12

414 21 7
                                    

Aku terbangun dan melihat sekelilingku, sulit bagiku untuk melihat dengan jelas karna sepertinya pandangan mataku masih kabur karna kejadian tadi. Tak berapa lama mataku pulih kembali, hanya saja kepalaku yang masih terasa pusing, aku melihat di sekelilingku aku melihat Axel, mama, dan..  Ya pria brengsek yang membuatku mengalami ini, untuk sekarang aku tak ingin menyebut, mendengar bahkan melihat dia, rasanya rasa kekecewaanku telah menutup hati dan fikiranku.

"Ly lu udah bangun? Alhamdulillah! " Ucap axel.

"Ly gw minta maaf yah" Ya siapa lagi, si pria brengsek.

Aku tak menghiraukan perkataannya, bahkan aku memalingkan wajah dan memilih untuk melihat mama yang duduk di kursi roda di sampingku.

"Ly.. "

"Lu lebih baik pergi aja, gw lagi ga bisa nerima lo di sini"

"...."

"Yaudah ly aku pamit, Xel, tan, Dion pamit"

Hanya mama yang mengangguki permintaan Dion, Axel sepertinya masih tersulut emosi karna kelakuan teman yang mungkin sekarang tidak ia panggil teman melainkan musuhnya.

"Syukur ly kalo lu udah baikan gini"
"Gw akan selalu ada buat lu, gw ga akan biarin ada orang yang nyakitinlu lagi xel, gw sayang sama lu, tapi mungkin untuk sekarang lu belum bisa nerima gw, tapi gw ga akan berhenti untuk dapetin lu"

Aku hanya memfokuskan pandangan pada mama, aku sangat sangat senang karna mama sudah bisa tersenyum, biar sesakit apapun luka yang aku dapat dari mereka, ga akan bisa ngalahin rasa sakit saat liat mama nangis.

"Ly, tante udah bisa pulang sekarang"

"Beneran ma?" Tanyaku.

"Iya sayang, mama udah boleh pulang kok"

"Alhamdulillah yaallah, makasih"syukur ku.

Kami bergegas untuk pulang, tapi sebelum itu aku di suruh suster untuk ngambil obat buat mama, aku menggunakan semua tabunganku untuk perobatan mama, Axel juga bantu aku dengan sedikit uang yang dia kasih, tapi aku janji aku akan ganti uang Axel, aku takut mama Axel marah karna aku.

Akhirnya aku sampe di rumah, aku kaget karna semua perabotan rumah berantakan, uang tabungan mama pun hilang, aku yakin ini perbuatan bang Adi. Setelah aku bawa mama ke kamar untuk istirahat, aku bergegas untuk pergi mencari bang Adi, mama tak ku tinggalkan sendirian, karna ada  tetangga kami yang datang menjenguk mama.

"Bang!!! Kembaliin semua uang tabungan mama" Ucapku melabrak bang Adi tanpa ada rasa takut sedikitpun.

"Haha, eh bocil lu ga usah ikut campur urusan gw, lu sama aja kayak mama lu, NYUSAHIN!!" Ucapnya sambil menekankan kata nyusahin.

"BUKAN, itu mama kita dia yang udah susah susah buat ngelahirin kita, besarin kita bang, lu emang bajingan bang, lu emang bangsat!!" Ucapku sudah tak bisa lagi menahan amarahku.

"Eh bocil, lu ga usah sok nyeramahin gw deh, tau apa lu tentang kehidupan gw hah" Bang Adi berusaha mendekatiku, dan ingin membhogem  wajahku.

Ketika kepalan tangannya mendekati wajahku, aku langsung menutup mata agar bisa sedikit menahan kepalan tangan yang mungkin akan membuat wajahku lebam.Namun entah dari mana seseorang memeluk tubuhku dengan erat "apa? Apa bang Adi memelukku, tidak, tak mungkin dia melakukan itu" Batinku.

"Lu tenang, dia ga akan nyakitin lu".

" Aku tau suara ini, tapi dia siapa? Dia bukan bang Adi" Batinku.

"Eh, lu apa apaan, ga usah ikut campur urusan gw deh" Ucap bang Adi ke pria ini.

"Gw emang ga ada urusannya sama masalah lo, tapi lo sadar ga yang lo adepin ini cewek" Teriak pria ini yang sekarang telah membelakangiku."Sekarang lu pergi atau gw panggilin warga kesini" Teriaknya lagi.

"Yaudah bos, cabut aja" Ucap salah satu anak buah bang Andi.

"Awas ya lu , gw ga akan tinggal diam, dan lu juga sok jadi pahlawan kesiangan buat cewe bajingan yang udah bikin ayah gw pergi ninggalin gw buat selamanya" Kata bang Adi yang langsung membuatku tak bisa menahan tangisku lagi.

"lu gapapa kan" Ucap pria itu, dan sekarang aku tau siapa yang dari tadi aku peluk ini ternyata kakak kelasku,kak Aldo.

"Aku yang seharusnya nanya kak, kakak gapapa kan, kakak ga luka kan, maafin abang lily ya kak, lily janji lili akan tanggung jawab" Ucapku memastikan dia baik baik saja.

"Hm, gw gapapa" Ucapnya datar dan dingin,"lu gw anter pulang"

"Ga usah kak, aku bis... " Dia tak mengizinkanku bicara, hanya langsung menarik lenganku mendekati motornya.

"Naik" Aku hanya melakukan apa yang dia inginkan.

"Rumah lu yang mana"

"Habis gang ini belok kiri aja kak" Balasku.

Akhirnya aku sampai di rumah dengan kak Aldo.

"Kak masuk kak" Ajakku ke kak Aldo.Dia nampaknya bingung dengan keadaan rumahku.
"Maaf ya kak, kalo keadaan aku gini"

"Hm, gapapa" Ucapnya datar. Dan ku balas dengan senyum tipis.

"Assalamu'alaikum ma" Ucapku kepada mama dan langsung menyalaminya, begitupun kak Aldo.

"Ini kak Aldo ma, kakak kelas lily.

" Apa kabar tan?"sapanya sopan.

"Alhamdulillah tante baik nak"

"Tan, saya pulang dulu maaf ga bisa lama lama, tante cepat sembuh assalamu'alaikum"ucap kak Aldo pamit untuk pulang.

" Waalaikumsalam"balasku dan mama.

Aku berjalan mengikuti kak Aldo keluar rumah.
"Kak.... Makasih ya" Ucapku segan.

"Hm iya, gw balik" Katanya sambil berjalan menuju kuda besinya, tak lama kak Aldo melesat kemudian hilang dengan motornya.

Aku hendak berjalan masuk, tapi tiba-tiba seorang wanita mencegat tanganku,lalu penamparku.

Plakk!!

Tangan halus wanita itu menyentuh pipiku,"eh cewek ga tau diri brani braninya ya lu meluk calon suami gw"ucapnya kepadaku.

"Maaf, maksud kakak apa ya saya ga paham" Kataku sambil memegangi pipiku yang terasa perih.

"Lu masih nanya maksud gw apa, udah brapa hari ini gw liat lu jalan sama Aldo, dan sekarang kesabaran gw udah habis waktu liat lu meluk Aldo, lu kapan sadar diri sih, masih ga cukup apa dulu lu bikin keluarga gw hampir bangkrut gara gara bokap lu itu, dan skarang gw seneng karna bokap lu udah ga ada, tapi sekarang lu malah deketin calon suami gw, dasar bajingan lo udah jelek juga,tapi nanti lu liat aja endingnya"Ucap Cecil sinis.

Cecilia Angelin wanita berdarah Turki Indo ini adalah anak dari teman kerja papa dulu, papanya sangat baik kepada keluarga ku, namanya pak Anton Santoso, sampai suatu saat papa di fitnah seseorang yang kemudian mengakibatkan papa di cap korupsi, karna berbagai persidangan membuat papa mengalami serangan jantung dan meninggal,satu janjiku untuk papa aku akan menghapus fitnah kejam mereka sehingga keadaan papa dan mama menderita, aku berjanji.

Tak semua orang baik selamanya baik, hanya sikapnya yang memperlihatkan ia baik, tapi tidak dengan pendengarannya, yang sebegitu gampang dipermainkan, hingga bukan dari rasa ia terbuai tapi dari pendengaran karna ucapan yang belum terbukti akan kebenaran.

Yang kmaren bilang ceritanya gantung maaf yah, sekarang udah aku revisi bagian ini ya, biar ga gantung lagi.

Happy reading gys

Jejaknya ya⭐

Lily StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang