part 2c

1.2K 37 2
                                    

Ku tuangkan kembali es Americano  sengaja ku beli banyak untuk menemani malam ku. Rasa pahit menyebar didalam mulutku.

Menatap indahnya langit hitam, membuat pikiranku sedikit tenang.

Terkadang disaat aku depresi aku akan minum es dengan jumlah banyak, bahkan sampai gigi ku linu dibuatnya. Tapi lebih baik meminum es daripada alkohol bukan?.

Disaat aku akan meminum es lagi, seseorang merebut es itu dariku, "Sudah, nanti kau bisa sakit gigi."

Pria itu meletakan es milikku di meja kembali.

Dia Rimba.

"Kakak kapan sampai?"

"Barusan tadi."

"Ngapain ke sini."

"Mau nengok kamu lah." Kak Rimba duduk di sampingku, terdengar dia menghembuskan nafas kasar.

"Ada apa?" Tidak seperti biasanya Kakak datang, padahal biasanya dia datang pada malam Sabtu, tapi dia datang pada malam Senin. Sedikit rasa curiga melingkupiku.

"Violet mandul." Aku menutup mulutku tidak percaya, ayolah mereka sudah menikah tiga tahun lebih dan tak kunjung memiliki keturunan. Aku turut prihatin dengan Kak Rimba dan Kak Violet.

"Ini sulit untuk ku dan Violet terima. Namun berbagi cara sudah aku lakukan tapi tak kunjung ada hasil." Nathan yang baru menikah satu tahun lalu dengan Kak Ara. Setelah pernikahannya yang ke satu tahun Kak Ara di nyatakan positif hamil.

Tentu Violet sedih karena tak bisa memberikan keturunan untuknya. Namun mau bagaimana lagi? Ia sudah sayang kepada Violet, baginya tidak memiliki anak bukan masalah besar, mungkin mereka belum diberi amanah untuk menjaga anak titipan Tuhan dan dia akan terus bersabar.

"Lalu bagaimana ke depannya?" Ku acuhkan bahuku, tidak tau kedepannya mau seperti apa?.

"Pasti Kak Violet sangat sedih."

"Ya, dia mengurung dirinya didalam kamar bahkan tidak berangkat mengajar dikampusnya."

"Kakak yang sabar ya. Aileen janji nanti kalo Aileen punya anak, anak Aileen akan memangil Kakak dan Kak Violet Dady dan Bunda."

Aku tersenyum mendengar ucapannya barusan, aku mengacak rambutnya gemas. Dia sungguh manis. Tidak ada wanita seperti Aileen yang bisa membuat moodnya kembali membaik dengan cepat.

"Kenapa kau minum es sebanyak ini?" Ku pikir dia sudah meninggalkan kebiasaan buruknya, nyatanya tidak.

"Depresi. Pekerjaan kantor membuatku lelah. Belum lagi CEO perusahaan yang sangat menyebalkan itu. Membuat aku darah tinggi."

Bagaimana tidak? Setelah kejadian kemarin Pak Aldo tiba-tiba selalu mengganggunya dan meremehkan dia. Berakhir setiap kali bertemu mereka selalu bertengkar karena Aldo yang menyebutnya wanita mata keranjang. Hey! Apa salahnya menatap para pria tampan? Lagian dia juga masih lajang jadi tidak ada yang berhak mengaturnya agar tidak memandang para pria tampan.

Salah sendiri pak Aldo menjadi duda. Kesepian. Bahkan Pak Aldo adalah rajanya berbohong, ia sering menjadi sasaran salah sangka oleh pak Carles.

Akhir-akhir ini ia sering mendapat jeweran telinga, cubitan dan tarikan di kerah baju oleh Pak Carlos karena bersikap tidak sopan kepada Pak Aldo. Salah Pak Aldo sendiri yang memancing kemarahan ku.

"Bekerja memang seperti itu, terkadang mendapat bos yang menyebalkan dan menyenangkan. Itu rejeki mu mendapatkan bos menyebalkan seperti dia."

"Iya, seperti Kakak bos menyebalkan."

The Widower's Charmer {Revisi}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang