Diary 1

77 11 1
                                    

Matahari bersinar terang, tapi tidak dengan hidupku.

🍬🍬🍬

Namaku Alisya Putri Ditama. Keluarga dan sahabat ku biasa memanggil ku dengan panggilan Ica. Cukup jauh memang dari nama ku tapi tak apa aku menyukainya. Aku bukanlah gadis yang glamour dan kaya. Aku berasal dari keluarga yang sederhana.

Ayahku berkerja sebagai supir taksi dan ibuku seorang pelayan disebuah restoran. Meski bekerja dengan gaji tak seberapa itu, mereka masih mampu untuk membiayai sekolahku dan kedua adikku.

Saat ini aku bersekolah di Yogyakarta Internasional High School. Jangan tanya kenapa aku bisa bersekolah disini. Tentu saja dengan beasiswa yang aku perjuangkan dari dulu.

Jam menunjukkan pukul 06.10 WIB, namun angkot yang kutunggu tak kunjung datang. Disinilah aku berdiri, di tepi jalan raya yang lenggang karena hari masih pagi menunggu angkot yang setia mengantarkan ku pergi ke sekolah mahal tersebut.

Sekitar 5 menit setelahnya, angkot pun tiba dan membuatku bergegas masuk kedalam agar tidak terlambat sampai ke sekolah. Angkot pun berjalan menuju tempat tujuan masing-masing penumpang.

"Kiri bang" ucap ku sembari mengetuk atap angkot itu ketika melihat sekolah ku, Ah lebih tepatnya sekolah tempat ku belajar sudah dekat.

Setelah angkot berhenti didepan gerbang YIHS, aku pun turun dan menyerahkan selembar uang bergambar Pangeran Diponegoro kepada sang supir.

Gerbang besar nan gagah dengan lambang garuda didepan tanda kebanggaan sekolah mahal tersebut pun terlihat. Banyak mobil mewah yang lalu lalang memasuki halaman sekolah tersebut.

"Huftt.. Ayo Ica semangatt" kata ku pada diri sendiri. Menyemangati diri ini agar tidak rapuh ketika sampai didalam.

🍬🍬🍬

"Gaess liat dongg, gadis kampung ini masih berani nginjekin kaki disini ahahahah" ejek Clara, Si Ratu Bully di sekolah ini.

"Hahaha dasar gatau malu huuu.." sahut teman-teman Clara.

Aku bahkan belum sampai di lorong kelas ku, tapi lagi-lagi kudengar hinaan dari Ratu Bully dan teman-temannya itu.

Hinaan seperti itu bukan hal baru bagiku. Ini sudah seperti sarapan pagi ku ketika aku menginjakkan kaki di sekolah.

"Ayo Ica, biarkan saja mereka" - batin ku dalam hati.

Ya, hanya itu yang bisa kulakukan. Menebalkan telingaku dan melangkah seperti tidak terjadi apa-apa.

"Woy Culun! Berani ya lo sekarang sama kita!" teriak Claudia -salah satu antek-anteknya Clara.

Aku tak peduli, kubiarkan saja mereka ingin berkata apa. Kulangkahkan kakiku dengan cepat agar segera sampai di kelas. Namun, tiba-tiba seseorang menarik tas ku hingga aku terdorong kebelakang dan jatuh terduduk dilantai.

Siapa lagi pelakunya, kalau bukan si Ratu Bully dan kaki tangannya.

"Ahahaha dia jatoh gaesss" tawa mereka meledak diikuti dengan tawa siswa lain yang menonton.

Aku pun berusaha bangkit, namun kini Clara menginjak telapak tanganku dengan sepatu nike putihnya.

"A-aa.. Claraa.. Sa-sakitt.." ucap ku terbata karena harus menahan sakit akibat perbuatan Gadis blasteran Inggris-Rusia tersebut.

My DiaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang