Jika pada tahun-tahun sebelumnya aku selalu pulang ke Surabaya di akhir bulan Desember, maka tahun ini sedikit berbeda. Ada sedikit perubahan dan aku benar-benar dilema. Di satu sisi, aku nggak enak hati sama teman-teman yang katanya telah menyiapkan segalanya untuk acara akhir tahun. Katanya sekalian merayakan ulang tahunnya Abay—begitu Bima memanggil Satria. Di sisi lain, aku sudah kangen banget-nget-nget sama Oma! Terakhir aku pulang waktu lebaran kemarin... tuh, kan. Sudah lama banget aku nggak ketemu Oma.
Semua berawal dari acara kumpul-kumpul bersama Selebgram di salon milik Mamanya Dina. Ada sebuah pengumuman kecil yang sukses bikin aku, Sarah dan Dina tercengang. Pengumuman yang bikin Oliv cemberut karena merasa nggak penting bagi si pembawa kabar tersebut. Kalian tahu apa yang kami dengar saat itu? Bella telah dilamar Mas Fatur dan mereka bertunangan!
Aku dan teman-teman nggak akan heran jika Bella mengaku kalau dia berpacaran dengan Mas Fatur karena kedekatan memang bukan rahasia lagi. Setahuku, menurut ceritanya Sarah dan Dina, Bella sudah dekat dengan mantan Ketua BEM kampus tersebut sejak SMA. Mereka sudah saling mengenal bahkan sebelum Bella berpacaran dengan Satria yang perlu digaris bawahi merupakan saudara sepupunya Mas Fatur. Aku nggak habis pikir. Bagaimana bisa dia melamar mantan pacar sepupunya sendiri? Mas Fatur memang benar-benar sesuatu. Dan yang lebih kerennya lagi, Satria juga nggak mempunyai tanda-tanda nggak setuju. Menandakan kalau dia memang sudah move on dari mantan tercantiknya. Salut deh, salut!
Usai pengumuman itu dikabarkan, obrolan berlanjut ke persiapan acara akhir tahun. Mereka sepakat untuk hadir di acara yang bisa dibilang dadakan itu. Nggak ada angin, nggak ada hujan, Bella dikabari oleh Mas Fatur bahwa dia dan Tria sudah memesan sebuah vila untuk acara seru-seru bareng teman-teman. Saat mendengar itu, hal utama yang terlintas di benakku adalah sekawanan cowok-cowok terdekat Mas Fatur dan Tria di mana pasti ada Bima dan juga Mas Aghi tentunya.
Kebayang nggak sih kalau nanti harus berada satu tempat sama cowok dingin itu? Bisa-bisa aku menggigil.
Sebenarnya, ternyata Mas Aghi nggak sedingin dan sejutek yang aku kira sebelumnya. Orangnya baik, walau pun ngomongnya irit banget. Mungkin cuma sama aku, soalnya aku lihat sendiri Mas Aghi nggak seperti itu sama yang lain. Wajar saja. Aku juga nggak bisa membiarkan perasaan tersinggung atau nggak suka dengan sikapnya yang berbeda padaku. Kejadian yang dulu telah sangat mempengaruhi bagaimana cara dia bersikap. Begitu juga denganku.
Teringat hari terakhir kami ketemu. Waktu jalan sama Olivia dan Bella, lalu berakhir harus pulang sama Mas Aghi. Aku benar-benar menahan diri agar nggak merasa ge-er atas apa yang dia lakukan padaku hari itu. Saat dia membuaku ikut berkeliling mall dan bikin aku capek banget, hingga memesankan bubble tea untuk menghapuskan dahaga serta memberikan satu-satunya kursi padaku.
Nggak, kok! Aku nggak baper. Serius!
Masa cuma dibeliin minuman dan dikasih duduk saja aku sudah baper? Oh, iya. Dia juga meminta nomorku. Hei, itu juga karena dia ingin aku mengirimkan foto lewat Whatsapp saja. Bukannya untuk menghubungiku di lain waktu, apalagi punya maksud lain. Toh, setelah jalan-jalan nggak jelas itu, nggak ada tanda-tanda dia menghubungiku sama sekali.
Selain satu obrolan singkat pada pesan pribadi Instagram. Kakak sulungnya Olivia itu meminta maaf karena sudah membuatku jengkel. Capek keliling mall dan terlalu lama menghabiskan waktu yang nggak berkualitas banget. Apa yang terjadi di antara diriku dan Mas Aghi nggak akan bisa disamakan dengan hubungan antara aku dan Reza. Keduanya memiliki konteks berbeda. Reza secara terang-terangan ingin berteman denganku sejak awal masa perkuliahan saat aku fokus menjadi anggota paduan suara dan dia aktif dalam kegiatan teater, hingga kini dia hanya mengawasi kegiatan adik-adik mahasiswa dan memberikan perhatian sangat ekstra padaku, juga mengakui bahwa dia mempunyai perasaan lebih terhadapku. Berbeda dengan Mas Aghi yang nggak aku kenali sama sekali dan aku meyakini bahwa nggak ada hal-hal yang mengarah romansa di antara kami berdua.

KAMU SEDANG MEMBACA
LEMONADE LOVE
Romance"When life gives you lemons, make lemonade." Pribahasa lain dengan makna yang sama adalah seperti "Berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian; bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian." Terdenger keren, bukan? Akan tetapi, mungkin bag...