06

413 42 1
                                    

JANGAN LUPA VOTE & COMMENT NYAA..👌

✩✩✩


"Apa ?! Yang benar saja ?"

Lisa berdecak. "Jangan berlebihan"

Rose terdiam. Tak percaya dengan apa yang dikatakan oleh Lisa.

"Kenapa kau diam saja ?" Tanya Lisa.

"Kenapa kau tega melakukan itu, Lisa ?"

Lisa mengernyitkan dahinya. "Melakukan apa ? Bukan aku yang memutuskannya, tapi dia"

"Tapi kau yang membuat Sehun melakukannya"

"Karena itu yang ku inginkan"

Rose menghela nafas. "Apa kau tidak bisa perbaiki hubungan kalian ?"

"Untuk apa ? Aku tak mau melanjutkan hubungan kami"

"Aku kasihan pada Sehun. Dia benar-brnar mencintai mu, Lisa"

"Seberapa besar kau mengenalnya ?" Tanya Lisa.

"Aku memang tak begitu mengenalnya. Tapi yang aku tau, dia tulus mencintai mu"

Lisa menatap Rose. "Rose, kenapa kau terus memaksa ku untuk kembali dengannya ?"

"Aku hanya tidak ingin kau menyesal di kemudian hari. Jadi kau jangan menyia-nyiakan pria sebaik Sehun"

"Lalu kenapa tidak kau saja ?"

"Hey! Aku sudah punya"

"Aku juga sudah punya"

Rose mendengus. "Terserah kau sajalah. Aku hanya memperingatkan mu saja, jangan sampai kau menyesalinya nanti"

Lisa tak memperdulikannya. Dia kembali memakan cemilannya.

✩✩✩

Beberapa hari sudah berlalu.

Sehun tetap menjalankan kehidupannya seperti biasanya. Dia memang masih belum sepenuhnya menerima kenyataan bahwa Lisa bukan tunangannya lagi.

Tapi Sehun selalu berusaha untuk melupakannya. Perlahan dia akan mengikhlaskan semuanya. Dia berusaha untuk tidak memikirkan Lisa kembali. Walaupun itu adalah hal yang sulit baginya.

Saat ini Sehun sedang sibuk berkutat pada berkas-berkas perusahaannya.

Sebenarnya perusahaan ini sudah menjadi dibawah pimpinannya karena sang ayah kini memilih untuk beristirahat, tapi tak jarang ia membantu pekerjaan Sehun.

Kefokusan Sehun tiba-tiba hilang saat ponsel yang berada disaku celananya bergetar.

Sehun pun menyimpan berkasnya ke atas meja, kemudian dia mengangkat telepon diponselnya.

"Halo ibu, ada apa ?"

"Halo sayang, ayo pulanglah ke rumah"

Sehun mengernyitkan dahinya. Kemudian sedikit menjauhkan ponsel dari telinganya untuk melihat siapa yang meneleponnya. Tapi memang benar, yang menelepon adalah nomor ibunya.

Sehun kembali mendekatkan ponsel ke telinganya. "Kau siapa ?"

"Kau bertanya siapa aku ?"

Lagi-lagi Sehun mengernyitkan dahinya. "Dimana ibu ku ? Dan siapa kau ?"

"Kau ingin tau siapa aku ? Maka cepatlah pulang, aku menunggu mu sayang"

"Hey! Jangan memanggil ku sayang"

"Memangnya kenapa..sayang ?"

"Ish hentikan!"

"Ayo cepatlah pulang, aku menunggu mu"

I'm Your Destiny [DISCONTINUED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang