” ucap Jaemin.

Jaemin lalu menggeser duduknya sehingga dia mengapit Jeno hingga ujung sofa, Jaemin meletakkan kedua tangannya di wajah Jeno, “kau yang menciumku..” ucap Jaemin.

Wajah jaemin sangat dekat dengan wajah Jeno,bahkan nafas hangat Jaemin mengenai wajah Jeno, jaemin tiba tiba saja duduk di pangkuan Jeno dan lalu menekan nekan bibir Jeno

“Jeno... Bibirmu yang waktu itu melumat bibirku.. bibirnya terasa hangat.. bibirmu sangat lezat..”

Jeno menyeringai,sesuatu dibawah sana mulai sesak,“kau ingin bibirku,Jaemin?” tanya Jeno

Jaemin mengangguk, lalu mendekatkan wajahnya. Jeno membuang semua akal sehatnya,Na Jaemin terlihat sangat menggoda.. siapa yang tak tergoda dengan itu,terlebih Jeno yang sudah pernah merasakan manisnya bibir Jaemin.

Jeno langsung saja menyambar bibir Jaemin, melumatnya dari atas dan bawah. Jaemin membalasnya dengan tergesa-gesa, terasa sangat bergairah. Jeno menekan kepala Jaemin,membuat ciuman itu semakin dalam dan intens. Jeno masih merasakan manis yang sama dengan sebelumnya, apakah bibir jaemin memang semanis ini.

Jeno menggigit bibir bawah Jaemin, membuat Jaemin membuka mulutnya dan Jeno langsung saja memasukan lidahnya ke dalam mulut jaemin.

“enghhhh...” Jaemin mendesah ketika lidah Jeno mengajak perang lidahnya setelah mengabsen deretan gigi jaemin dan langit langit mulut jaemin.

Jeno melepaskan ciuman itu karena keduanya butuh oksigen, Jaemin terlihat kecewa dengan Jeno, “kenapa berhenti?” keluh Jaemin dengan imut dan wajah memerah

“kau ingin lebih?” Jaemin mengangguk,bahkan dengan nakalnya dia menggerakkan pantatnya yang ada diatas kejantanan Jeno dan membuat Jeno mengerang

“jangan salahkan aku Jaemin..”

Jeno tidak waras,dia langsung menggendong jaemin lalu menidurkan Jaemin di ranjangnya. Dia menindih Jaemin dan mulai menciuminya lagi. Lalu membuat tanda di leher Jaemin.

Paparazi || Nomin ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang