10

566 26 4
                                    

Lily masih saja memandang datar sosok yang terbaring lemas di depannya sambil memainkan jemari sang mama, dengan harapan dapat kembali sadar dari koma sehabis operasinya.

Tok-tok!!

Sekumpulan orang berbaju serba putih memasuki ruangan tersebut, ya mereka adalah dokter dan suster yang akan memeriksa keadaan mama Lily.

"Mama Lily keluar dulu, nanti Lily kesini lagi, Lily ga ninggalin mama kok, Lily ada kok buat mama, sekarang mama mau diobatin dulu Lily keluar dulu ya ma, cepat sembuh ma Lily kangen mama" Ucap Lily sambil mengelus dan sesekali mencium punggung tangan sang mama.

Lily pov~

Aku hanya bisa memandangi mama dari balik jendela kaca besar ini,hatiku terasa tercabik melihat mama terbaring lemas disana, "kenapa tuhan kenapa harus mama, kenapa ga Lily aja Lily ga bisa liat mama sakit" Batinku serasa berperang dengan fikiranku, kata-kata itu seakan menghantuiku,"kenapa..kenapa bukan aku, kenapa harus mama Tuhan"

Drtt-drtt!

HP ku berdering menandakan ada pesan yang masuk. "Axel? "

Axel memang sedang tak bersamaku, dia kepaksa pulang karna aku merasa sudah terlalu membebankanya, tak seharusnya dia mementingkanku.

Axel~
12.30
Ly
P
P
Ly
Ly
Gimana keadaan mama lu?
Ly, jawab napa ly, gua khawatir nih.

13.20

Sory xel baru gw bales, mama gw udah di tanganin dokter kok:)

Iya ly gpp, syukur deh mama lu udah baikan.
Lu nya gimana, masih pusing?

Udah nggak kok xel

Ok dah..
Trus lu udah makan? Gw rasa lu blm makan deh, gw mau lu skrang makan! Pokoknya ga ada bantahan, gua ga mau lu kurus, gemuk aja trus gw suka:)perlu gw bawain apa nih tuan putri?

Ga usah deh xel gw cari sendiri aja, gw ga mau repotin lu mulu

Ga kok,lu ga bikin gw repot gendut
Hm yaudah lu makan yang banyak ya, trus obat yang gw kasih tadi di minum jangan sampe ngga di minum!

Iya iya ah BAWELL lu!!:)

:)

:)

"Gw ga akan bisa liat lu sedih ly, ga akan pernah bisa, gw janji ga akan ada lagi air mata di pipi lu karna gw akan jaga lu sampai kapanpun" Batin axel.

~~~~

Aku memutuskan untuk keluar mencari makan, memang dari pagi tadi aku belum makan karna harus menunggu mama. Meski sedang terik teriknya tetap ku paksakan kakiku untuk berjalan. Langkah kakiku terhenti di sebuah penjual nasi goreng tepi jalan yang lumayan rame,aku tak mendapat kursi sedikitpun, namun panas tetap menerpa sekujur tubuhku.

"Panas ya?" Ucapnya kepadaku.

Sontak aku kaget setelah mengetahui ada seseorang di sampingku, sepertinya dia seumuran denganku, memakai baju SMA sama sepertiku,aku tak melihat jelas wajahnya, postur tubuhnya yang lebih tinggi daripadaku, membuatku kesulitan melihat wajahnya karna terhalang silau cahaya matahari. Tapi tunggu sepertinya aku mulai mengenalinya, yah dia memang kaka kelasku, dari lambang baju yang dia pakai, dia memang bersekolah di SMA Bina Bangsa sekolah ku, tapi aku lupa dengan namanya, terlintas di fikiranKu saat seseorang yang ku tabrak waktu pertama kali aku masuk sekolah, ya dia orang yang ku tabrak,aku langsung memalingkan wajahku darinya, aku takut dia minta ganti rugi atas perbuatanku waktu itu.
 


"Ha-hah? Eng-nggak? " Jawabku gugup karna takut.

"Dari pada lo kepanasan disini mending ikut gua" Ajaknya datar.

"Ta-tapi kak? " Tanyaku bertambah gugup saat dia mengajakku untuk ikut bersamanya.

"Udah, gua ga bakal apa-apain lu" Ajaknya serius sambil menarik tanganku, aku terpaksa tak mengelak.

Dia berjalan terus sambil menggenggam tanganku dan menarikku kedepan sebuah motor sport berwarna merah. Tanpa basa basi dia naik ke kuda besi itu lalu memakaikan ku helm yang ada di tangannya aku menatap name tag yang ada di dadanya "Aldo ardeza" dan duduk di atas motor itu, jujur aku canggung.

"Kita mau kemana kak? " Tanyaku di tengah tengah perjalanan, tapi orang yang ki tanya tak menggubris pertanyaanku dia hanya fokus dengan jalanan.

Kami berhenti di sebuah restoran ternama di  Jakarta, dan aku yakin ini restoran mahal, karna berjejer mobil mobil mewah di parkirannya. Aku turun dari motor tanpa melepas helm ku, langsung saja dia membukakan helm tersebut tanpa permisi terlebih dahulu, aku kaget bercampur malu, karna semua orang memperhatikanmu, aku langsung di bawanya ke dalam restoran itu tanpa melepas genggaman tangannya dari tanganku.

"Lu duduk di sini dulu, nanti gw balik lagi" Ucapnya datar dan langsung pergi begitu saja.

"Pria dingin" Batinku.

Aku memperhatikan seisi restauran ini, desainnya yang elegan, membuat siapapun bisa betah berlama-lama di sini.

Tak lama kak Aldo datang dengan membawa bungkusan yang sangat banyak, disusul dengan seorang pelayan mengantarkan makanan tepat dimeja yang berada di depanku.

"Makan! " Ucap kak Aldo kepadaku.

Aku takut dengan sikapnya yang seperti ini, dia seperti sedang menyandraku tapi aku tetap mengikuti semua perintahnya.

Dia terus memandangiku, aku sangat  risih di perlakukan seperti ini, hingga dia terkejut saat melihatku tersedak

"Minum nih"sambil  menyodorkan minuman kepadaku.

" Makasih"ucapku.

"Hm" Datarnya.

"Mana HP lu? " Tanyanya datar.

"Untuk apa kak? " Dia tak menjawab pertanyaaanku, hanya terus menyodorkan tangannya kehadapanku, aku memberikan hp ku sesuai permintaanya. Dia terlihat seperti mengerikan sesuatu, tapi aku tak terlalu memperhatikannya.

Setelah selesai makan, kak Aldo nampak membawa  banyak bungkusan makanan. Aku tak mau mempertanyakan untuk apa semua itu. Aku mengikutinya hingga kedepan motor sport miliknya,tiba tiba dia berbalik arah  sehingga membuatku yang sedari tadi mengikutinya dari belakang sambil menunduk terhantam bahu bidang kak Aldo, sehingga aku menjadi pusat perhatian karna posisiku sedikit seperti memeluk kak Aldo, aku segera bangkit sambil menunduk malu, karna ku tau pasti pipiku sudah bersemu merah seperti kepiting rebus.

"Ih ganteng-ganteng kok ceweknya jelek sih, ga level banget" Yah kalian tau, cacian mereka padahal aku tak bermaksud melakukan itu.

Tiba tiba kak Aldo menarik tanganku sehingga membuatku memeluk tubuh bidangnya kembali, aku kaget membeku.

Setelah adegan itu, aku tak sedikitpun membuka mulut untuk berbicara. Sekarang aku berada di sebuah tempat seperti panti asuhan. Aku masih saja menunduk, aku tak berani untuk mengangkat kepalaku, seorang gadis kecil mendekatiku.

"Kakak cantik? Kenapa nunduk, kalo kakak nunduk, yaya ga bisa liat wajah cantik kakak" Ucap gadis manis itu mengagetkanku.

Perlahan aku mengangkat wajahku tapi tak sedikitpun melirik kak Aldo, aku tersenyum kepada gadis kecil itu.

"Kakak wajahnya merah, yaya suka kakak jadi tambah lucu tapi manis" Ucapannya membuatku menunduk lagi, dan sial pasti wajahku tambah memerah.

"Kak Ado? Ini pacar kakak ya?" Tanya gadis itu kepada Aldo.

"Bukan Ya dia teman kakak, oh iya ya bunda mana, kakak mau ngasih makanan ini ke bunda, habis itu kalian makan ya, kalo kalian ga makan kak Aldo ga kesini lagi loh" Ucap Aldo namun berbeda dia tak sedingin tadi.

"Siap komandan" Ucap semua anak serentak.

"Gw ke dalam dulu, lu disini aja nanti gw antar lu balik"

"Ck" Desis ku dalam hati.

Maaf juga kalo baru update lagi..
Maaf yah dikit, kalo agak ngaur bilang ya teman teman

Ku tunggu vote nya,🙂🙂




Lily StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang