part 3d

852 24 4
                                    

"Kau gila Rimba. Kalian bertengkar dengan gila dan tidak normal." Amuk Violet kepada Rimba. Sedangkan Aileen hanya menunduk takut, bukan takut kepada Violet melainkan kepada Rimba yang menatapnya dengan datar.

"Jika saja kau tidak bisa berenang, kau sudah mati saat ini."

"Diamlah." Tak tahan dengan ocehan Violet, Rimba jengah sendiri dibuatnya.

"Apa? Diam! Kau gila, kau memang gila. Ada yang salah dengan kalian. Aileen kenapa kau mendorong Kakakmu? Kau tau Rimba hampir mati dibuat olehmu." Marahnya kepada Aileen.

"Kakak bahkan aku pernah melemparnya ke tebing tinggi, melempar ke kolam renang bukan apa-apa baginya. Jangan berlebihan Kak." Violet mematung tak percaya dengan apa yang adik iparnya itu katakan.

"AILEEN KAU HAMPIR MEMBUNUH KAKAKMU SENDIRI. TAUKAH KAU ITU?" bentaknya yang sudah tidak bisa menahan emosi lagi.

"IYA AKU TAU AKU HAMPIR MEMBUNUHNYA. RIMBA JUGA PERNAH HAMPIR MEMBUNUHKU DENGAN MELEMPAR KU KEDALAM DANAU." tak terima Violet yang terus menyudutkannya Aileen tersulut emosi juga.

"Asal Kakak tau, Kak Rimba itu punya kelainan. Rimba mencintai Kak Violet namun Rimba terobsesi kepadaku, bahkan aku tidak boleh menjalin hubungan dengan pria lain. Jangankan Rimba, Alex pun sama gilanya dengannya." Aileen pergi dengan membanting pintu kamar milik Rimba dan violet dengan keras.

Violet yang melihat itu menatap Rimba dan merentangkan tangannya, kepalanya menggeleng tak percaya dengan kelakuan adik iparnya tak percaya dengan semua yang ia lihat tadi.

"Apa ini ajaran mu kepada Adikmu?" Tanyaku dengan marah. Ia tahu kalau Aileen itu sangat dekat dengan suaminya. Bahkan yang mengantar dan menjemput ke sekolah saja Rimba. Rimba dikenal possessive kepada Aileen saat kecil sampai sekarang.

Tapi apakah ini yang Rimba ajarkan kepada Aileen? Jika iya, berarti suaminya gila. Suaminya mengajarkan hal sesat kepada Aileen.

"Kau mengajarkan hal tidak baik seperti ini, ini menyimpang. Kau tau aku rasa Aileen seperti berguru kepada psychopat saja." Rimba terkekeh saat Violet mengatakan psychopat.

Violet tidak tau saja yang sebenarnya terjadi dan rahasia yang ia tutupi selama ini. Rimba berdiri dari duduknya dan memeluk pinggang istrinya itu dengan mesra, "Tenanglah, Aileen hanya sedang marah. Nanti juga dia akan minta maaf kepadaku langsung. Dia tidak mau meminta maaf didepan orang banyak."

"Tapi dia gila melempar mu-akh..." Violet berteriak frustasi.

"Aku yang mengajarkannya, suatu saat kau akan tahu tapi satu saran ku." Violet menatap mata Rimba dengan serius.

"Jangan pernah pergi dariku saat kau tahu rahasiaku. Atau aku akan membunuh orang-orang disekitar mu tepat didepan matamu." Entah mengapa perkataan Rimba terkesan serius dan tidak main-main. Hawa disini juga menjadi merinding, apalagi saat Rimba mencium dahinya lembut, tubuhnya merinding dibuatnya.

***

Ku buka pintu kamar Aileen, disana Aileen duduk dengan meletakan kepalanya diatas meja. Aileen menengok ke arahku saat aku menutup pintu kamarnya.

Aileen berdiri dan langsung memeluk tubuhku, aku tersenyum licik, "Maaf, Maafkan aku. Aku salah telah melempar Kakak."

Ku usap surainya dengan pelan, "Kenapa, hmm?"

"Hiks...itu karena aku takut dengan pisau Kakak. Apalagi Kakak yang berniat mendorongku ke kolam renang yang memiliki kedalaman 10M. Kakak mau membunuhku?" Teriaknya dengan memeluk tubuhku semakin erat. Dia takut.

"Karena kau melawan Kakak. Kau berpacaran dengan si brengsek itu. Kau tau dia musuh Kakak, Ingin sekali rasanya Kakak memotong organ tubuhnya." Kubkepalkan tanganku saat mengingat ucapan si Duda itu yang mengatakan adikku adalah kekasihnya.

The Widower's Charmer {Revisi}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang