vi. jaga gambar

3.8K 740 263
                                        

Fatur bajingan.

Sebuah kombinasi kata yang paling tepat untuk teman perbangsatan yang sampai sekarang nggak pernah tobat. Nggak peduli kalau dia sekarang jadi Asdos kek, asbak kek, atau jadi asu sekalian, kelakuannya aslinya yang memang bajingan itu nggak akan pernah bisa dipercaya.

Jangan tertipu sama tampang sok alim yang selalu jadi idola cewek-cewek maniak itu. Semua kekampretannya itu tertutupi dengan prestasinya menjadi Ketua Osis, Ketua ekskul debat bahasa Inggris, sampai jadi Ketua BEM saat berkuliah, dan ketua-ketua organisasi lainnya. Termasuk ketua perserikatan wibu bau bawang. Serius, gua nggak mengada-ngada. Ini semua adalah fakta yang kalian nggak pernah ketahui.

Lu bingung, kan, kenapa gua tiba-tiba ngegas begini?

Belum genap sehari gua menikmati euforia kebahagiaan atas bermutualnya gua dengan Vivian di medsos, Fatur dengan koplaknya ngajak nongkrong di sebuah kafe dan dengan sengaja melaksanakan sebuah rencana bangsat yang bikin gua mati kutu.

Duduk di sebelah sepupu gua yang paling bawel sejagad raya, Vivian cuma main hape sambil senyum canggung gara-gara gua. Padahal sebelum gua ikut gabung, gua lihat Vivian ketawa lepas bareng Bella. Dan setelah gua duduk di samping Fatur, sikap cewek cantik yang bikin gua kepikiran setiap malam itu langsung berubah. Seolah-olah dia bakalan kena penyakit antraks kalau tertawa di depan gua.

Dalam situasi seperti ini, gua jadi berharap salah satu konco paling tengil sealam semesta gua yang bernama Bhimasena itu hadir. Terkadang, gua berharap dia lenyap ditelan bumi. Akan tetapi, di saat kayak begini tuh makhluk jenis Bima memang sangat diperlukan. Selain karena dia teman baiknya Vivian, kadang congornya yang banyak bacot itu justru berguna biar gua kagak mati gaya di depan si doi.

Hadeh.

Oke, gua bakal jujur. Selama ini, gua memang nggak pernah bersedia terikat hubungan dengan siapa pun. Cewek mana pun. Mau dia secantik Pevita  Preace, semanis Jessica Mila atau seseksi artis delapan puluh juta, gua nggak pernah tertarik buat menjalin hubungan yang mengharuskan untuk memiliki dan dimiliki.

Jadi, apaan sih korelasi antara mati gaya di depan doi dan gua yang nggak pernah mau main pacar-pacaran?

Gua memang sering dekat, lebih tepatnya didekati sama cewek. Hal itu menunjukkan bahwa gua bukanlah cowok yang lemah di depan kaum hawa. Gua bisa dengan santai menghadapi mereka. Tapi semua berbeda jika berkaitan dengan Vivian. Di depan dia, gua nggak bisa apa-apa. Swear. Sumpah, gua mati kutu kalau berhadapan sama dia. Tatapan dan sikapnya doi waktu ngelihat gua itu... gua nggak tahu harus jelasinnya gimana.

Belum lagi saat mantan gebetan waktu masih semester tiga dulu tanpa aba-aba muncul gitu aja. Si Ila, anak FSRD adik tingkatnya Mardiono. Gua dikenalin sama si plontos sama cewek ini gara-gara dikatain gersang. Kita sempat dekat beberapa bulan sampai akhirnya gua nyerah karena terlalu bosan.

Awalnya asyik, tapi lama-lama dia agak posesif. Padahal kita belum apa-apa. Cantik sih, tapi gua paling nggak suka diatur-atur. You know lah. Makanya gua menghilang perlahan dari peredaran sampai akhirnya dia punya cowok baru. Yang gua tahu, Ila bisa cepat ngelupain gua karena bantuan Dio dengan cara ngebangsat-bangsatin gua.

Rasanya gua pengen cabut saat itu juga waktu Ila dadah-dadah ke gua. Mana ternyata Bella dan Vivian temanan sama Ila lagi. Nggak heran, Ila kan gabung di USB juga. Dan siapa sih yang nggak kenal Bella? Jangan lupa, sepupu gua ini artisnya Usakti.

"Eh, ada mantan. Apa kabar, Ghi?"

Begitu Ila nyapa gua. Kepala gua langsung diisi sama nama-nama binatang di Ragunan waktu gua berhasil melirik ekspresi Vivian yang tampak aneh. Kayak orang habis ngelihat anjing buang hajat.

LEMONADE LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang