Jaemin memandangi ponsel barunya di cafe Haechan, tidak berhenti membolak balik benda persegi panjang itu, dengan tiga kamera bulat di belakangnya. Jaemin terkikik, Jeno benar benar membelikannya.
Sedangkan Jeno—yang berada di depan Jaemin— menatap Jaemin dengan pandangan yang susah diartikan, Jeno tidak tahu kenapa Jaemin terlihat menarik sekarang.
Jaemin mengalihkan pandangannya ke arah Jeno, lalu tersenyum hingga matanya menyipit, “terimakasih Jeno,aku benar benar tidak menyangka hihi.” Jaemin terkikik kembali.
Jeno hanya mengangguk, Jaemin kembali sibuk dengan ponselnya.
Haechan datang dengan dua minuman di nampan yang dia bawa. Dia menatap Jeno lekat lekat, lalu memandang Jaemin dengan tatapan tidak mengerti.
“terima kasih.” ucap Jeno,lalu menyesap minum itu.
Haechan mengangguk, lalu pergi, tapi dia mengamati apa yang dua orang itu lakukan, Jaemin tidak perduli karena masih mengamati ponsel bobanya itu.
Tak lama ponsel Jeno bergetar, dia meminta Mark menjemputnya. Untung pria itu mau, kalau meminta Hansol tentu tidak mungkin, bisa bisa Jeno dicincang.
“halo Hyung?”
“aku sudah sampai,aku bisa melihatmu, masuklah.”
Jeno menatap mobil Mark,lalu mengangguk dan memutuskan panggilannya.
“Jaemin, Mark Hyung sudah menjemputku. Aku pergi dulu.” ucap Jeno,lalu beranjak berdiri
Jaemin menatap Jeno sejenak, berarti sudah terhitung tiga hari dia menghabiskan hari bersama Jeno,sedikit ada rasa tidak rela di dadanya. Apa dia sudah menganggap Jeno teman?
Jaemin hanya mengangguk, memandangi punggung Jeno yang menjauh lalu mendorong pintu masuk cafe Haechan.
Dia menghela nafas,lalu meletakkan ponsel barunya begitu saja, bahunya melorot tidak sesemangat tadi.
[🌱]
“sekarang ceritakan semuanya!” ucap Haechan menuntut penjelasan Jaemin.
Jaemin meringis, bingung menceritakanya, “semuanya terjadi begitu cepat haechanie..”
“ceritakan padaku!”
Jaemin akhirnya menceritakan semuanya, termasuk kejadian di China tentang Eric,lalu hingga kejadian—ekhmm— nya itu.
“j-jadi,kau sudah melakukannya?” tanya Haechan terkejut.
“itu tidak sengaja, Chan-a..” ucap Jaemin sedikit tersipu
“itu gila! bagaimana rasanya,huh?” Haechan semakin mendesak Jaemin yang sedang tersipu malu itu.
“Heumm, rasanya seperti—” akh,otak Jaemin kembali membayangkannya. Lalu dia berhenti dan menatap Haechan tajam, “Yak,hentikan itu menjijikan!”
“Ei,kau bohong, lihatlah kau sedang tersipu Jaemin.” Haechan menunjuk wajah Jaemin.
Jaemin menyentuh pipinya,terasa panas. “tidak!” bantah Jaemin.
“terserah, awas nanti kau terjatuh ,Na..” ucap Haechan. Lalu membersihkan meja-meja yang kotor. Ini sudah malam, sudah sepi.
“kalau begitu aku pulang, kau juga hati hati.” Jaemin keluar dan masuk ke dalam mobilnya.
Haechan menatap Jaemin dari kejauhan. Kenapa kehidupan Jaemin begitu erotis, Haechan terkekeh geli.
Temannya itu entah beruntung atau sial, Haechan memiliki firasat kalau nantinya Jaemin akan berpacaran dengan Jeno, jika dipikir kenapa Jeno malah membelikan Jaemin ponsel dan bahkan sangat percaya pada Jaemin. Padahal jaemin adalah paparazi, dan bahkan pernah menguntitnya.
Haechan berdoa semoga Jaeminnya bisa bahagia,dengan siapa saja. Jaemin sudah melalui banyak hal di hidupnya ini.
[🌱]
“berjalan jalan dengan orang asing, menyenangkan, Lee Jeno?” tanya Mark yang sedang menyetir.
Jeno hanya terkekeh, dia tak tahu tapi jika ditanya menyenangkan atau tidak,tentu jawabannya menyenangkan. Jeno masih ingat alasan konyol Jaemin memilih apel merah untuknya.
“sepertinya kau harus mencobanya juga Mark hyung.” ucap Jeno.
“tidak, aku masih waras.”
“hati hati dengan omonganmu. hahaha.” Jeno tertawa, bahkan lupa kalau dia baru saja putus dengan pacarnya itu. Sepertinya Jaemin telah menyembuhkan lukanya.
Jeno juga masih ingat tatapan berbinar Jaemin saat mendapat ponsel baru itu. Sangat lucu.
Ponsel Jeno bergetar,sebuah pesan masuk
Na Jaemin
|Terimakasih atas ponselnya Lee!terimakasih atas sarapan gratisnya,Na|
walaupun telur gorengmu itu sangat biasanya rasanya ||YAK! KELUARKAN TELURNYA DARI PERUTMU SEKARANG JUGA!
Jeno terkekeh,membuat Mark meliriknya penasaran, tapi Jeno tidak perduli. Dia membayangkan wajah kesal Jaemin.
Kalau begitu kembalikan ponsel yang sedang kau gunakan itu,Na|
|Tidak bisa seperti itu!
|Kalau begitu kembalikan juga waktu waktu kau di rumahku huh!
|KEMBALIKAN SEMUANYAJeno tersenyum jahil.
termasuk keperawanan mu?|
aku sudah membayarnya
dengan ponsel itu kan|
hahaha|Tapi sayangnya candaan Jeno ditangkap dengan salah paham oleh Jaemin, dia mendadak menjadi kesal pada Jeno teringat malam dimana dia melakukan dengan Jeno. Jaemin menatap ponsel barunya itu, jadi itu adalah bayaran Jeno atas malam itu? Jeno pikir Jaemin adalah pelacur?
Jaemin akan mengembalikannya besok, jaemin tidak butuh itu!
“dasar menyebalkan.”
Hampir saja jaemin ingin membanting ponsel itu,tapi dia harus mengembalikannya.
Sedangkan Jeno melihat ponselnya dengan tatapan penuh harap ada balasan dari Jaemin, bahkan hingga mobil Mark berhenti di apartemennya. Dan bahkan hingga Jeno sudah terduduk di atas kasurnya. Dia masih berharap Jaemin membalas pesannya.
Baiklah cukup untuk hari ini, Jeno mematikan lampu kamarnya, dan pergi tidur
KAMU SEDANG MEMBACA
Paparazi || Nomin ✔️
Fanfiction[REPUBLISH] karena chapternya berantakan gara gara eror. Na Jaemin adalah seorang paparazi,dia selalu bisa menghasilkan gambar gambar yang beberapa hari kemudian menjadi head line berita. Lee Jeno adalah seorang idol, muda, sukses dan fans dimana ma...