9

620 23 6
                                    

Happy reading 😘

Sesampai di rumah sakit, mama Lily langsung dibawa ke ruang UGD. Lily sangat cemas ia khawatir dengan keadaan mamanya, semoga tidak terjadi hal hal yang tak di inginkan.

"Xel gua ga mau mama sampai kenapa napa, gua sayang baget sama mama Xel" Rintih Lily dalam pelukan Axel.

"Udah Ly lu tenangin dulu diri lu, gua ada kok buat lu, gua janji gua akan jagain lu sampai kapan pun" Axel mengelus pelan kepala Lily, ia merasa seperti di tusuk pisau tajam, ketika melihat air mata Lily jatuh dengan derasnya.

"Ntah kenapa Ly saat gua di dekat lu, hati gua nyaman banget, dan rasanya gua ga bisa kehilangan lu sedetik pun" Batin Axel.

Kriiiiiing!!

Bel istirahat berbunyi, ini berarti waktu dimana semua siswa siswi SMA Bina Bangsa menyerbu kantin seperti zombie kelaparan. Tapi tidak dengan Aldo dia asik membaca bukunya, Aldo Ardeza adalah salah satu siswa most wanted di SMA Bina Bangsa, ia tidak begitu menyukai keramaian sehingga ketika jam istirahat dia memilih untuk duduk diam di kelas, walau sahabatnya yang lain memaksanya untuk makan di kantin, Aldo tak sedikitpun menggubris perkataan sahabatnya.

"Ayolah Do, sampe kapan lo duduk dikelas gini, gua laper tau ga" Rintih Riyon menahan demonya cacing yang ada di perutnya.

Aldo tak memperdulikan sahabatnya yang tersiksa karna kelaparan, ia hanya menikmati kesunyian kelas, namun sedikit di ganggu Riyon, tapi bagaimanapun ini kesempatan langka. "Yaelah Do, gua disini Do" Tak sedikitpun ucapan Riyon yang di gubris Aldo, karna kesal Riyon pergi dengan menghentak hentakan kakinya kesal.

"Alhamdulillah" Batin Aldo.

Aldo tiba-tiba teringat dengan gadis gendut yang ia bantu tadi pagi, tanpa aba-aba Aldo bangkit dan hendak pergi menemui gadis itu di UKS.Namun niatnya terurungkan karna Tasya menghampirinya dan langsung mengaitkan lengannya di lengan Aldo. "Sialan!! " Umpat Aldo dalam hati, ia sangat tak menyukai Tasya karna sikap Tasya yang terlalu kekanak kanakan, tapi sekuat apapun Aldo menghindari Tasya, takakan penah bisa karna Tasya memiliki seribu cara untuk mendekati Aldo

"Uuuu Tasya mesra banget sih sama Aldo, kalian cocok banget, atau jangan-jangan kalian udah pacaran ya? " Ucap salah satu teman Tasya.

"Iya sya, ku cocok banget,langgeng terus ya"ucap temanya yang lain.

" Makasi semuanya, aku belum pacaran cuman calon aja, semoga cepat ya, doain terus"jawab Tasya sedikit meloncat kegirangan sambil memeluk erat lengan Aldo.

"Kita mau kemana sayang?" Tanya Tasya kepada Aldo.

Seperti biasanya Aldo tak pernah menjawab perkataan Tasya, ia hanya bertahan dengan sikap dinginya.

"Kita kok ke UKS?, kamu sakit ya sayang? Kenapa kamu ga bilang dari tadi kalo kamu sakit? " Ucap Tasya sambil melengketkan punggung tanganya ke kening Aldo untuk mengetahui suhu tubuh Aldo. Namun tak terjadi apa-apa suhu tubuh Aldo biasa seprti orang sehat lainya.

Aldo melihat Caca yang tadi minta bantuan kepadanya untuk menyelamatkan  Lily, ia segera melangkahkan kakinya menuju meja kantin yang diduduki Caca.

"Lu yang minta bantuan ke gua tadi kan? " Ucap Aldo dengan wajah datarnya.

"Iya kk, btw makasih kk" Balas Caca.

"Iya sans" Ucap Aldo. Saat Aldo ingin bertanya lagi.Caca mendapat telfon, Aldo mengurung niat ingin bertanya tentang kondisi gadis yang ia selamatkan tadi.

"Halo? "Ucap Tasya.

" Ia Xel, gimana keadaan Lily, lo kok belum balik ke sekolah? "

"Apa? Oke Xel gua akan minta surat izin buat lo, nanti pas pulang sekolah gua langsung keketempat lu"

Niiiit!!

"Kenapa? " Tanya Aldo.

"Hmm nanti deh kk gua cerita, gua mau ke piket dulu" Jawab Caca, ia langsung berdiri dan pergi ke piket, tampak dari raut wajahnya yang sangat cemas.

"Kenapa? " Tanya Aldo dalam hati.

"Aldo, kamu kenapa, ada hubungan apa kamu sama cewek tadi? " Tanya Tasya membuyarkan lamunan Aldo.

"Bukan urusan lo" Ketus Aldo, datar. Aldo melepaskan tangan Tasya yang sedari tadi melingkar di lengannya.

"Iiih, Aldo!!!! " Seru Tasya yang ditinggal Aldo. Aldo tak memperdulikan sekuat apa Tasya memanggilnya.

Lu ngingetin gua dengan seseorang yang sampai sekarang gak pernah gua lupa, dan mungkin sampai kapanpun takkan gua lupa.
~Aldo Ardeza.

Kriiiing!

Bel pulang telah berbunyi,tapi tidak bagi Aldo, ketika pulang sekolah dia tak langsung ke rumah, seperti biasanya Aldo pergi ke restauran milik ayahnya,setelah melaju dengan motor sport hitam miliknya, Aldo berhenti di pinggiran kota sejenak, ia ingin menenangkan fikirannya, karna Aldo tak ingin berada di keramaian kota yang macet ini, ia lebih memilih untuk berhenti untuk menghirup udara segar di taman,saat sedang asik menikmati hembusan angin yang menerpa wajah tampannya, mata Aldo tak sengaja menangkap seorang gadis yang sepertinya tak asing baginya, gadis itu bertubuh gemuk dan nampak sedang mengantri di sebuah pedagang nasi goreng.

Aldo segera melangkahkan kaki menuju gadis itu, namun Aldo berhenti sejenak, karna ingin memandangi gadis itu agak lama, dari tatapannya yang kosong, bibirnya yang terlihat pucat,hingga keringat membasahi sekujur wajahnya.

Niatnya tadi ingin menghampiri gadis tadi ia lanjutkan sekarang ia sudah berada disamping gadis itu, "panas ya? " Tanya Aldo mengagetkan gadis bertubuh gempal itu.

"Ha-hah? Ng-nggak" Balasnya sedikit gugup.

"Daripada lo kepanasan disini mending ikut gua" Ucap Aldo datar.

"Ke-kemana kk? " Tanya gadis itu.

"Udah ikut" Ajak Aldo sambil menarik tangan gadis itu pelan.

"Ta-tapi kk " Tanyanya lagi makin gugup dan bingung.

"Udah,gua gabakal apa-apain lu" Jawab Aldo datar.

Dalam batinya ia tertawa geli melihat ekspresi gadis itu yang tampak polos dan lugu.

Semakin gua dekat dengan lo semakin gua merasa orang yang gua cari selama ini itu lo
~Aldo Ardeza.

Lily StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang