Happy Reading 💙
"Vanila"
Gadis berambut coklat yang tengah disibukan dengan membawa beberapa tote bag di tangannya seketika itu membalikan badannya, menoleh ke arah sumber suara yang memanggil namanya barusan.
Ia mengerjapkan matanya berkali-kali, seolah tak percaya pada seseorang bertubuh tinggi yang kini berdiri dihadapannya sambil menampilkan seulas senyum yang masih sama sejak terakhir kali mereka bertemu. Yeah, 3 tahun lalu.
Vanila mencoba menepis pikirannya itu. Mungkin saja bukan kali ini ia sedang berhalusinasi?
Tapi rasanya ini benar-benar nyata.
Lelaki dihadapannya ini, bahkan jauh lebih tinggi dari sebelumnya, postur tubuhnya pun kekar dan bagus, wajahnya pun kini terlihat lebih tampan.
Banyak perubahan yang terjadi pada dirinya.
Tak terkecuali, rambutnya.
Ciri khas rambutnya itu tak pernah berubah sejak dulu. Tetap berwarna blonde dengan model rambut yang agak berantakan. Benar-benar ciri khas pada dirinya yang tak pernah berubah.
Gadis ini masih terdiam di tempatnya. Ia merasa kaku dan canggung seketika. Entah karena apa, iya pun tak mengerti. Mungkin faktor karena mereka baru bertemu lagi setelah bertahun-tahun.
"Kak Renald–"
"Kakak kangen sama kamu,"
Tanpa berlama-lama, Renald segera mendekat ke arah Vanila dan memeluk gadis itu. Mengusap puncak kepalanya dan mencium aroma khas dari rambut gadis yang ada di hadapannya ini, Yeah. Aroma lemon yang membuatnya merasa tenang.
Masih sama seperti dulu. Aroma yang sangat ia rindukan.
Tanpa ragu, Vanila membalas pelukan nya. Meskipun masih tak menyangka akan sosok yang ada dihadapannya sekarang.
Renald mengeratkan pelukannya, tak peduli bahwa sekarang dirinya dan Vanila menjadi pusat perhatian orang-orang di mall.
Mengetahui keduanya saling merindukan satu sama lain.
Ngomong-ngomong Vanila kesini sedang berbelanja beberapa kebutuhan nya yang sudah mulai habis di akhir bulan ini. Tidak banyak sih, hanya sedikit. Tapi sebagian besar yang di belinya adalah skincare.
Maklum perempuan.
Dan sisanya cemilan dan makanan-makanan kesukaan nya. Seperti mie ramen, coklat, dan es krim.
Dan acara berbelanjanya ini tiba-tiba di kejutkan oleh seseorang yang kini masih memeluknya. Sosok yang ia rindukan sekian lama, akhirnya kembali. Walaupun sudah banyak yang ia lalui tanpa dirinya.
Banyak sekali yang ia lewatkan. Tapi ya mau bagaimana lagi? Semuanya sudah terjadi begitu saja tanpa diperintah.
Sebenarnya, hubungan Vanila dan Renald itu sudah seperti Kakak-Adik. Hmm, bukan 'seperti' lagi, memang benar-benar layaknya Kakak-Adik sesungguhnya.Tapi sejak 3 tahun lalu itu, mereka lost contact. Pasalnya Renald pergi ke Swiss untuk melanjutkan kuliah nya.
Awalnya, Vanila dan Renald masih suka saling mengirim pesan lewat email, tapi perlahan semuanya terasa menjauh saat itu. Ia tak lagi mendengar kabar tentang Renald.
KAMU SEDANG MEMBACA
Coklat dan Vanila
Teen Fiction❝Kamu adalah pemberi luka. Sekaligus penyembuh yang aku suka.❞ Vanila Aurellia, gadis pecinta sajak dan hujan. Gadis yang hidup dengan setiap bait puisi nya. Gadis yang hidup bagai temaram. Hatinya seakan kehilangan arah pulang. Gadis yang kehilanga...