8

577 29 2
                                    

Happy reading😘

Selama perjalanan tak ada yang membuka obrolan satupun baik Lily maupun Axel, mereka sama sama bungkam, bukan berarti mereka berkelahi, cuman Axel yang harus fokus mengendarai motor, agar tak terjadi hal-hal yang tak diinginkan, jarak rumah Lily tak begitu jauh dari sekolah, jadi Axel tak membutuhkan waktu lama untuk sampai di rumah Lily.

Setelah sampai di rumah Lily, Axel begitu terkejut melihat rumah Lily yang sangat sederhana,ia juga menangkap pemandangan seorang wanita paruh baya yang sedang menyapu halaman rumah itu, Lily segera turun dan berjalan kearah wanita itu, serta menyalaminya, Axel juga turun dan langsung menyalami wanita itu, walau sebenarnya ia tak tau dengan wanita itu.

"Lho sayang kok pulang cepat, kamu kenapa? " Ucap wanita itu seraya mengapit pipi Lily dengan kedua telapak tangannya namun pelan, wanita itu tampak cemas dengan keadaan anaknya yang pucat.

"Ini tante, saya temanya Lily, Lily saya hantar ke rumah karna tadi Lily pingsan di sekolah, jadi supaya tak terjadi apa-apa, Lily saya hantar saja ke rumah" Ucap Axel meyakinkan keadaan Lily kepada wanita itu, dan sekarang Axel mengetahui jika wanita itu adalah mama Lily, batin Axel ia seperti melihat mbok Ayun yang notabenenya adalah pembantu di kediaman Axel, ia merasa iba dengan kondisi Lily sekarang, namun di sisi lain Axel merasa bangga dengan Lily yang tak pernah mengeluh akan keadaanya.

"Udah ma Lily gapapa, mama ga usah panik, Lily cuman kecapean aja ma" Kata Lily agak menahan sakitnya supaya terlihat kuat di depan sang mama.

"Oh iya ma, ini sahabat Lily namanya Axel,tadi pas Lily sakit dia yang bantuin Lily" Ucap Lily seraya menunjuk ke arah Axel.

"makasi banyak ya nak Axel, kalo gitu masuk dulu, biar tante buatin teh untuk kamu" Ajak Sandra kepada Axel.

"Ga usah tan, Axel dari sini mau ke sekolah lagi, soalnya cuman izin buat nganterin Lily aja tan, mumpung masih agak pagi" Jawab Axel seraya mengulum senyum manis.

"Ooh kalo gitu makasi banyak ya nak Axel" Balas Sandra.

"Xel" Lily memegang lengan Axel."makasi banyak ya"Ucap Lily kepada Axel.

Axel mengangguk tanda paham."ia ly sama-sama, apapun itu akan gua lakuin demi lo"Axel mengelus pelan puncak kepala Lily, lalu menyunggingkan senyum khasnya yang mampu membuat siapapun meleleh."yaudah gua balik ke sekolah lagi, jangan lupa minum obat, abis itu lu istirahat, kalo ada apa-apa WA gua ya, nomor gua kan ada sama lu, kalo lu ragu mau chat gua, langsung telfon aja, oh iya besok lu pergi sekolah biar gua yang jemput, ga papa kan tan? "Ucap Axel seraya meninggikan sedikit dagunya agar melihat mama Lily.

"Hmm tante serahin semuanya ke Lily aja Xel" Jawab Sandra.

"Gua ga perlu nanya ke lu, pokonya pertanyaan gua tadi ga ada penolakan, lu paham? " Tegas Axel, mau tak mau Lily harus mendengarkanya.

"Iya, bawel lu"ketus Lily.Di sisi lain, Axel menutupi kebahagiaanya, di sisi lain pula, Lily merasa senang karna masih ada juga yang mau menerima keadaanya.

" Yaudah ndut gua cabut dulu, inget apa kata gua,tan kalo Lily ga nurut, telfon saya aja, biar saya yang ngelakuin semuanya"Ucap Axel sedikit angkuh namun sopan kepada Lily dan mamanya.

Sandra hanya mengukir senyum, melihat kedekatan anaknya dengan Axel, dia rasa Axel memang laki-laki baik, dia akan terus berdoa agar Lily merasa bahagia, ia tak mau melihat gadis kecilnya terluka sedikitpun. Yang terpikir olehnya sekarang, bagaimana caranya agar ia bisa memberi kebahagiaan kepada sang anak, walau tanpa kehadiran seorang ayah.

"Ma!!! " Tiba tiba seorang laki laki yang umurnya agak besar dari Lily datang dengan langkah gontai, tampaknya ia sudah meminum minuman keras, tampak dari rambutnya yang acak acakan, serta pakaiannya yang seprti preman.

"Ma gua mau duit, skarang juga! " Ucap laki-laki itu seraya menghempaskan tubuhnya ke lantai teras rumah. "Cepaaaat! "

"YaAllah Adi kamu minum lagi nak,knapa kamu slalu gini nak" Sandra lalu mendekati pria itu, dan membantu mengangkat tubuh pria itu masuk ke dalam rumah, Lily juga membantu sang mama. "Kk lu minum lagi, lu ga mikir apa keadaan kita sekarang kayak apa, lu punya otak ga sih kk, lu ga mikirin kita, lu ga mikirin mama yang kerja banting tulang buat lu, lu ga inget kk, ayah udah ga ada, sikap lu masih aja kayak gini" Ucap Lily yang tak kuasa menahan tangis bercampur amarahnya.

Axel lalu membantu mengangkat tubuh pria itu, sekarang ia mengetahui  jika pria itu adalah kakk Lily..

"Udah Xel lu ke sekolah aja, gua ga mau lu sampe kena hukum" Ucap Lily memperingati Axel untuk tidak terlalu lama berada di rumahnya, mengingat Axel akan segera ke sekolah.

"Tapi Ly-" Ucapan Axel tertahan karna Lily sudah mendorong tubuhnya keluar dari rumahnya.

"Gua ga mau lu terlambat Xel"Lily berusaha menahan tangisnya, namun masih nampak jelas dari suaranya yang seperti orang menahan tangisan.

" Ia Ly gua ke sekolah, tapi inget ya, lu harus istirahat gua ga mau lu kenapa napa"

Brakk!!

Dari dalam rumah Lily terdengar seperti ada yang menjatuhkan peralatan rumah, Lily tersentak dan segera berlari ke dalam rumahnya. Ia melihat sang mama yang jatuh pingsan dengan luka di kepalanya sedikit mengeluarkan darah.

"Ma mama bangun ma, bangun! Xel bantuin gua Xel, bantuin bawa mama gua ke dokter" Teriak Lily dari dalam rumahnya.

Axel segera masuk kedalam rumah Lily, dan melihat Lily yang terduduk di samping mamanya sambil meletakkan kepala sang mama di pahanya, tampak darah segar mengalir dari kepala sang mama, Axel tak berpikir panjang ia segera membawa mama Lily ke rumah sakit, tentunya di bantu tetangga dengan mobil, Axel menancap gas motornya mengimbangi mobil yang membawa mama Lily, di dalam mobil itu sudah ada Lily, yang menangis melihat keadaan sang mama.

"Ly gua ga nyangka kehidupan lo sekeras ini, bahkan buat sosok gadis ceria kayak lo, semua senyuman lo, menutupi luka yang begitu dalam, lo memang wanita yang kuat ly, gua banyak belajar dari lo, gua yakin setelah ini, lo akan aman di tangan gua, dan ga akan ada lagi yang bisa melukai lo, bahkan kakk lo itu" Batin Axel yang tanpa sadar menitikan air matanya, melihat keadaan Lily yang sekarang sangat jauh dari kata bahagia.

Tuhan, izinkan Lily buat bahagiain mama, Lily ga mau liat mama sedih ataupun terluka, Lily benar-benar sayang sama mama, apapun resikonya, bantu mama Lily, kuatkan mama Lily Tuhan, Lily yakin hanya Engkau yang bisa bantu Lily sekarang, dan hanya Engkau yang sangat menyayangi Lily dan mama.

Hehe hari ini aku update 2 kali, soalnya lagi badmood banget, melihat keadaan Lily author juga ikut sedih ni, semangat terus buat Lily.

Jangan lupa buat komen and votenya, aku ga ada apa apanya tanpa kalian, happy reading😘😘

Lily StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang