11

444 25 8
                                    

Mataku menangkap pemandangan yang sebelumnya tak pernah ku lihat," anak anak"itulah yg sekarang menghiasi otakku namun ada yang berbeda, anak anak itu tak sama denganku mereka berbeda,entah kenapa saat aku melihat seorang gadis kecil yang sedang duduk di atas kursi roda itu menarik perhatianku, dia selalu memancarkan senyum manisnya kehadapanku, aku mendekatinya dia tampak membawa sebuah buku dan pena dan pensil, saat aku mendekatinya aku melihat ia selesai menggambar dan gambar itu aku, aku tersenyum melihat gambarnya "bagus" Ucapku padanya, dia kembali tersenyum.

"Nama kamu siapa dek?" Tanyaku membuka obrolan dengan gadis manis itu.

"Aku Lara kk, panggil aja ara" Ucapnya lagi sambil mengulas senyum, seketika beban hidupku hilang saat melihat senyum tulus miliknya.

"Cantik" Kata-kata itu keluar tanpa ku pikirkan terlebih dahulu.
Dia kembali tersenyum, aku reflek langsung memeluknya, entah kenapa aku nyaman dalam dekapan gadis ini.

"Kakak mau kan jadi kakaknya ara? " Tanyanya sambil membuka pelukan kami.

"Iya dek, boleh"

"Kakak mirip kakaknya ara, tapi kakk itu ga pernah lagi ke sini, ara kangen sama dia kak"

"Oh ya?, namanya siapa?"

"Namanya kak illa, dia cantik dan mirip sama kakak,tapi waktu ara tau kak illa udah pergi ga tau kemana, ara jadi kesepian kak, dan mungkin Tuhan mengabulkan doa ara, ketemu sama kakak yang mirip sama kak ila"

Aku hanya tersenyum melihatnya, melihat kepolosannya saat bercerita, tampa merasa beban akan sakitnya.

"Nama kakak siapa? "Tanyanya membuyarkan lamunanku.

" Nama kakak lily dek"

"Oh kak lily, nama yg bagus kak"

Dia kemudian menatap datar bangku kosong yang ada di depan kami, lalu tiba-tiba gadis itu menangis, seakan melihat kenangan dulu yang tak bisa hilang di pikirannya.

"Kamu kenpa ra? "

"Ara inget, kursi itu terakhir ara duduk sama kak ila, terakhir kak ila beliin ara es krim coklat kesukaan ara sama kak ila, kak ila make baju hitam gambar poni yang ara beliin sebagai kado ulang tahun kak ila, ara seneng kak ila make baju itu, dan kelihatan cantik banget, tapi setelah itu ada sekelompok laki laki pake baju dan jas hitam datang dan langsung narik kak ila pergi, es krim yang kak ila pegang jatuh bersamaan aku yang jatuh dari kursi roda,abis itu aku ga tau lagi, pandangan aku buyar, gelap, dan aku terbangun di rumah sakit sama bunda, tanpa kak ila"ara perlahan meneteskan air matanya, dan langsung memelukku, akupun membalas pelukannya senyaman mungkin.

" Ly! Gw antar lu pulang, ara ara masuk dulu ya biar kak Aldo anter, bunda juga nyuruh mandi"ucap Aldo si pria dingin membubarkan kegiatan kami.

Aldo kemudian mendorong kursi roda ara beserta ara yang selalu menggenggam tanganku erat.

"Bun Aldo sama Lily balik ya bun, besok aku ke sini lagi"

"Iya nak Aldo nak Lily hati hati ya di jalan"

"Ara, kak Lily pulang dulu ya" Ucapku mendekati ara.

"Iya kak, besok ke sini lagi ya kak"

"Iya ra"

"Tunggu kak"

Cup!!

Satu kecupan bibir ara mendarat di pipi ku. Aku membalasnya juga dengan mencium kembali pipinya.

"Kakak pulang ya ra, bun"

"Iya kak, hati hati"

"Assalamualaikum! "

"Waalaikumsalam! "

Aku berjalan di belakang kak Aldo, dia memberiku helm yang tadi ku pakai, setelah itu aku menaiki motornya, kemudian kami pegi menghadang hembusan angin senja, kemudian kak Aldo menghentikan motornya di taman di mana aku bertemu dengannya tadi.

"Lu disini aja atau kemana? "

"Aku ke rumah sakit kak, di sini aja kak anterinnya, yaudah makasih banyak ya kak buat tadi"

"Yaudah ayo gw anter lu ke rumah sakit"

"Tapi kak" Kak Aldo langsung menarik tanganku berjalan menuju rumah sakit.

Sampai di depan pintu rumah sakit dia berhenti.

"Gw cuman bisa anter lu disini, gw mau balik dulu, besok gw tunggu lu sepulang sekolah di tempat tadi, oke"belum sempat aku menjawab kak Aldo langsung pergi menuju motornya.

" Pria aneh"batin Lily.

"Gadis lugu" Batin Aldo.

Aku membuka pintu kamar mama di rawat, dan melihat Axel duduk di samping mama, mama sudah sadar aku senang melihat mama sudah sadar, namun ada yang membuat suasana hatiku hancur "Dion?" Buat apa laki laki brengsek itu ke sini.

Tanpa meliriknya yang tersenyum ke arah ku, aku langsung memeluk mama."sayang, kamu dari mana nak, itu nak Axel sama nak Dion nungguin kamu nak.

"Maaf ya Xel gw tadi kelamaan baliknya"

"Iya ly gapapa kok"

"Ma lily ke luar bntar ya? "

"Iya nak"

Dion mengejarku ke luar, dia menahan tanganku namun aku menghempaskan tanganya.

"Ly, maafin aku ya"

"Kamu udah punya dia kan, jadi tugas aku untuk bahagiain kamu udah slesai"

"Ly maaf ly, aku khilaf"

"Aku yang seharusnya minta maaf Di, aku yang ga bisa jaga penampilanku sehingga kamu pilih yang lain"

Aku menghirup kuat udara biar air mataku tak menetes, namun gagal Dion melihat mataku yang memerah karna menahan tangis, Dion langsung memelukku erat, aku berusaha melepas dekapannya.

"Lu apa apaan sih Dion, apa ga cukup lu buat lily sakit? " Timpal Axel.

"Lu ga usah ikut campur urusan gw"

Bukk!!

Satu bogeman mendarat di wajah Dion, Dion ingin membalasnya namun ku halangi sehingga kepalan tangan Dion mendarat di wajahku, yang membuat pandanganku buyar dan gelap..

Haii tmn" Aku update lagi, udah brapa lama ya ga update, maaf yah, tapi support aku terus peke vote nya, karna tampa kalian aku ga ada apa apa, besok di lanjut, sama jangan lupa jaga kesehatan supaya kita terjauh dari virus virus berbahaya,

Salam manis dillah and happy reading 😘😘

Lily StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang