Tok...tok...
Seseorang mengetuk pintu rumah Aileen. Aileen membukakan pintunya dan ia terkejut setelah sekian lama akhirnya ia bertemu kembali untuk pertama kalinya.
Pria itu menatap Aileen lalu turun menatap perutnya yang besar karena kandungannya. Mereka bertatap wajah lagi.
"Alex..." Ucapnya lirih, ia menghambur kedalam pelukan Alex, setelah hampir 1 tahun ia tidak bertemu Alex akhirnya ia bertemu dengan Alex kembali.
"Kenapa kau lama sekali pulangnya? Apa kau tidak mau memberiku baju lagi? Kau sungguh sangat pelit Alex. Kau tahu aku disini sendirian, tidak ada yang menemaniku lagi. Aku sendirian lagi Alex...hiks..." Ia menangis meneteskan air matanya.
Alex merengkuhnya, memeluknya dengan hangat dan penuh kasih sayang.
"Tenanglah, kalaupun dia memang tidak perduli denganmu lagi! Masih ada aku yang akan melindunggimu dan anak-anak mu nanti." Ucap Alex membuat Aileen senang.
"Alex, boleh aku minta satu permintaan?" Ia menatap manik mata Alex dengan dalam.
"Apa?"
"Jika nanti aku melahirkan, Aku ingin suamiku menemaniku disaat aku mau melakukan persalinan, bisa kau sanggupi permintaanku?"
***
Aldo masuk kedalam kamar mandi, ia telat bangun tadi, jadilah ia akan berangkat kesiangan kekantor. Biasanya Aileen akan membangunkannya jam 5 pagi, sekarang tidak lagi. Wanita itu pergi entah kemana dan ia juga tidak mencarinya, bukan bukan tidak mencarinya ia masih takut dengan reaksi Aileen nantinya saat bertemu dengannya nanti.
Ia keluar dari kamar mandi, dan melihat istrinya itu masih tertidur. Ia melihat disamping ranjang yang kosong. Biasanya Aileen akan menyiapkan pakaiannya ketika ia mau berangkat bekerja dan pulang Aileen selalu menyiapkannya pakaian.
Ia mengambil pakaiannya sendiri dan memakainya lalu ia bercermin untuk memasang dasi.
"Kemari ku pasangan dasi untukmu!" Aldo melihat Aileen yang baru memasuki kamarnya dengan membawa pisau dapur seperti biasa.
Ia memangil nama istirnya itu, "Aileen..." Namun saat ia memangil namanya Aileen menghilang.
Ia memutar tubuhnya mencari keberadaan Aileen. Namun sepertinya ia yang berhalusinasi. Aileen tidak ada disini.
Ia keluar dari dalam kamar dan duduk termenung diruang tamu, ia jadi tidak semangat pergi kekantor.
Ia duduk menatap televisi yang menyala."Biasanya kau akan selalu menemani diriku menonton televisi, aku selalu berada dipangkuanmu dan kau selalu memijit kepalaku, kau selalu melayaniku dan mengurusku dengan baik. Tapi...apakah kau mengharapkan aku kebali?" Ia sedih mengingat perkataannya dulu kepada Aileen.
"Apakah Arion baik-baik saja? Aku harap ia merasa lebih baik hidup bersamamu." Ia teringat anaknya yang selalu meminta ikut kekontornya namun sekarang sudah tidak ada lagi teriakan Ayah untuknya.
"Aku jadi ingat saat kau meminta 15% harta kekayaanku, waktu itu kau sangat mengemaskan sekali. Kau sangat polos dan naif. Saat kau datang ke rumah ini, suasana rumah menjadi ramai karena kerewetan mu, sekarang rumah ini kembali sunyi." Ia menghela nafas dengan berat.
"Aku mohon, pertemuan kita nanti kau akan baik-baik saja. Dan...jangan membenciku, karena aku mencintaimu..." Aldo pergi untuk berangkat kekantor berada dirumah membuatnya teringat dengan istrinya itu.
Kepergian Aldo membuat Vera keluar dari balik tembok. Ia mendengar perkataan Aldo yang merindukan istri pertamanya itu. Ia menangis, rasa bersalah semakin menyelimuti dirinya.
"Maaf, maafkan aku. Aku telah merebut suamimu! Namun aku terpaksa melakukan ini, aku tahu kau orang kuat, tidak sepertiku yang lemah. Aku sungguh iri dengan mu yang dengan mudahnya membawa anakku pergi, ingin rasanya aku membawa kabur Arion bersamaku. Aku ingin mengurus anakku hingga besar dengan tanganku sendiri tanpa adanya campur tangan orang lain, namun sepertinya itu sia-sia karena Arion sudah menjadi anakmu."
"Aku ingin membunuhmu agar Hak asuh Arion berada ditanganku, namun aku takut. Dan kau juga masih menjadi istri sahnya Aldo dan aku...aku adalah madu mu. Kebaikanmu karena telah membuat keluargaku bahagia kembali tidak dapat ku balas dengan sesuatu yang indah melainkan sesuatu yang menyakitkan, maafkan aku Leen?"
***
"Aku adalah penjara yang manis. Kau tidak bisa bersembunyi atau lari. Aku tau bahwa kau sudah jatuh."
"Telah aku cintai, mengapa engkau lukai?"
"Telah aku sayangi mengapa engkau dustai."
"Dirimu yang aku Cinta kini telah berpaling muka. Dirimu sungguh pendusta."
"Ku tak inggin terluka untuk yang kedua kali. Cukup sekali ku dikhianati, cinta membuat hatiku perih." Seperti inilah keseharian Aileen. Berada di kantornya yang baru dan membuat kata-kata sendiri.
Sebenarnya banyak yang suka dengan dirinya namun ia sadar kalau dirinya masih menjadi istri Aldo. Ia tidak akan berpaling sampai Aldo menceraikanya.
Ia akan menunggu kedatangan Aldo. Dan ia akan mengunggu seperti apa keputusan Aldo nantinya.
"Aku ber Sumpah, jika kau tidak datang sampai anak ini lahir? Maka aku akan menjadi jalang seperti yang katakan Al dana ku akan menjadi Gengster untuk menghancurkan mu. Aku sungguh bersumpah akan hal itu Al."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Widower's Charmer {Revisi}
Teen FictionMaaf ya kalo ceritanya masih acak, soalnya masih tahap revisi.....tenang aja aku lagi usahain revisi berlanjut dengan cepat Kok....jangan lupa vote dan follow akun cerita aku Lahir dalam keluarga yang berada tak membuat ia manja kepada orang tuanya...