part 1b

2.9K 96 5
                                    

"Udahlah Leen, buat apa kamu pengin bekerja? Paman masih bisa membiayai hidup kamu. Lagian apa kurang harta warisan yang Ayah kamu berikan?"  Sam tak habis pikir dengan keponakannya itu, kenapa harus bekerja? Bukannya melarang ia untuk tidak bekerja namun ia takut ada hal yang akan terjadi kepada Aileen seperti kedua orang tuanya.

"Hiks...paman kita sudah membicarakan 1 minggu, kenapa Paman masih tidak mengizinkanku bekerja?" Tanyaku dengan menangis, sudah 1 Minggu aku meminta izin kepadanya namun Paman Sam masih tetap tidak mengizinkannya.

"Jangan menangis, Paman hanya tidak ingin sesuatu terjadi padamu. Kau ingin apa, katakan pada Paman? Paman akan berikan."

"Aku hanya ingin bekerja, hiks...Paman aku malu dengan teman-temanku hiks...mereka sudah bekerja dan menghasilkan uang sendiri. Aku juga ingin hiks...seperti mereka." Aku terus menangis dihadapan Paman, berusaha mendapatkan izin olehnya.

Sam lelah rasanya meladeni keinginan keponakannya itu, Sanga susah untuk diatur, "Ya sudah, terserah dirimu. Yang penting kau bahagia."

"Kau mau bekerja dimana?"

"Aku ingin bekerja di perusahaan lain. Tidak ingin di perusahaan p
Paman."

"Terserah kau saja lah, Paman lelah. Yang terpenting kau bisa menjaga dirimu baik-baik ya."

"Ya, aku janji." Senang sekali rasanya mendapatkan izin bekerja dari Paman. Sebenarnya bisa saja aku tidak usah meminta izin kepada Paman untuk bekerja namun kedua orang tuaku sudah tidak ada dan Pamanlah yang menjadi waliku jadi bagaimanapun aku harus meminta restu dan izin darinya agar aku bisa lancar dalam menjalankan keinginanku.

Aku ini sangat percaya dengan kata-kata orang tua. Maka dari itu semua yang orang tuaku katakan pasti akan aku lakukan.

Entah kenapa setiap aku bermain dirumah temanku, Ibu temanku selalu menasehatiku yang baik-baik. Aku juga binggung kenapa?.

Tapi aku yakin mereka ingin aku menjadi manusia yang baik dan beretika.

                                ***

Seorang pria sedang duduk sendirian di bangku halte bis. Tubuhnya menggigil memang karena sedang hujan. Tapi bukan itu masalahnya ia memang sedang sakit.

Ia berniat untuk pergi ke rumah sakit namun ia tidak sangup mengemudi mobilnya sendiri jadi ia harus mengunakan bis untuk sampai ke rumah sakit.

Namanya Carlos Cullen, seorang pria tampan namun sayang sekarang ia sedang sakit. Ia melirik wanita yang duduk disebelahnya sepertinya ia wanita kantor terlihat dari pakaiannya. Namun ia tidak perduli.

Ku rapatkan jaket ya ku kenakan, sungguh tubuhku terasa menggigil sekali.

"Kau tidak apa Kak?" Wanita disebelahnya menatapnya dengan khawatir. Ia hanya menggelengkan kepalanya dan berniat untuk pergi karena bis yang ia tunggu tak kunjung datang.

Belum sempat ia melangkah tubuhnya sudah ambruk saja untungnya wanita itu langsung menangkapnya, "Kau tidak apa Kak? Sepertinya kau sakit."

Wanita itu melepaskan jaket yang ia pakai dan memakaikannya kepadanya lalu ia berjongkok di depanku, "Naiklah ke punggungku."

"A-pa, kau gi-la?" Ucapku dengan bergetar. Sungguh wanita didepannya ini sangat gila, ia disuruh naik ke punggungnya. Mana mungkin wanita sepertinya kuat mengendongnya.

"Cepatlah, aku takut kau bertambah parah." Ucapku dengan serius. Carlos menatapnya dengan wajah yang tegang namun wanita didepannya itu menatapnya dengan serius.

"Aileen. Namaku Aileen, cepatlah aku tidak ingin menjadi tersangka pembunuhan nantinya, Kak." Dengan ragu aku naik ke punggungnya, dan benar saja ia berhasil mengangkat ku dalam sekali sentak. Aku tentu terkejut dan berpegangan dengan erat takut terjatuh.

The Widower's Charmer {Revisi}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang