xi. ngerepotin

1.3K 214 85
                                        

Pasca liburan bareng ke Puncak itu, hubunganku dengan para cecan jadi semakin dekat, terutama sama Olivia. Kalau selama ini aku menghabiskan waktu sama Sarah dan Bima nongkrong di kampus atau sekedar menemani Bella jalan-jalan tawaf ke berbagai mall ngehits. Setelah sering menghabiskan waktu bersama Bella dan adik sepupunya, semakin lama aku semakin merekat dalam circle mereka. Keterlibatanku dalam kegiatan USB pun sempat berkurang. Hanya beberapa saat saja sebelum akhirnya kami kembali dipisahkan oleh kesibukan masing-masing.

Belakangan ini aku jadi lebih sering diajak Reza untuk ikut aktif di organisasi seni. Yah, walau hanya sekedar ngumpul dan lebih cenderung menjalani kehidupan perkuliahan sewajarnya saja. Aku masih berusaha fokus menjaga kestabilan nilai. Sesekali berpartisipasi mengisi acara bersama teman-teman Paduan Suara atau kadang menjadi teman duet Bima kalau dia ada jadwal latihan dan manggung.

"Sering-sering ngumpul lagi deh. Anak-anak pada kangen katanya, Vi."

Aku membalas kalimat Reza dengan senyum simpul. Merasa bersalah. Walau bagaimana pun, dia salah satu mahasiswa paling aktif dalam organisasi dan berbagai programnya. Meski jam manggung Reza nggak sepadat grup bandnya Bima yang notabene memang kalangan artis kampus. Akan tetapi, posisi Reza lebih berpengaruh di organisasi karena keterlibatannya dalam kepengurusan. Berbeda sekali dengan Bima dan Satria. Aku dengar dari Mas Dio, Reza adalah calon tepat yang akan menggantikan posisi Ketua UKM periode selanjutnya.

"Kurangin sedikit lah, nongkrong sama seleb-seleb," candanya lagi. "Bisa-bisa nanti kamu latah, ikutan jadi seleb."

Aku ketawa. Mengangguk membenarkan. Nggak bisa disangkal sih. Kadang aku sempat berpikir dan nggak pernah menyangka kalau teman-temanku itu adalah cewek-cewek yang dilabeli oleh para mahasiswa sebagai most wanted. Termasuk Olivia yang masih berstatus mahasiswa baru sekali pun. Mungkin ini efek besar jika berada di lingkaran persahabatan dengan Sarah, Bella dan Dina.

"Nggak gitu juga sih, Za," kataku tersipu. "Mereka semua baik banget sama aku. Sampai diajakin dan diajarin cara nambah uang jajan dari endorse. Sebenarnya sih aku sempat nggak ngerti, tapi lumayan juga sih sekarang. Kerasa efek positifnya."

Masih fokus mengemudikan mobilnya, Reza berkata, "Aku lihat Instastory kamu yang kemarin. Pantesan sering dandan cantik, ternyata jadi endorser juga."

Mobil memasuki kawasan kampus. Jam digital pada dashboard menunjukkan angka sembilan. Reza menghela napas. Nggak lupa senyuman khasnya. Kebetulan kami punya jadwal kelas di waktu bersamaan. Seperti biasa, dia akan menurunkanku di depan FH dan meneruskan perjalanan ke FSRD.

"Oh, iya!" Aku urung turun dan kembali mengajaknya bicara. "Yang tadi malam, kamu bisa nggak?"

Reza menatapku dengan mata penuh penyesalan. "Kayaknya nggak bisa nih, Vi. Maaf ya."

"Oh..." Tersenyum, aku melanjutkan, "Nggak pa-pa, Za."

Nggak ada yang bisa aku lakukan selain memakluminya. Aku tahu, dia sibuk dengan berbagai hal. Entah itu tugas perkuliahan atau kegiatan organisasi. Usai mendapat jawaban dari Reza, aku pun benar-benar turun dari mobilnya. Dia mengatakan maaf beberapa kali karena nggak bisa membantuku, aku juga mengucapkan terima kasih telah menjemput dan mengantarkanku.

Aduh, tiba-tiba kepalaku rasanya mumet. Sambil berjalan menuju kelas, aku memikirkan solusi yang tepat untuk pemecahan masalah yang tengah aku hadapi sekarang.

"Hai, Vivi sayang."

Aku menghela napas dan memejamkan mata. Siapa lagi yang suka memanggilku dengan sebutan seperti itu kalau bukan Bima? Sudah menjadi pemandangan biasa. Teman-teman yang lain sudah nggak heran kalau mendengar Bima menyebutku dengan imbuhan itu. Lucu juga sih, Bima dapat dengan mudah memanggilku begitu. Sedangkan dengan cewek yang diidamkannya–Sarah–dia cenderung bersikap lebih hati-hati.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 11, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

LEMONADE LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang