2. Luka yang semakin parah

272 81 19
                                    

Happy Reading 💕

Vanila mengerjapkan matanya berkali-kali. Sesekali ia mengucek matanya. Ia terdiam sejenak. Sambil menatapi sekeliling kamarnya. Rasanya ia ingin tidur lagi. Kepala nya juga terasa pening. Matanya terasa berat. Dan yang indah hanyalah mimpinya semalam ketika ia tidur, jauh dari kenyataan hidupnya yang harus ia hadapi. Hari ini rasanya ia ingin menjadi putri tidur saja seperti di cerita dongeng.

Dari celah jendela kamar,
angin pun masuk, seakan menyapu hidung gadis ini.

Terdengar jelas suara kicauan burung gereja. Disana, langit di hiasi gumpalan awan yang berwarna putih. Awan itu seolah tersenyum, menyambut hari gadis ini dengan semangat. Gadis ini masih belum beranjak dari ranjang tempat tidur nya. Rasanya badan nya masih lemas.

Setelah melihat jam dinding di kamar nya, akhirnya ia pun segera bergegas ke kamar mandi.

Setelah beberapa menit, akhirnya gadis ini sudah rapi dengan seragam sekolah nya. Ia sudah siap untuk berangkat ke sekolah.

Ia menatap dirinya di depan cermin. Sambil sesekali merapikan rambut panjang nya yang terurai. Rambut gadis ini tebal dan berwarna coklat.

Tidak lupa, ia memakai bedak dan lip tint dengan tipis. Ini membuatnya terlihat begitu cantik. Bahkan sangat.

Gadis ini menuruni anak tangga satu persatu. Matanya langsung menemukan seorang wanita paruh baya yang terlihat begitu cantik dengan make up dan pakaian nya yang senada. Wanita itu yang selalu di rindukan gadis ini. Yeah. Mamanya.

Mamanya sedang duduk di meja makan. Momen inilah yang di tunggu-tunggu gadis ini. Sarapan bersama Mamanya.
Tapi tiba-tiba,
Mama nya segera bangkit dari meja makan setelah selesai makan dan meninggalkan beberapa lembar uang untuk gadis ini. Dan wanita itu pun segera pergi berjalan keluar rumah nya.

Apakah Mamanya ini sama sekali tidak merindukan anak gadis nya?

Suasana hati Vanila seketika berubah.
Sesak. perih. Ada yang tertahan di dalam sana.
Itulah yang menggambarkan nya saat ini. Bagaimana bisa Mamanya hanya pulang untuk memberinya uang dan tidak pernah ada sedikit pun perhatian dan waktu untuknya?

Berangkat pagi dan pulang larut malam dalam keadaan mabuk dengan seorang pria yang selalu berbeda setiap harinya. Dan selalu memberikan beberapa lembar uang setiap paginya di meja makan tanpa meninggalkan sepatah kata pun.

Ada apa dengan Mamanya?
Sungguh, ia sangat merindukan Mamanya yang dulu yang selalu memperhatikannya. Ia tak butuh uang Mamanya. Ia hanya ingin di perhatikan oleh Mama.

Seperti hari-hari kemarin,
Vanila dan Mama nya sama sekali tidak bicara apapun. Seolah, mereka seperti orang asing yang hidup dalam satu rumah.
Tapi, Vanila tidak akan biarkan hari ini ia hanya diam saja.

"Mama."
Vanila menahan tangan Mamanya yang hendak keluar rumah.

"Kenapa? apa uang yang Mama kasih masih kurang banyak?"
Mamanya segera merogoh tas nya untuk memberikan uang kepada anak gadis nya.

"Aku ga butuh uang Mama. Yang aku butuh itu perhatian dari Mama." Nada bicaranya mulai naik beberapa oktaf. Mata Vanila mulai memerah. Bibir nya pun bergetar.

"Kamu ga usah kaya anak kecil. Kamu itu udah gede. Mama kerja banting tulang kaya gini, itu semua buat kamu."

Vanila rasanya sudah lelah dengan jawaban Mama yang selalu seperti ini. Padahal uang yang Mama nya kasih adalah uang dari Nenek nya yang memang setiap bulan sengaja di transfer untuknya.

Coklat dan VanilaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang