7

595 31 4
                                    

Sang mentari mulai mengeluarkan jurus andalannya sinar yang menyeruak hangat menimbulkan kesan yang indah nan menghangatkan

membuat dua pasang insan sedang berlari pagi menyisipkan senyuman disela pancaran sinarnya

"Din enak banget ya liat mentari pagi gini menghangatkan acha ditengah dinginnya adin"

"din?"

"din kok diam aja?"

"Adin!!"

"lah kemana anak nya ya Allah masa ilang aduh gimana nih jawab pertanyaan tante?? Tante mohon maaf adin ilang.. eh yakali duh gimana iniii!!"

"adaww!!!"

sebuah jitakan hangat menambah hangatnya tubuh chae sekaligus menghilangkan kepanikannya yang absurd dan tak punya jalan keluar sedikitpun

"Eh bego! apaansi lu berisik banget tau ga dasar daki!"

kemarahan chae yang ingin keluar dari kandang mendadak gagal melihat tangan kokoh nan berotot itu memberikan sebuah minuman dingin dihadapannya

"gue beli minum cha.."
ujar Aldinov melihat wajah chae yang menggambarkan sebuah pertanyaan yang akan dilontarkan itu

"di toko belakang nohh"
pertanyaan chae tercekat dengan jawaban yang terlebih dulu diucapkan sebelum ditanyakan

"maaf lama"
Baru chae ingin berucap kembali suara itu sudah menjawab kembali

woah adin dukun chacha bangga!!!

"gue ga dukun kampret!"

tuh kan tau juga!

"emm adin.. "
"Aww!!"

"gausa banyak tanya ayo pulang"

***
Sore ini macetnya jalanan ibukota membuat insan tampan hanya bisa menghela nafas sambil memutar musik dengan volume kuat yang memenuhi mobil mewah berwarna silver nya

Saat sedang asik memandang sekeliling taman yang berada tepat disamping tempatnya terjebak kemacetan itu tiba tiba matanya terhenti pada bangku hijau di bawah pohon dengan seorang gadis yang serang terduduk dengan buku dipahanya

"Ra.. kamu?"

Lamunan pria itu tersentak mendengar klakson yang menuntutnya untuk berjalan dikarenakan jalanan mulai lengah

Aldinov menjalankan mobilnya dan memarkirkannya diseberang taman kemudian berlari menghampiri gadis yang dengan manisnya duduk dibangku bawah pohon dengan novel berwarna merah jambu

"Ra??"

Suara bariton itu membuatnya mengernyitkan kening berusaha mengingat sosok pemilik suara tersebut

entah apa yang mengagetkan membuatnya menoleh dengan mata yang membulat sempurna

"Dino???"

"Ra mau jelasin.."

sang gadis hanya bisa menghela nafas mendengar ucapan yang selama 2 tahun ini dia hindari

"Udah no.. gaada yang perlu dijelasin
gue ngeliat semuanya"

"Tapi apa yang kamu liat dengan apa yang kamu pikirin itu beda dengan kebenaran nya ra.."
Aldinov mengacak rambutnya frustasi

"Cukup.."

"Ra.. please"

"lepasin tangan gue no"

My Cousin My LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang