Sudah hampir tiga tahun aku bekerja dengan Kak Carlos. Memang sedikit butuh ketengan batin bekerja dengan dia.
Carlos yang sangat keras kepala dan sulit dikendalikan, membuat ia terkadang menjadi ibu-ibu hanya untuk menasehati putranya.
"Jadwal hari ini ada pertemuan dengan petinggi perusahaan lainya, mereka akan memperlihatkan badan mobil terbaru tahun ini." Kami berdua melangkah dengan cepat. Ku serahkan tablet berisi tentang dokumen-dokumen yang akan dipresentasikan saat rapat nanti.
"Baiklah." Kami masuk ke dalam lift. Sebelum masuk kedalam ruangan rapat, aku membenarkan dasi dan tatanan rambut pak Carlos. Setelah semuanya rapi kami berdua pun segera masuk dan duduk.
Menunggu sang CEO datang nyatanya membuat jantungku berdetak tak karuan. Aku baru akan bertemu dengan sang pemilik perusahaan mobil ini, sungguh bagaimana rupanya?.
"Apakah bos kita galak, pak?" Tanyaku dengan berbisik kepada pak Carlos.
"Dia seperti malaikat pencabut nyawa, kejam, sadis, dingin, irit bicara dan tampan. Jangan lupa, dia seorang hot Daddy dengan dua anak kembarnya." Aku membulatkan mulutku, aku baru tau semua ini karena terlalu fokus pada pekerjaan aku sampai tidak sempat mengetahui apa latar belakang CEO perusahaan ini.
"Dan ingat, jangan pernah kau mencari masalah kepadanya, ingat itu. Atau kau akan terkena imbasnya." Aku hanya mengangguk mengiyakan ucapannya.
Bos besar datang dengan gerombolan dari team devisi-devisi lainya. Kami semua berdiri dan menunduk hormat. Setelah itu kami langsung memulai rapat ini.
Sedikit ada perdebatan alot dari beberapa team namun akhirnya kami bisa menemukan jalan keluarnya dan mendapatkan desain yang bagus.
"Kita akan adakan sidak ke forum-forum anak perusahaan hari ini." Ucap sang CEO, yang langsung dijawab"Baik" oleh semua anggota rapat.
Beberapa karyawan forum mendapatkan amukan dari bos besar alasanya karena forum ini terlalu kecil dan tidak dapat berkembang serta keramahan, kebersihan yang kurang diperhatikan.
Setelah acara marah-marah bos besar kami tinggal di restoran untuk istirahat lalu setelah itu kembali lagi ke kantor.
Saat sedang makan enak-enaknya tiba-tiba ada seekor kucing yang menaiki meja kami membuat bos besar seketika akan melempar kucing itu.
"TUNGGU." teriakku membuat semua orang menatapku, aku dengan hati-hati mengambil kucing itu dari hadapan bos besar. Aku mengambil kucing itu lalu mengambil daging ayam milikku dan membawa keluar.
Setelah keluar aku memberikan kucing itu ayam milikku, ku temani kucing itu makan sampai selesai.
"Menjauh lah dari situ, nanti kau mandul." Aku terkejut mendengar penuturannya.
"Tidak begitu Pak, kucing tidak menimbulkan mandul atau tidaknya. Semua sudah Tuhan yang mengatur. Kucing ini hanya ingin makan, tidak seharusnya bapak melepasnya seperti tadi, ia juga mahkluk hidup yang butuh makan dan minum. Namun manusia tidak mempunyai rasa belas kasihan, mereka melempar, menendang, menyiramnya dengan air membuat kucing menjadi liar. Kenapa manusia tidak mau berbagi dengan hewan? Hewan saja mau berbagi dengan manusia, ia mengorbankan tubuhnya untuk dikonsumsi oleh manusia sebagai makanan, manusia itu mahluk yang serakah dan egois. Aku-akui itu."
Aldo hanya mematung saat wanita didepannya itu berani berbicara panja lebar kepadanya dan terdengar sedikit menceramahi nya gara-gara hanya seekor kucing.
Tak sadar aku malah menceramahi bos besar, bodohnya aku.
Aku menunduk.
"Maafkan saya pak, karena telah lancang." Ucapku dengan menunduk didepannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Widower's Charmer {Revisi}
Novela JuvenilMaaf ya kalo ceritanya masih acak, soalnya masih tahap revisi.....tenang aja aku lagi usahain revisi berlanjut dengan cepat Kok....jangan lupa vote dan follow akun cerita aku Lahir dalam keluarga yang berada tak membuat ia manja kepada orang tuanya...