27. long flight

16.5K 2.1K 122
                                    


Vote and Komen juseyo^ㅅ^


Vote and Komen juseyo^ㅅ^

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Bandara memang salah satu tempat umum yang tidak pernah sepi, tapi pagi ini sepertinya lebih ramai. Banyak deretan wanita entah fans atau seorang reporter membawa kamera mereka, juga beberapa pria berbadan kekar sebagai bodyguard. Beberapa diantara perempuan itu tampak berebut tempat untuk mengambil spot foto, ah tentu itu pasti karena seorang idol akan melakukan perjalanan udara.

Jaemin mengamati dari kursi tunggu, dulu dia juga pernah seperti itu, berebut untuk mendapat sebuah foto, lalu dijual untuk menghidupi dirinya. Sejujurnya walau Korea tidak pernah baik pada nasib Jaemin, tentu lebih baik hidup di negaranya sendiri dari pada di negara orang. Tapi lagi lagi Korea memang sedang tidak berbaik hati, mereka mengusir Jaemin.

Jaemin merapatkan maskernya, bukan hanya untuk menghindari virus yang akhir akhir ini meresahkan, juga supaya wajahnya tidak terekspos. Dia seperti buronan.

Jaemin menghela nafas, sebisa mungkin tidak membawa beban dalam kepergiannya. Apa yang perlu dia sesali, mungkin dia dan Jeno tidak seharusnya bersama. Segalanya pasti berakhir cepat atau lambat, Jaemin hanya ingin mengakhirinya lebih cepat, supaya sakit yang dia terima, tidak menjadi lebih parah.

Bukankah lebih baik begitu? Tapi Jaemin merasa, sedih.

Lee Haechan

|Jangan mengganti nomer ponselmu, jangan lupa makan, jangan sakit, jangan lupakan aku, aku akan marah jika kau menghilang begitu saja
|Jangan sungkan bercerita Jaemin, awas saja kau!

Jaemin memunculkan senyumnya, Haechan memang seperti matahari, lelaki itu memiliki pribadi yang hangat. Salah satu yang membuat kepergian Jaemin terasa berat.

Suara panggilan menginterupsi lamunan Jaemin, pesawatnya akan berangkat, Jaemin meremas tiket pesawatnya, menghembuskan nafas lalu berjalan menuju pesawatnya.

Baiklah, semoga Amerika berbaik hati menerima Jaemin.

[🌱]

Jeno bangun dalam keadaan luarbiasa pening, apa dia mabuk semalam, atau dia salah memakan makanan, ah Jeno tidak mabuk semalam, tapi tiba tiba pening menghantamnya. Jeno mendudukkan dirinya, menatap jam dinding yang menunjukan pukul 11.

Dia bangun dan membersihkan diri, rencananya hari ini dia akan keluar dan pergi jalan jalan. Tapi tentunya dia harus meminta izin Hansol untuk itu.

Jeno terkejut ketika membuka pintu kamarnya ada Hansol di apartemennya, “Hyung, sejak kapan kau disini?” tanya Jeno.

“Sejak semalam, duduklah, beberapa member akan datang, kita akan membahas soal jadwal grup. Liburan telah usai.” kata Hansol.

Paparazi || Nomin ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang