2

191 10 8
                                    

Happy Reading!

"E--ee lo". Kiran menunjuk pria itu sambil mengernyitkan dahi nya.

"Lo yang nabrak gue tadi pagi kan?". Tanya Kiran memastikan.

"Mau ikut kagak, anggep aja permintaan maaf gue ". Ucap Arsen datar.

Kiran terdiam sebentar. Tak lama rintik hujan yang turun membasahi kening nya membuyarkan lamunan nya.

Arsen melajukan motor sport nya.

"Gue ikut!". Kiran sedikit berteriak saat Arsen sudah mulai melaju. Kiran berlari ke arah motor sport hitam milik Arsen. Ia langsung mengambil posisi duduk di belakang Arsen.
•••
Hujan semakin deras membasahi ibu kota.
"Mau neduh?". Tanya Arsen singkat dengan sedikit berteriak karna hujan benar benar deras.

"Gak usah, lanjut aja jarang jarang gue maen hujan. Lagian gue strong kok gak bakalan sakit kalo cuman maen hujan gini". Kiran tersenyum, ia sangat menyukai hujan walaupun ia tahu ini dapat menyebabkan penyakit.

Arsen melihat wajah Kiran yang tersenyum dari spion motor nya. Tanpa ia sadar bibir nya membentuk sebuah senyuman.

"Rumah lo dimana?". Tanya Arsen

"Di perumahan Villa Castle kak".
Arsen mengangguk paham ia tahu dimana letak perumahan tersebut.
•••
Saat sudah memasuki perumahan elite tersebut Kiran menunjuk salah satu rumah mewah, sudah pasti itu rumah nya.

"Makasih ya kak, soal tadi pagi gue maafin kok". Kiran tersenyum polos mata nya berbinar.

Arsen mengangguk singkat. Ia segera pulang ke rumahnya. Mumpung hujan nya udah berhenti daripada nanti hujan lagi kan berabe.
•••
"Assalamualaikum". Arsen memasuki rumah nya.

"Waalaikumssalam". Seorang wanita paruh baya datang menghampiri nya dengan wajah heran dan khawatir.

"Kok kamu basah basahan sih Ar? Mandi gih baju kamu basah banget nih abis itu makan malem sama sama yuk bunda udah masak". Bunda Arsen memegang pundak putra sulung nya.

Arsen naik ke atas menuju kamar nya. Ia mandi lalu mengganti baju nya. Setelah selesai ia turun lalu menuju meja makan untuk makan malam bersama seperti yang di katakan bunda nya.

"Ar kamu kok basah basahan kayak tadi sih? Kalo hujan kenapa gak neduh aja?". Tanya ibu nya khawatir.

"Biar cepet sampe". Singkatnya.

"Ckck, kalo kamu sakit kan bunda juga yang repot".

"Iya nda, kalo kak Arsen sakit itu juga ngerugiin buat Adinda". Adinda adik Arsen ikut menyambar pembicaraan.

Arsen mengeryitkan dahi nya. "Dimana letak ngerugiin kamu?". Tanya nya sambil mengelus rambut adiknya.

"Adinda jadi gak dapet perhatian bunda soalnya bunda sibuk khawatir kakak mulu". Adinda melipat tangannya di depan bahu wajah nya terlihat jealous.

Ayah, bunda dan Arsen terkekeh melihat ekspresi Adinda yang terlihat lucu. Mereka melanjutkan makan malam nya.

-oOo-

Di tempat yang berbeda seorang wanita merebahkan tubuhnya di atas kasur menatap langit langit kamarnya. Hari ini cukup menyenangkan menurut nya.

Ia menuruni setiap anak tangga di rumah nya. Ia menghampiri ibu nya yang duduk di kursi roda di temani Art (Asisten rumah tangga)nya yang sedang menyuapinya makan.

"Biar Kiran aja bi". Ucap Kiran seraya mengambil alih piring berisikan bubur. Bu Siti kembali ke dapur untuk menyelesaikan tugas nya.

"Mama makan ya ma, abis ini minum obat". Ucap Kiran menyuapkan sesendok bubur ke mama nya.

Ibu nya mengelus telapak tangan Kiran sambil tersenyum.

•••

"Kemaren hujan deras banget ya mana mati lampu lagi di rumah gue". Ucap Ella seraya memasukan sepentol bakso ke mulutnya.

"Mati lampu doang kan bukan mati listrik". Celetuk Acha yang mendapat tatapan sinis dari Ella.

"Ngomong ngomong soal hujan, kemaren gue pulang hujan hujanan sama kak Arsen". Pernyataan Kiran barusan sontak membuat ketiga sahabat nya kaget lebih parahnya lagi yang Caitlin tersedak bakso "Untuk gue gak meninggal gara gara keselek bakso". Ucap Caitlin saat batuk nya sudah mereda.

"Bagus dong ntar lo gue viralin, remaja SMA meninggal karn--". Ucapan Acha terpotong saat jitakan dari Caitlin mendarat di kepalanya. Ia meringis mengelusi kepala nya.

"Tapi seriusan lo pulang sama makhluk berdarah dingin kayak kak Arsen?". Tanya Caitlin memastikan. Kiran mengangguk dua kali sambil meminum lemon tea miliknya.

Tanpa mereka sadari sedari tadi ada seseorang yang tak sengaja mendengar pembicaraan mereka wajah nya tiba tiba memerah seperti sedang marah, bahkan ia berkali kali menghela nafas kasar.

Ia datang lalu lalu memukul keras meja yg ditempati Kiran cs. Kiran dan ketiga temannya tersentak kaget ada apa ini?.

"Ikut gue!". Bentak wanita itu wajah nya benar benar menyeramkan. Semua tatapan jatuh pada mereka berdua.
•••

Olla guysss:')
Makasih yang udah baca♡(> ਊ <)♡
Author bakalan rajin up kok❤
Asalkan kalian Vote dan Komen!

Liat aja bagian kiri bawah, terus tap logo bintang itu!!!!!

Terimakasih(♡ω♡ )

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 24, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My SeniorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang